• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Senin, 13 Oktober 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Milenial

Perbedaan Sikap dan Budaya Orang Jerman dan Indonesia

Paskalis Andana Trivida Putra by Paskalis Andana Trivida Putra
24 Maret 2022
in Kelana, Milenial
0
Perbedaan Sikap dan Budaya Orang Jerman dan Indonesia

Sumber gambar: dw.com (taken by Hendra Pasuhuk)

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Sebelumnya saya pernah menulis tentang bagaimana proses panjang perjuangan menuju Jerman dan menjalani kehidupan di sana–teman saya juga pernah menuliskan kisah perjuangannya ke Jerman di sini. Nah, kali ini, di samping karena dikirimi sejumlah pertanyaan dari tim redaksi metafor, saya akan menyajikan hal baru mengenai pengalaman yang saya kenyam di Jerman selama beberapa tahun ke belakang. Boleh jadi ada beberapa orang yang mungkin juga ingin tahu bagaimana perbedaan budaya dan watak antara orang Jerman dan Indonesia. Mari simak poin-poin di bawah ini:

Perbedaan Sikap Orang Jerman dan Indonesia

Orang Jerman itu:

  • Lebih berani dan lebih terbuka (jujur) ketimbang orang Indo.
  • Semua direncanakan. Semua butuh Termin (janjian waktu temu). Bahkan terkadang kalau ingin main atau berkunjung ke rumah orang pun juga begitu.
  • Lebih peduli pada lingkungan. Rumah di Jerman yang pasang AC itu sedikit banget, walaupun di sini sedang Summer, otomatis ya bisa panas banget. Suatu kali suhu ketika musim panas di sini pernah sampai 40 derajat. Di samping itu juga, mereka mantap sekali lah recycling-nya: sampah dipisah-pisah, dipilah sesuai kategori sampah organik atau anorganik.
  • Lebih tepat waktu. Mereka juga, kalau punya janji, biasanya datang 15 menit sebelum jam kegiatan atau acara dimulai. Ini layak diteladani.

Orang Indo itu:

  • Lebih sopan. Kalau dalam istilah kita, “tau unggah ungguh”-lah kata orang Jawa.
  • Lebih ramah dan murah senyum. 
  • Lebih peduli ke tetangganya, kalau posisi di rumah, bukan apartemen. Di Jerman soalnya kebanyakan orang yang tinggal di apartemen jadi lebih individualis.
  • Lebih mau bekerja keras kalau di sini. Kita orang Indonesia banyak yang dicap rajin, lho.

 

Kemudian untuk perbedaan kultural yang saya amati, sebenarnya ada banyak. Namun, ada beberapa yang bagi saya menonjol dan ingin saya kemukakan di bawah ini.

Perbedaan Budaya:

  • Budaya baca orang Jerman: saya rasa orang rajin membaca di Jerman itu adalah hal biasa. Mereka bisa cuma keluar di taman dan baca buku di taman sambil nge-teh atau minum kopi. Atau juga di kereta, terutama kereta jarak jauh, banyak orang baca buku atau bawa Kindle buat baca.
  • Di angkutan umum, bus atau kereta kurang lebih mereka sama aja. Cuma kalau naik kereta, bedanya, sebelum naik kereta tiket kita tidak dicek sama sekali. Jadi sebenarnya bisa saja kita naik kereta tanpa beli tiket (hehe), tapi orang Jerman jarang sekali yang begitu. Kesadaran masing-masing: mereka tetap taat aturan dan beli tiket.
  • Terus kalau menyeberang di lampu merah, mereka benar-benar menunggu sampai lampu hijau dulu, baru menyeberang. Mereka juga mendahulukan pejalan kaki dan pesepeda kalau di sini.
  • Sebagai orang asing di Jerman, pasti kita perlu mengurus dokumen, kan? Nah, kita yang harus proaktif mengurus, tanya sana-sini, telpon sana-sini, bolak-balik sana-sini. Tapi kalau beruntung, ada yang bisa bantu.
  • Karena alkohol diperbolehkan di sini, banyak orang yang ngadain party di rumah mereka sekedar untuk minum, atau pergi ke bar atau disko untuk minum.
  • Kalau orang sini pacaran, mereka biasanya juga bakalan tinggal satu rumah. Di sini hal semacam itu merupakan hal yang biasa. Jika mereka punya anak, mereka juga tidak harus menikah.

 

Destinasi Wisata

Terakhir, saya kasih tahu buat teman-teman pembaca di sini barangkali nanti punya rezeki dan bisa berkunjung ke Jerman, ini daftar destinasi wisata di Jerman yang saya catat. Aslinya, jujur, banyak banget…. Tapi ini yang bisa saya rekomendasikan buat kalian:

  • Kalau suka naik gunung, sebaiknya pergi ke daerah Selatan, ke Pegunungan Alpen. Di sini kalian bisa mendaki banyak gunung. Hiking di sekitaran danau-danau, atau sekedar jalan kaki. Kalau di daerah Selatan, setiap kota pasti punya jalur pendakian sendiri, entah yang ke gunung, menyusuri sungai, atau keliling danau.
  • Kalau suka ke museum, saya punya saran ke Museum Insel di Berlin, itu mungkin museum terbesar di Jerman, dan koleksinya bagus-bagus.
  • Tapi selain itu, di Munich juga ada BMW Museum, bagus juga. Atau di Stuttgart ada Mercedes-Benz Museum.

Nah, untuk tulisan kali ini saya cukupkan dulu, ya. Mungkin nanti kalau ada pertanyaan lagi, silakan boleh DM Instagram saya. Kalau pas sempat dan tidak sedang kelelahan bekerja, kemungkinan akan saya share lagi cerita-cerita seputar Jerman. Selamat memburu cita-citamu.[]

Tags: AusbildungbudayaFSJIndonesiaJermanPerbedaan Sikap dan Budaya Orang Jerman dan Indonesiashock culture
ShareTweetSendShare
Previous Post

8 Film Dokumenter yang Akan Membuatmu Lebih Sadar Isu Lingkungan

Next Post

Tips Menulis Artikel Ilmiah yang Publishable di Jurnal Nasional Terakreditasi

Paskalis Andana Trivida Putra

Paskalis Andana Trivida Putra

Pemuda asal Jawa, tepatnya Purwokerto, yang kini tinggal di Tegernsee - Jerman. Hobi menggambar, nyanyi, dan jalan-jalan. Bisa disapa via ig: @pascalis_a

Artikel Terkait

Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
Kelana

Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi

9 Agustus 2025

Narasi canggih soal kopi di coffee shop terdengar terputus dari asalnya: alas. Rasa yang belum menyatu itu menyembulkan sebuah ide...

Film “Like & Share”, Ketidaksengajaan dan Trauma Kekerasan Seksual
Milenial

Film “Like & Share”, Ketidaksengajaan dan Trauma Kekerasan Seksual

8 Mei 2023

Peringatan: tulisan ini mengandung konten sensitif yang barangkali dapat mengganggu dan memicu trauma Anda. _ Pada tahun 2022 kemarin, Netflix...

Ada Nafas Sahara di Hutan Amazon
Gaya Hidup

Ada Nafas Sahara di Hutan Amazon

30 April 2023

Pernahkah kita terbesit secara sadar kalau udara yang kita hirup, air yang kita minum, makanan yang kita telan itu berasal...

Menjajaki Belanda: Dekapan Mimpi yang Jadi Nyata
Kelana

Menjajaki Belanda: Dekapan Mimpi yang Jadi Nyata

5 Juli 2022

Belanda, mungkin negeri ini tidak asing bagi orang Indonesia mulai dari yang tua sampai yang muda. Terlebih bagi saya. Dalam...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Pendidikan, Multiple Intelligences dan Persoalan Era Digital

Pendidikan, Multiple Intelligences dan Persoalan Era Digital

25 Juni 2021
Istirahat dan Pelukan Ibu

Istirahat dan Pelukan Ibu

29 Juni 2022
Gambar Artikel Puisi Selamanya Laut. Kumpulan Puisi Faris Al Faisal

Selamanya Laut

14 Januari 2021
Gambar Artikel Kumpulan Lagu dan Playlist Musik di Warung Kopi

Warung Kopi dan Playlist Musiknya

11 Maret 2021
Cermin Peradaban

Cermin Peradaban

14 Februari 2021
Tips Menjaga Kesehatan Mental Anak Muda di Masa Pandemi

Tips Menjaga Kesehatan Mental Anak Muda di Masa Pandemi

7 Desember 2021
Buya Syakur Yasin: Antara Agama dan Budaya, Menimbang yang Fana dan yang Abadi

Buya Syakur Yasin: Antara Agama dan Budaya, Menimbang yang Fana dan yang Abadi

10 Februari 2021
Bagaimana Laut Membuang Masa Kanak dan Remajamu?

Bagaimana Laut Membuang Masa Kanak dan Remajamu?

25 Februari 2021
Dimulai dari Ibu

Dimulai dari Ibu

6 Mei 2021
Gambar Artikel Air Terjun Temburun dan Pulau Temawan

Air Terjun Temburun dan Pulau Temawan

28 November 2020
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Bersikap Maskulin dalam Gerakan Feminisme
  • Emas di Piring Elite dan Jualan Masa Depan Cerah yang Selalu Nanti
  • Dua Jam Sebelum Bekerja
  • Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya
  • Pemerintah Daerah Tidak Bisa Cari Uang, Rakyat yang Menanggung
  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu
  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (216)
    • Cerpen (54)
    • Puisi (141)
    • Resensi (20)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (72)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (33)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.