Metafor.id

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

  • Tentang Metafor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Friday, 1 July, 2022
  • Login
  • Register
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Milenial

Berteman dengan Kegagalan

Refina Elfariana D. by Refina Elfariana D.
7 May 2022
in Milenial, Tips dan Trik
0
Berteman dengan Kegagalan

Getty Images

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Hello sobat meta, tulisan ini untuk calon orang hebat yang saat ini masih gagal, siapapun kalian, saya yakin kalian adalah pemilik masa depan. Hehe, terkesan berlebihan, bukan? Tapi itu tidak masalah, terkadang semangat juga dipicu oleh kalimat-kalimat ngasal yang keluar saat lagi kesenengan.

Kalau bicara soal kegagalan, sepertinya semua orang pernah merasakannya. Dan setiap dari kita memiliki cara yang berbeda dalam menyikapinya. Tidak jarang kegagalan menjadi cambukan bagi sebagian orang agar mampu berlari lebih kencang, namun banyak juga yang masih menjadikan kegagalan sebagai alasan untuk menghentikan langkah kaki mereka. Nah, di sini saya coba suguhkan buat sobat meta tips yang gampang diterapkan mengenai cara menyikapi sebuah kegagalan.

Tips Melihat Kegagalan

Untuk kita yang hari ini masih memandang kegagalan hanya memberikan dampak negatif dalam perjalanan hidup, mari menyelami kalimat-kalimat ini. Semoga bisa membuka hati dan membuat kita berani menghadapi banyak hal.

Pertama, kegagalan itu adalah sebuah kewajaran.  Bukankah sudah menjadi kodrat bahwa kehidupan selalu memiliki dua sisi? Baik dan buruk. Senang dan sedih. Kiri dan kanan. Aku dan kamu (misalnya, lho). Begitu pula sukses dan gagal. Mungkin slogan yang sudah tidak asing ini benar, bahwa “jika kita ingin menikmati sebuah kesuksesan, kita pun harus siap merasakan pedihnya sebuah kegagalan.”

Kedua, gagal adalah tanda bahwa kita sudah berani. Hei, kamu itu hebat! Karena kegagalan adalah milik mereka yang berani mengambil keputusan dan memanfaatkan kesempatan serta berani keluar dari zona nyaman. Bayangkan saja kalau kamu tidak memilih untuk mencoba, maybe kamu tidak akan pernah tau bagaimana caranya belajar hal baru. Karena sejatinya kegagalan adalah pelajaran.

Dan gagal itu bagian dari proses kita untuk tumbuh. Berani gagal itu artinya kita sudah selangkah lebih jauh dari mereka yang memilih berdiam diri di kamar sambil rebahan–umpamanya, lho.

Ketiga, kegagalan bukanlah penentuan akhir. Ya, masih seringkah kita berfikir kalau kegagalan adalah akhir? Jika hal itu ada di pikiranmu, coba ubah mindset-mu! Karena kamu akan kalah jika masih mudah terbawa perasaan dan berlarut-larut dalam menghadapi sebuah kegagalan, karena calon orang sukses hanya menganggap kegagalan sebuah batu kerikil di jalan, yang tidak memberi impact besar di perjalanan.

Kegagalan juga bukan penentu bagaimana akhir dari perjalananmu. Ibaratkan saja kegagalan itu memberi ruang untuk kamu sedikit mundur agar dapat berlari lebih kencang.

Keempat, jadikan kegagalan sebagai motivasi. Ini penting! Ternyata orang-orang hebat selalu menjadikan kegagalan sebagai batu loncatan. Mereka akan belajar dari sebuah kegagalan, karena jika terus-terusan berhasil kita tidak akan pernah tau caranya berdamai dengan diri ketika hasil tak sesuai ekspetasi.

Kegagalan sebagai Teman Perjalanan

Ya, ternyata gagal tidak akan jadi masalah besar ketika kita bisa melihatnya dari sisi positif. Gagal tidak akan jadi hal memalukan kalau kita tau caranya menyikapi keadaan. Dan ini hanya soal waktu. Kita hanya perlu terus berusaha. Buktikan kalau kegagalan adalah awal dari kesuksesan dalam setiap perjalanan hidup seseorang.

Jika hari ini kita masih menemui kegagalan yang membuat kita ingin marah dan menyalahkan diri, maka bernafaslah dengan panjang. Lalu katakan: “It’s okey, kamu sudah melalukan yang terbaik yang kamu bisa, kamu hanya perlu mencobanya lebih keras lagi.”

Percayalah orang sukses tidak tumbuh dari buaian kenyamanan maupun manisnya sebuah keberhasilan. Orang sukses adalah mereka yang tumbuh dari pahit-asam-garam-merica kehidupan (heuheu), termasuk naik dan turunnya volume kehidupan.

For everything you do, kamu tidak perlu menjadi yang terbaik, karena kamu tidak sedang berada di perlombaan hidup. Apalagi sampai membandingan diri dengan orang lain. Tidak usah. Ingatlah, bahwa yang pantas untuk jadi pembanding adalah dirimu di hari kemarin, demi menjadi dirimu di hari esok yang lebih baik lagi.

Tidak harus terburu-buru, pelan-pelan saja, tidak apa. Kita tidak sedang berlomba dengan siapa pun!

Sekarang, mari menjadikan kegagalan sebagai teman, yang tidak perlu khawatir jika bertemu di persimpangan jalan. Kalau perlu, boleh lah berjabat tangan sembari mengatakan, “senang bisa berjumpa, semoga setelah ini kau banyak memberi pelajaran.”

Let’s try! Berteman dengan kegagalan sebanyak-banyaknya. Karena setiap cerita sukses selalu ada part yang mempertemukan kita dengan sebuah kegagalan.[Ed. MnW]

Tags: kegagalanmilenialmotivasiself-developmenttips dan trik
ShareTweetSendShare
Previous Post

Takbiran Buruh, Hardiknas Ki Hadjar Dewantara dan Lebaran Pascapandemi

Next Post

Panitia Hari Besar Islam: Representasi Toleransi Keumatan dalam Peringatan Idul Fitri di Kabupaten Klungkung

Refina Elfariana D.

Refina Elfariana D.

Penulis Asal Bojonegoro, Jatim. Sedang menempuh S1 di Ilmu Komunikasi UINSA. Kerap menulis di platform digital. Bisa disapa di IG: @rfn_ed.

Artikel Terkait

Pilih Masjid yang Tarawih 8 atau 20? Ada yang Dua-duanya lo!
Gaya Hidup

Pilih Masjid yang Tarawih 8 atau 20? Ada yang Dua-duanya lo!

13 April 2022

Perdebatan tentang jumlah rakaat tarawih yang mewarnai jagat maya tampaknya tak berlaku di Masjid Al-Hikmah Kampung Islam Lebah, Klungkung. Pasalnya...

4 Alasan Fundamental Mengapa Kita Perlu Membaca
Milenial

4 Alasan Fundamental Mengapa Kita Perlu Membaca

3 April 2022

Perihal minat baca, kita sudah sangat sering mendengar bahwa masyarakat Indonesia memiliki minat baca yang sangat rendah. Data UNESCO―bicara data...

4 Suguhan Apik yang Ditawarkan Film “Don’t Look Up”
Gaya Hidup

4 Suguhan Apik yang Ditawarkan Film “Don’t Look Up”

27 March 2022

Pada Desember 2021 lalu, Netflix merilis film Don’t Look Up. Sebuah film fiksi ilmiah yang berbumbu komedi. Beberapa nama yang...

Tips Menulis Artikel Ilmiah yang Publishable di Jurnal Nasional Terakreditasi
Tips dan Trik

Tips Menulis Artikel Ilmiah yang Publishable di Jurnal Nasional Terakreditasi

25 March 2022

Jika kamu memang suka menulis, terutama yang berbau akademik ilmiah, maka kamu beruntung ketemu dengan tulisan ini (ciye… pede banget...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Gambar Artikel Percakapan Orang Sinting Tentang Kota bawah Tanah

Percakapan Orang Sinting

23 January 2021
Gambar Artikel Kumpulan Lagu dan Playlist Musik di Warung Kopi

Warung Kopi dan Playlist Musiknya

11 March 2021
Jam Operasional Korona

Jam Operasional Korona

5 February 2021
Gambar Artikel Ada Apa dengan Pak Prabowo Subianto?

Ada Apa dengan Pak Prabowo Subianto?

31 December 2020
Gambar Artikel Falsafah Dewa Ruci Sunan Kalijaga

Falsafah Dewa Ruci Sunan Kalijaga

12 November 2020
Gambar Artikel Puisi-Puisi Kema Ferri Rahman

Puisi-Puisi Kemas Ferri Rahman

5 November 2020
Menulis Puisi

Menulis Puisi

31 March 2021
Di Sepanjang Jarak antara Sepasang Kekasih

Di Sepanjang Jarak antara Sepasang Kekasih

13 July 2021
Di Kemanggisan

Di Kemanggisan

22 December 2021
Bentang dan Jet Lag Blues

Bentang dan Jet Lag Blues

31 August 2021

Ikuti Kami di Instagram

  • Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Sobat Muslim semua. Mohon maaf lahir dan bathin yaa sob 🙏
Welcome Ramadhan 1443 H 🥰♥️

#ramadhan #metafordotid #nulisdimetafor
  • [WRITE FOR PEACE 3.1]
“If we have no peace, it is because we have forgotten that we belong to each other.”—Mother Teresa.

Hallo sobat meta, siapa yang sudah menunggu program spesial yang diadakan For Peace Project?
Sekarang saatnya sobat ikuti agenda kegiatannya. Selengkapnya bisa klik link yang ada di story yaa sobat😃😃
_________________________________

How long have you waited to join our special annual program? Your patience is paid off now. Write For Peace is here! It is an annual event run by For Peace Project that selects the prospective youth in Southeast Asia to contribute by voicing their concerns about human rights and peacebuilding through writing. 

In this edition of Write For Peace, we try to bring up the overlooked issues on peace and human rights, including the rights of indigenous peoples, refugee & asylum seeker rights, Sexual and Gender-Based Violence (SGBV), and unrecognized beliefs and religious issues. Therefore, we provide a platform to understand and explore the problems mentioned by inviting four outstanding speakers in their respective fields. 

This activity aims to stimulate youth ideas and concerns and then manifests their thoughts through writing. 

There are a series of activities of Write For Peace 3.1: 
Registration: 16 March - 14 April 2022
Presentation Session: 16 - 17 April 2022
Open Submission: 18 - 30 April 2022
Article Publication: 25 April - 7 May 2022

What are you waiting for? Join us by clicking the link below for more information:

https://bit.ly/Guidelines_WFP31

Save the dates and see you in April!

#Writing #Writer
#ASEANYouth
#ASEAN #IndigenousPeople #GenderBasedViolence
#TraditionalReligion
#Refugees
#AsylumSeekers
#Peacebuilding 
#humanrights
  • [WRITE FOR PEACE 3.1]
“If we have no peace, it is because we have forgotten that we belong to each other.”—Mother Teresa.

How long have you waited to join our special annual program? Your patience is paid off now. Write For Peace is here!

Ini adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh @forpeaceproject dengan memilih pemuda Asia Tenggara untuk berkontribusi dalam menyuarakan kekhawatiran mereka berkaitan dengan hak asasi manusia dan pembangunan perdamaian melalui tulisan.

Dalam Write For Peace edisi kali ini, kami mencoba mengangkat isu-isu yang terabaikan tentang perdamaian dan hak asasi manusia, termasuk hak masyarakat adat, hak pengungsi & pencari suaka, Kekerasan Berbasis Seksual dan Gender (SGBV), serta kepercayaan dan agama yang tidak diakui. Oleh karena itu, kami menyediakan wadah untuk memahami dan mendalami permasalahan tersebut dengan mengundang empat pembicara luar biasa di bidangnya masing-masing.

Kegiatan ini bertujuan untuk merangsang ide dan kepedulian kaum muda dalam mewujudkan pemikiran mereka melalui tulisan.

Berikut rundown kegiatan Write For Peace 3.1: 
Registration: 16 March - 14 April 2022
Presentation Session: 16 - 17 April 2022
Open Submission: 18 - 30 April 2022
Article Publication: 25 April - 7 May 2022

What are you waiting for? Join us by clicking the link below for more information:

https://bit.ly/Guidelines_WFP31

Save the dates and see you in April!

#Writing #Writer
#ASEANYouth
#ASEAN #IndigenousPeople #GenderBasedViolence
#TraditionalReligion
#Refugees
#AsylumSeekers
#Peacebuilding 
#HumanRights
  • [WRITE FOR PEACE 3.1]
“If we have no peace, it is because we have forgotten that we belong to each other.”—Mother Teresa.

How long have you waited to join our special annual program? Your patience is paid off now. Write For Peace is here!

Ini adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh @forpeaceproject dengan memilih pemuda Asia Tenggara untuk berkontribusi dalam menyuarakan kekhawatiran mereka berkaitan dengan hak asasi manusia dan pembangunan perdamaian melalui tulisan.

Dalam Write For Peace edisi kali ini, kami mencoba mengangkat isu-isu yang terabaikan tentang perdamaian dan hak asasi manusia, termasuk hak masyarakat adat, hak pengungsi & pencari suaka, Kekerasan Berbasis Seksual dan Gender (SGBV), serta kepercayaan dan agama yang tidak diakui. Oleh karena itu, kami menyediakan wadah untuk memahami dan mendalami permasalahan tersebut dengan mengundang empat pembicara luar biasa di bidangnya masing-masing.

Kegiatan ini bertujuan untuk merangsang ide dan kepedulian kaum muda dalam mewujudkan pemikiran mereka melalui tulisan.

Berikut rundown kegiatan Write For Peace 3.1: 
Registration: 16 March - 14 April 2022
Presentation Session: 16 - 17 April 2022
Open Submission: 18 - 30 April 2022
Article Publication: 25 April - 7 May 2022

What are you waiting for? Join us by clicking the link below for more information:

https://bit.ly/Guidelines_WFP31

Save the dates and see you in April!

#Writing #Writer
#ASEANYouth
#ASEAN #IndigenousPeople #GenderBasedViolence
#TraditionalReligion
#Refugees
#AsylumSeekers
#Peacebuilding 
#HumanRights
  • Selamat Hari Kartini untuk semua sobat perempuan. ♥️🌸

#harikartini2022 #emansipasiwanita #metafordotid #nulisdimetafor
  • Selamat Hari Bumi 2022 🌍🌎🌏

Today
  • Selamat Hari Buku Sedunia sobat Meta 🥳📚

Lagi baca buku apa nih sobat?
Geser untuk liat koleksi buku self improvement Meta dong, ada favoritmu? 😍
Komen di bawah yaaaa 🙆‍♀️

#worldbookday #metafordotid #nulisdimetafor
  • Selamat hari buruh, sobat.
(KBBI: Buruh= orang yang bekerja untuk orang lain dengan mendapat upah; pekerja)

#hariburuhnasional #metafordotid #1mei2022
  • Selamat hari pendidikan nasional sobat.
Ada yang bilang pendidikan adalah proses menemukan yang dikehendaki Tuhan atas hidup kita.
Kalau menurut sobat, pendidikan itu apa?

#metafordotid #haripendidikannasional #belajar
  • Takbiran Buruh, Hardiknas Ki Hadjar Dewantara dan Lebaran Pascapandemi

Oleh M. Naufal Waliyuddin

Salah satu contoh dampak buruk doktrin kemandirian tersebut adalah ketidakmampuan individu dalam menakar dan menghargai jasa orang lain—yang sangat mungkin tidak disadarinya. Kadang seseorang merasa mandiri, bisa mengurus KTP, SIM, nyuci pakaian, masak, sampai daftar kuliah dan hal lainnya dengan dirinya sendiri. Namun ia lupa, bahwa makanan yang ia beli, pakaian yang ia kenakan, pasti melibatkan multiperan dari berbagai profesi manusia.

Selengkapnya di 
https://metafor.id/kolom/takbiran-buruh-hardiknas-ki-hadjar-dewantara-dan-lebaran-pascapandemi/

#metafordotid
#nulisdimetafor
#bacaartikel
  • Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun
.
.
.
Turut berbelasungkawa atas berpulangnya Buya Syafii. Semoga bertemu di kehidupan selanjutnya, buya.

(Sumber foto: web Antara)
  • Selamat Hari Lahir Pancasila, semoga kita senantiasa terus berkontribusi untuk Indonesia Sobat.

Jangan lupa kirim tulisanmu di website kami 👋

#pancasila #bhinnekatunggalika #metafordotid #nulisdimetafor
Facebook Twitter Instagram Youtube
Metafor.id

Metafor.id adalah “Taman Literasi Digital” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Panitia Hari Besar Islam: Representasi Toleransi Keumatan dalam Peringatan Idul Fitri di Kabupaten Klungkung
  • Berteman dengan Kegagalan
  • Takbiran Buruh, Hardiknas Ki Hadjar Dewantara dan Lebaran Pascapandemi
  • Mati dan Pagi Hari di Cikajang
  • Pulang
  • Konsep Cahaya Menurut Suhrawardi dalam Epistimologi Ishraqi (Tasawuf Falsafi)
  • Membaca Pikiran Atheis Sam Harris: Manusia Bebas atau Terjajah Selera?
  • Menyuarakan Mereka yang Terbungkam
  • Sekala Niskala
  • Minyak Goreng: Objek Doktrin Ekonomi Politik Klasik “Laissez-faire”
  • Pilih Masjid yang Tarawih 8 atau 20? Ada yang Dua-duanya lo!
  • Seni Memahami (Diri)

Kategori

  • Event (5)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (3)
  • Inspiratif (30)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (18)
  • Kolom (55)
    • Ceriwis (12)
    • Esai (43)
  • Metafor (186)
    • Cerpen (46)
    • Puisi (125)
    • Resensi (14)
  • Milenial (43)
    • Gaya Hidup (23)
    • Kelana (10)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (68)
    • Cangkem (16)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Login
  • Sign Up

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In