slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
Surat Terbuka untuk Sunyi - Metafor.id
Metafor.id

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

  • Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Sunday, 1 June, 2025
  • Login
  • Register
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Sambatologi Cangkem

Surat Terbuka untuk Sunyi

Moh. Ainu Rizqi by Moh. Ainu Rizqi
15 February 2021
in Cangkem
0
Surat Terbuka untuk Sunyi

https://unsplash.com/photos/s7NHPrQxbG0

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Kepada Yang Mulia Sunyi.

Dalam surat ini saya sampaikan kicauan-kicauan yang paling jalang dan yang paling sayang. Dalam surat ini pula, saya luruhkan segala bencana yang meluluh-lantakkan rongga ketenangan.

Yang Mulia Sunyi…

Dengan segala kepasrahan, saya menghaturkan beribu-ribu terima kasih atas segala karunia Tuhan yang hadir dengan mengendarai makhluk berwujud anda, Yang Mulia Sunyi. Terlalu naif jika saya hanya mengucapkan terima kasih. Tapi harus bagaimana lagi? Sebagai makhluk yang belum tentu patut disebut manusia, hanya berterima kasihlah salah satu bentuk apresiasi saya yang paling dasar dan di lain sisi, mungkin yang paling kasar. Itu tak penting. Intinya saya haturkan terima kasih. Syukron katsiron.

Kenapa perlu saya ucapkan terima kasih, bahkan hingga rela mata saya kembali meronda hanya untuk menuliskan surat terbuka untuk anda ini? Itu semua tak lain dan tidak bukan adalah bentuk kekerdilan saya sebagai manusia; sebagai afirmasi bahwa saya lebih kerdil dari cebong maupun tobil. Sekecil-kecilnya cebong maupun tobil, kedua makhluk itu bisa lebih ganas dari seekor singa, khususnya di negeri saya ini.

Oleh sebab itu, langkah utama saya adalah berterima kasih sedalam-dalamnya, sepasrah-pasrahnya, dan sebanyak-banyaknya. Karena kehadiran Yang Mulia Sunyi telah memberikan napas segar terhadap sendi-sendi kekosongan. Sehingga segala kekosongan demi kekosongan yang saya khidmati menjadi sebuah mutiara dalam gunungan sampah yang menjulang ke cakrawala.

Yang Mulia Sunyi…

Pertama, saya harus jujur mengatakan bahwa kehadiran anda sangat berarti, meskipun terkadang nggatheli. Kenapa? Karena dengan anda hadir memendar di lorong-lorong kosong yang hampa. Anda telah memberi oksigen pada kehampaan yang menyesatkan.

Namun tidak menutup kemungkinan juga bahwasanya anda terkadang over-nggatheli. Sebab dengan anda hadir saat saya bersenggama dengan lamunan, seenaknya saja anda menggoda saya agar frustasi, depresi, bahkan bunuh diri. Apalagi ketika anda hadir membawa peliharaan yang bernama ‘kenangan’. Muak sekali saya rasanya. Tersedu-sedan sekali rasanya. Sampai-sampai saya terkadang turut berbisik pada Tuhan: “A’udzubillaminasSUNYI”.

Mohon maaf, Yang Mulia Sunyi. Jika terkadang saya lancang bukan kepalang. Tapi memang anda duluan yang lebih lancang. Tega-teganya anda hadir merobek jahitan-jahitan luka saya di masa lalu. Tega-teganya pula anda hadir dengan membawa tawaran yang paling ngeri: bunuh diri. Tak habis pikir saya.

Yang Mulia Sunyi…

Selanjutnya saya ingin bertanya, kenapa tidak anda bawa saja peliharaan anda yang merobek luka itu pada para pejabat saja? Agar mereka membuka luka berdarah-darahnya dulu sebelum menjabat. Sehingga para pejabat itu segera insaf atas segala keterlenaannya. Ya, meskipun saya juga sering terlena, tapi mengapa ritme kehadiran anda pada saya terlihat over? Kalau saya jengkel, anda bisa saya tuntut ke pihak Yang Berwajib, lho!

O, sekali lagi maaf, Yang Mulia Sunyi. Perkataan saya lancang dan jalang. Tapi saya harap anda dengan legowo menerima surat terbuka dari saya ini. Memang tak bisa dinafikan, kehadiran anda memberi saya pemahaman bahwasanya air mata tak akan bisa kering; hati yang kokoh masih bisa tergerus; dan pekik doa yang lantang masih tak menjamin bahwa hidupnya akan terang. Untuk kali ini, saya kembali ucapkan terima kasih. Terima kasih banget, lho.

Yang Mulia Sunyi…

Kehadiran anda saya rasa juga menjadi air jernih yang melarutkan segala dendam entah yang baru saja tadi malam atau yang paling kelam sekalipun. Kehadiran anda adalah oase dari keringnya akal budi dan meradangnya iri di hati.

Anda juga turut hadir dengan menyertakan beragam kaca mata. Agar saya dapat memandang dunia ini dengan segala ragam kaca mata itu. Sebuah adagium Jawa yang masyhur adalah “Ojo kagetan, Ojo gumunan” itu benar-benar saya rasakan dan dapat teraplikasikan berkat kehadiran anda, Yang Mulia Sunyi.

Saya yakin bahwa anda diciptakan saat Tuhan iba melihat hamba-Nya letih oleh keberisikan dalam kepala maupun realita yang ada. Benar, memang isi kepala ini sangat berisik. Bahkan saya berani mengatakan bahwa dunia ini tak seberisik isi kepala. Karena dalam keadaan apapun, isi kepala ini akan selalalu berkicau. Untung saja kicauan itu terkadang memberi darah revolusi pada diri sendiri. Namun sialnya terkadang kicauan itu juga melahirkan makhluk yang bernama overthingking.

Oleh karena itulah Tuhan menciptakan anda agar saya, manusia-manusia, dan segenap makhluk lainnya bisa mengistirahatkan  kicauan-kicauan dalam kepala itu dengan mantra sakti “sawang-sinawang”.

Yang Mulia Sunyi…

Sebelum saya tutup surat ini, perkenankan saya menyampaikan uneg-uneg saya kepada diri saya dan semua makhluk yang kau datangi. Saya harap anda juga berkenan untuk membawa pesan ini pada khalayak “sunyier-sunyier” di manapun mereka berada.

Bahwa menjadi manusia itu adalah proses ‘menjadi’ yang tak tak akan selesai, lantas kapan selesai? Apakah harus kita mati dulu? Atau menanti Albert Camus hidup lagi dan mengajak kita ngopi?

Selanjutnya, banyak orang yang menyerukan berbuat kebaikan, tapi bagaimana menjadi baik tanpa membaik-baikkan sesuatu yang memang tidak baik?

Di dunia ini, banyak orang yang berjanji akan membawa haluan hidup pada kesejahteraan, jika memang hal yang terjadi saat ini merupakan sebuah kesejahteraan di mata Tuhan, lantas bagaimana nasib janji yang mustahil ditepati itu?

Terakhir, jika masa lalu memang untuk dilupakan dan dibiarkan begitu saja, apakah masa depan harus kita injak-injak dan ludahi begitu saja?

Yang Mulia Sunyi…

Pada akhirnya saya akhiri surat ini. Dengan segala hormat dan penat, saya serahkan surat ini kepada anda dan seluruh khalayak sunyier yang sedang melakukan ritual ngopi, nggabut, atau mbribik-mbribik agar kesunyiannya menjadi kaffah dan kepenganggurannya dapat terampuni. Semoga saya termaafkan dan anda terabadikan. Selamanya. Sesunyi-sunyinya.

Sekian.

Tags: kesepiansepisunyisurat terbuka untuk sunyiyang mulia sunyi
ShareTweetSendShare
Previous Post

Cermin Peradaban

Next Post

Hikayat Seorang Lelaki yang Bersikejar dengan Matahari

Moh. Ainu Rizqi

Moh. Ainu Rizqi

Alumni Aqidah Filsafat Islam UINSUKA dan Guru Honorer yang gemar ngopi sambil menulis

Artikel Terkait

Belajar Mengitari Israel
Cangkem

Belajar Mengitari Israel

19 April 2023

Kebetulan tulisan saya kemarin di rubrik ini bertali-singgung dengan Israel. Kebetulan juga saya seorang pemalas akut. Daripada cari bahan nyangkem...

Menguak Kebodohanmu Melalui Rekomendasi Netflix-ku
Cangkem

Menguak Kebodohanmu Melalui Rekomendasi Netflix-ku

29 March 2023

Saya ini sekarang suka nulis, tapi kalau disuruh. Disuruh empunya web ini, contohnya. Tiga tahun lalu saya nulis kayak orang...

Bias Kontol dan Efek Sampingnya yang Menyebalkan
Cangkem

Bias Kontol dan Efek Sampingnya yang Menyebalkan

21 March 2022

Silakan kalau anda ingin memfitnah saya sebagai orang yang sedang misuh atau berkata kasar sejak dari judul. Tapi kontol sebagai...

Cengkraman Lelaki Idaman
Cangkem

Cengkraman Lelaki Idaman

18 January 2022

Mbak, kalau kamu dapat dentang chat yang sibuk mengajakmu munajat tengah malam. Aku bisiki dulu ‘ndak ada jaminan, kalau doi...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Gambar Artikel Keyakinan

Keyakinan

3 November 2020
Gambar Artikel Bung Karno Di Ende, Remah remah kisah dari ende

Remah-remah Kisah dari Ende

7 January 2021
Pilih Masjid yang Tarawih 8 atau 20? Ada yang Dua-duanya lo!

Pilih Masjid yang Tarawih 8 atau 20? Ada yang Dua-duanya lo!

13 April 2022
Gambar Artikel Puisi Musafir yang Selesai

Musafir yang Selesai

25 January 2021
Gambar Artikel Pengungsi Peradaban, Para Pencari Mbah Nun

Pengungsi Peradaban (2)

23 January 2021
Mendikte dan Menyombongi Tuhan

Mendikte dan Menyombongi Tuhan

12 February 2021
Gambar Artikel Kenapa Bahasa Inggris untuk Anak SD tidak boleh Dianggap enteng

Kenapa Bahasa Inggris untuk Anak SD Tidak Boleh Dianggap Enteng

25 April 2021
Gambar Artikel Jasong Pengalaman Menjadi Pramusaji

Jasong

26 January 2021
Diam dan Merapal Hujan

Diam dan Merapal Hujan

6 July 2022
Beberapa Adegan di Balik Pintu yang Tak Terkunci

Beberapa Adegan di Balik Pintu yang Tak Terkunci

7 February 2021

Ikuti Kami di Instagram

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.
Facebook Twitter Instagram Youtube
Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya
  • Kenangan, Bahasa, dan Pengetahuan
  • Penjual Susu dan Puisi Lainnya
  • Peringati Hari Buku Nasional, Forum Buku Berjalan Adakan Temu Buku di Wisdom Park UGM Yogyakarta
  • Menyulut Api Literasi dari Kediri: Mahanani Book & Art Festival
  • Lelaki Tua yang Dipermainkan Nasib
  • Membangun Literasi Peduli Bumi: Festival Buku Berjalan
  • Kandang Menjangan Menggugat dan Puisi Lainnya
  • Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 2 (Selesai)
  • Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 1
  • Puasa Puisi: Perayaan Sastra Lintas Bahasa
  • Aku Merangkum Desember

Kategori

  • Event (10)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (8)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (63)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (50)
  • Metafor (206)
    • Cerpen (51)
    • Puisi (136)
    • Resensi (18)
  • Milenial (46)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (11)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In