• Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Kru
  • Kerjasama
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
Monday, 01 December 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Milenial Gaya Hidup

4 Nilai Humanistik dalam Film “Hotel Transylvania: Transformania”

Mohammad Azharudin by Mohammad Azharudin
1 March 2022
in Gaya Hidup
0
4 Nilai Humanistik dalam Film “Hotel Transylvania: Transformania”

https://www.deviantart.com/mellodee/art/Hotel-Transylvania-757768697

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Bulan Januari 2022 lalu, film Hotel Transylvania yang ke-4 rilis. Film ini memiliki judul lengkap Hotel Transylvania: Transformania. Meski dari luar tampak memiliki kesan horor, tapi film ini family-friendly banget, kok. Konflik yang disuguhkan pun terasa begitu ringan. Jadi, bagi kalian yang merasa capek memahami film-film Christopher Nolan dan ingin beristirahat sejenak, film ini sangat recommended untuk ditonton. Asalkan waktu nonton pikiran kalian nggak dipenuhi oleh teori konspirasi. Maka, sementara lupakan dulu teori konspirasi di kepala kalian supaya bisa menikmati sisi hiburan filmnya.

Film Hotel Transylvania 4 ini bercerita tentang sosk Drak (nama lengkapnya Drakula) yang mau memasuki masa pensiun―atau mungkin lebih tepatnya memensiunkan diri―sebagai pemilik hotel. Drak berniat memindahtangankan kepemilikan hotel pada anaknya, Mavis. Namun, Drak nggak sepenuhnya yakin dengan hal tersebut. Musababnya adalah menantunya (yang juga merupakan suami dari Mavis), Johnny, memiliki visi yang berbeda dengan Drak.

Johnny ingin merenovasi hotel sesuai dengan konsep yang ada di kepalanya, dan hal tersebut sangat tidak diinginkan oleh Drak. Karena hal itu, Drak pun mengarang sebuah regulasi di mana aturannya berkata bahwa hotel hanya boleh dimiliki oleh monster, bukan manusia. Tanpa sengaja ternyata hasil mengarang Drak tersebut melahirkan masalah baru yang cukup runyam.

Nah, disadari atau tidak, ternyata film Hotel Transylvania 4 ini mengajarkan beberapa nilai kemanusiaan. Setidaknya ada 4 yang saya temukan, sebagai berikut:

  1. Empati

Dalam film ini, ajaran soal empati dipertontonkan saat Drak dan Johnny bertukar posisi. Johnny menjadi monster, sementara Drak menjadi manusia. Hal tersebut dapat terjadi lantaran alat dari Van Helsing yang dapat mengubah monster jadi manusia dan sebaliknya. Johnny ingin menjadi monster karena ia telah terperdaya oleh aturan karangan Drak soal kepemilikan hotel. Johnny berpikir bahwa bila dirinya jadi monster, maka ia akan mendapat hak milik hotel bersama dengan istrinya.

Sementara itu, Drak sendiri jadi manusia tanpa sengaja. Drak sangat membenci hal tersebut sebab ia tak lagi bisa menggunakan kekuatannya saat jadi monster (vampir). Oleh sebab itulah, Drak bersikeras supaya dirinya bisa berubah kembali menjadi monster.

Dalam menjalani perannya sebagai manusia, Drak mengalami banyak kesulitan yang belum pernah ditemuinya. Sebagai contoh, biasanya ia bisa menempuh perjalanan jauh dengan terbang (berubah jadi kelelawar), tapi sekarang tidak lagi. Drak juga baru pertama merasakan digigit―bahkan dikeroyok―nyamuk yang sangat menjengkelkannya.

Akan tetapi, di sisi lain Drak juga menemukan beberapa keindahan saat jadi manusia. Misalnya, ia nggak lagi terbakar oleh sinar matahari dan ia bisa bebas melihatnya. Keindahan matahari baru disadari oleh Drak ketika dirinya jadi manusia. Lalu bagaimana dengan Johnny? Ia justru jadi punya banyak kemudahan dibanding saat dirinya jadi manusia. Dari sini kita bisa belajar tentang empati. Belajar untuk merasakan keadaan yang sama dengan orang lain, sehingga kita tidak jadi pribadi yang sak–karepe dhewe.

  1. Mendengarkan Orang Lain

Mendengarkan orang lain bukan berarti nguping, lho ya! Salah satu scene yang mengajarkan soal mendengarkan orang lain adalah ketika Drak berbincang dengan Ericka tentang masa pensiunnya. Drak ingin segalanya terlihat sempurna (dalam arti sesuai dengan keinginan dirinya tentunya). Ericka sendiri mencoba menyadarkan Drak bahwa semuanya mungkin akan berbeda setelah dirinya pensiun, dan itu bukan masalah besar. Selain itu, Ericka juga coba meyakinkan Drak supaya ia ikhlas memberikan hak milik hotel pada Johnny, bukan cuma pada Mavis. Hal itu disebabkan karena bagaimana pun Johnny dan Mavis adalah suami-istri.

Nah, banyak dari kita yang sering kali enggan mendengarkan orang lain. Kita sering merasa bahwa pendapat kitalah yang paling benar, sehingga ketika ada orang lain bicara, kita malah menyelanya. Ini merupakan kebiasaan buruk yang harusnya tidak kita lestarikan.

Mirisnya, kebiasaan menyebalkan ini kadang justru melekat pada orang-orang yang mengenyam pendidikan tinggi. Padahal, pendidikan tinggi bukan jaminan kita menjadi orang yang paling benar. Tetap saja, masih ada kemungkinan bagi kita untuk salah. Atas hal itu, kita selalu perlu untuk mendengarkan orang lain. Berangkali dari apa yang dicontohkan dalam film Hotel Transylvania 4 ini kita bisa belajar kemampuan mendengar. Dimulai dari yang paling sederhana: tidak menyela saat orang lain bicara.

  1. Menerima Diri Sendiri

Ketika Drak berubah jadi manusia, ada banyak perubahan yang terjadi pada fisiknya. Rambut yang tidak lagi klimis, dada yang tidak membusung, juga perut yang jadi buncit. Awalnya Drak sangat takut dengan perubahan fisiknya tersebut. Ia berusaha menyembunyikannya dari Ericka. Tapi ternyata Ericka sudah tahu hal tersebut. Ericka lantas bilang bahwa ia tetap mencintai Drak bagaimana pun tampilannya. Drak pun akhirnya menerima perubahan pada fisiknya.

Barangkali banyak dari kita yang pernah mengalami hal serupa Drak, sulit menerima diri apa adanya. Namun, pertanyaan mendasarnya adalah, bukankah semua manusia lahir membawa kekurangannya masing-masing? Ada yang terlahir good looking, tapi PD-nya kelewatan sehingga justru membuat banyak orang nggak suka. Ada yang punya pemikiran bagus, tapi sayang suka menghakimi orang seenaknya. Tidak ada yang benar-benar sempurna. Jadi, mari kita terima diri sendiri apa adanya dengan cara berdamai dengan ketidaksempurnaan.

  1. Selalu Berusaha Melihat Sisi Positif

Kalimat tersebut merupakan kalimat yang sering dikatakan Johnny pada Drak. Hal itu lantaran Drak yang selalu menggerutu ketika menemui hal-hal yang tidak diinginkannya. Johnny kemudian memberi analogi sebuah marhsmallow yang dibakar. Dari luar marshmallow tersebut memang tampak buruk, tapi bila kita melihat isinya kita akan menemukan sesuatu yang manis. Jadi, mulai sekarang coba belajar lihat segala sesuatu dari sisi positifnya. Ambil hikmahnya. Kalau nggak bisa, maka misuh-lah!.Eh, jangan deh. Lebih baik ber-istighfar-lah.[]

Tags: filmFilm Hotel Transylvaniagaya hiduphumanismeReview Film
ShareTweetSendShare
Previous Post

Sajak Seorang Preman Sebelum Jadi Penyair

Next Post

Pentingnya Literasi Kepribadian pada Buku Cerita Anak

Mohammad Azharudin

Mohammad Azharudin

Asal Banyuwangi, Jawa Timur. Anak muda biasa yang suka belajar. Bisa disapa di Instagram @mas_azhar.27

Artikel Terkait

Di Balik Prokrastinasi: Naluri Purba Vs Tuntutan Zaman
Gaya Hidup

Di Balik Prokrastinasi: Naluri Purba Vs Tuntutan Zaman

31 October 2025

Menunda-nunda, atau prokrastinasi, adalah fenomena yang tampaknya sepele tetapi sesungguhnya sangat kompleks. Data menunjukkan bahwa 95% orang melakukannya pada tingkat...

Film “Like & Share”, Ketidaksengajaan dan Trauma Kekerasan Seksual
Milenial

Film “Like & Share”, Ketidaksengajaan dan Trauma Kekerasan Seksual

8 May 2023

Peringatan: tulisan ini mengandung konten sensitif yang barangkali dapat mengganggu dan memicu trauma Anda. _ Pada tahun 2022 kemarin, Netflix...

Ada Nafas Sahara di Hutan Amazon
Gaya Hidup

Ada Nafas Sahara di Hutan Amazon

30 April 2023

Pernahkah kita terbesit secara sadar kalau udara yang kita hirup, air yang kita minum, makanan yang kita telan itu berasal...

Pilih Masjid yang Tarawih 8 atau 20? Ada yang Dua-duanya lo!
Gaya Hidup

Pilih Masjid yang Tarawih 8 atau 20? Ada yang Dua-duanya lo!

13 April 2022

Perdebatan tentang jumlah rakaat tarawih yang mewarnai jagat maya tampaknya tak berlaku di Masjid Al-Hikmah Kampung Islam Lebah, Klungkung. Pasalnya...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Membakar Usia

Membakar Usia

4 April 2021
Suaka Rasa dan Derita

Suaka Rasa dan Derita

12 February 2021
Mati dan Pagi Hari di Cikajang

Mati dan Pagi Hari di Cikajang

24 April 2022
Kenangan, Bahasa, dan Pengetahuan

Kenangan, Bahasa, dan Pengetahuan

26 April 2025
Ada Nafas Sahara di Hutan Amazon

Ada Nafas Sahara di Hutan Amazon

30 April 2023
Soledad

Soledad

7 September 2021
Penjaring Ikan di Laut

Penjaring Ikan di Laut

2 April 2021
Multi Peran Guru

Multi Peran Guru

8 March 2021
Anthony Giddens: Agensi dan Strukturasi Sosial

Anthony Giddens: Agensi dan Strukturasi Sosial

30 November 2022
Gambar Artikel Kucing Liar

Kucing Liar

18 November 2020
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Mempersenjatai Trauma: Strategi Jahat Israel terhadap Palestina
  • Antony Loewenstein: “Mendekati Israel adalah Kesalahan yang Memalukan bagi Indonesia”
  • Gelembung-Gelembung
  • Mengeja Karya Hanna Hirsch Pauli di Museum Stockholm
  • Di Balik Prokrastinasi: Naluri Purba Vs Tuntutan Zaman
  • Pulau Bajak Laut, Topi Jerami, dan Gen Z Madagaskar
  • Bersikap Maskulin dalam Gerakan Feminisme
  • Emas di Piring Elite dan Jualan Masa Depan Cerah yang Selalu Nanti
  • Dua Jam Sebelum Bekerja
  • Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya
  • Pemerintah Daerah Tidak Bisa Cari Uang, Rakyat yang Menanggung
  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu

Kategori

  • Event (14)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (12)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (66)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (53)
  • Metafor (217)
    • Cerpen (55)
    • Puisi (141)
    • Resensi (20)
  • Milenial (49)
    • Gaya Hidup (26)
    • Kelana (13)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (72)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (33)
    • Surat (21)
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Kirim Tulisan
  • Kru
  • Kontributor
  • Hubungi Kami

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Kami
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Hubungi Kami
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.