1.
Kita ini suka iseng. Apa saja kita kupas dan analisis. Dalam budaya Jawa kita mengenal othak-athik gathuk. Setiap peristiwa dihubung-hubungkan, sehingga kita menemukan benang merahnya dan jawabannya mengapa peristiwa itu bisa terjadi. Aneh bin ajaib. Ndilalah kok mengena pula.
Dalam bahasa Jawa kita mengenal kerata basa. Dalam bahasa Indonesia kita juga mengenal singkatan dan akronim. Misalnya kata dewur kepanjangannya gede dhuwur (besar tinggi). Degus, gedhang, kendi, katok, dan wedang memiliki kepanjangan gede bagus (besar ganteng), digeget bar madhang (digigit setelah makan), duwure kaya teken ngisore gedi (atas seperti tongkat bawah besar), nak nganggo sikile diangkat sitok (kalau memakai kakinya diangkat satu), dan ngawe-awe kadang (memanggil-manggil saudara),
Dalam bahasa Indonesia kita juga tak dapat dipisahkan dari penggunaan singkatan dan akronim untuk berkomunikasi antarwarga. Singkatan dan akronim yang mula-mula dipopulerkan dan dibakukan penggunaannya di kalangan militer ini, kemudian berkembang pesat sesuai dengan perkembangan sosial, ekonomi, dan budaya di masyarakat.
Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari satu huruf atau lebih, sedangkan akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, ataupun huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
2.
Apakah Anda suka merokok? Sebelum kecanduan, sebaiknya Anda tidak berkenalan dengan rokok. Anda tentu dapat menimbang-nimbang apakah untung dan ruginya jika Anda merokok.
Di kalangan ahli hisap dan anggota dewan suro (suka merokok) sudah sejak lama singkatan dan akronim melekat di dunia rokok. Sebagai bahasa gaul yang sering digunakan di kalangan anak baru gede (ABG), berbagai merk rokok pun dicarikan kepanjangannya. Maka singkatan dan akronim yang berkaitan dengan merk rokok dikenal luas sebagai plesetan di kalangan anak muda pada dekade 80-an dan 90-an.
Rokok yang harganya sangat mahal pada saat itu, Dji Sam Soe, oleh kalangan muda dibuatkan kepanjangannya menjadi Jiwa Sampai Surga. Jika menghisap rokok dengan merk ini, jiwa Anda terasa masuk surga. Ada-ada saja. Aya-aya wae.
Merk rokok yang terkenal ketika saya masih belajar di sekolah dasar pada tahun 1970-an di Semarang, Sukun, memiliki kepanjangan suka rukun. Wow, cakep. Tentu semua orang menginginkan hidup yang rukun dan damai. Rokok dengan merk ini sangat digemari kalangan old, termasuk orang tua saya.
Kepanjangan merk rokok Bentoel adalah benar-benar tulen.. Benar-benar asli. Mungkin istilah sekarang untuk hal ini adalah ori atau orisinal. Keren tentu saja jika setiap orang memiliki ide-ide yang orisinal.
Rokok Djarum Super yang menguasai pangsa pasar memiliki kepanjangan yang menohok bagi siapa pun yang suka keluyuran sebelum wabah corona menerpa negeri ini. Ketika saya belum purnabakti alias pensiun, dan aktif keluar kota dan daerah mengikuti pelatihan dan desiminasi hasil pelatihan, saya suka menghisap rokok ini. Kawan-kawan sekantor sambil bercanda mengatakan bahwa saya pada masa-masa ini jarang di rumah suka pergi.
Yang agak ekstrem saya dicap jarang di rumah suka perempuan. Hem, hahaha..
Bisa saja ini plesetan, jika Anda kebetulan penggemar rokok dengan merk ini, Anda tidak perlu mengambil hati ketika mendengar seloroh demikian. Namanya juga juga plesetan.
Ketika saya masih kuliah di Fakultas Pendidikan dan Bahasa Jurusan Bahasa Indonesia di IKIP Jakarta pada tahun 1980-an, kami – saya dan kawan-kawan– suka menghisap rokok Kansas. Selain harganya terjangkau, isi sebungkus Kansas bisa duapuluh batang. Kepanjangan Kansas adalah kami anak sastra. Pas banget dengan jurusan kami kuliah.
Rokok dengan merk Dunhil memiliki kepanjangan yang sangat filosofis. Setiap orang, siapa pun, mestinya memiliki pandangan atau visi terhadap dunia ini dan makna kita hidup di atas dan di dalamnya. Anda tahu apa kepanjangan Dunhil? Dunia ini hanya ilusi. Wah, mantab juga ya!
Rokok dengan merk Ardath memiliki kepanjangan yang – maaf beribu maaf– namanya juga plesetan, agak menyerempet-nyerempet bahaya. Konon setiap anak muda yang pernah hidup pada tahun-tahun 1980-an tahu dan paham singkatan Ardath. Sebagian besar kawula muda pada tahun-tahun itu pasti mengatakan bahwa kepanjangan Ardath adalah Aku rela ditiduri asal tidak hamil. Weleh-weleh! Opo iyo?
Berbagai merk rokok lainnya sampai dengan saat ini sulit dicarikan kepanjangannya. Selain itu, saya sendiri pun secara personal dan pribadi belum pernah mengalaminya. Meski secara kebetulan sekalipun. Kreativitas plesetan terbentur oleh stagnasi pikir dan logika yang membelenggu. Hingga saat ini saya belum pernah mendapatkan info mengenai kepanjangan merk rokok Gudang Garam, Sampoerna, Wismilak, Minakjinggo, Gentong, dan Sriwerdari. Apa boleh buat!
3.
Kepanjangan dari singkatan dan akronim berbagai merk rokok tersebut tercipta sebagai bentuk kreativitas di bidang bahasa yang tak perlu disalahpahami. Ini hanya sebuah plesetan yang bernada dan bernuansa humor untuk berseloroh dalam komunikasi antarwarga. Tak ada tujuan lain. Tak lebih dari itu.
Kepanjangan dari berbagai merk rokok yang dikreasi oleh penutur bahasa bisa berkembang sesuai dengan perkembangan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. Ini tak bisa dicegah sepanjang tidak bermuatan fitnah dan hoaks. Sebab, kreativitas melampaui batas imajinasi yang kadang-kadang bisa disalahpahami.
Salah satu ciri bahasa gaul adalah nada dan nuansa humor yang terkandung oleh kepanjangan singkatan dan akronim berbagai merk rokok. Ini digunakan oleh masyarakat pemakai bahasa karena keberterimaannya. Selain itu, fungsi utamanya adalah agar komunikasi dapat berlangsung secara cair sehingga mencapai efektivitas dan familiaritas. Demikianlah.
Cibinong, 1 Maret 2021