Di Bandara Boston ke Jenewa
: Angels and Demons (Dan Brown)
Dulu orang tua bercerita
Akan tiba masa
Kita menertawakan jarak
Yang berusaha rekahkan rindu
Di dahi cakrawala
Juga memenggal masa
Yang semula sepanjang
Rambut keriting cahaya surya
Menjadi seuluran tangan saja
Saat itu barangkali tiba lebih awal
Dari list perencanaan,
Di bandara Boston
Prototipe Boeing X-33
Seperti datang
Dari mimpi-mimpi yang masih
Diperam telur jam
Lalu ada yang berdiri dalam tubuhmu;
Bulu-bulu gemetar
Seperti menunggu ajal
Saat kau jadi bola kasti
Melesat, meluncur, jauh
Sumenep, 2023
Baca juga: Puisi-Puisi Fajri Zulia Ramdhani “Mamak dan Kudapan Hina”
Mockingbird
Rei, bertemanlah dengan bantal dan guling
Tidak ada yang bakal memeluk lukamu
Selain mereka, yang begitu tabah
Jadi tempat sampah
Tempatmu membuang kesah
Yang senang bermukim
di tempat tersembunyi dari lisanmu
Lagu Mockingbird terus berdendang
Dari pengeras suara pojok kamar
Dan Eminem datang dengan cerita
Tentang bahagia
yang berakhir bunuh diri,
Bahagia yang kejang,
Lalu mati.
Kau berkata;
“Ia adalah pohon bakau,
terus berdiri kokoh
setelah digempur luka bergelombang”
Rumahmu yang lubang-lubang
Berbau belerang
Setelah dilempari arang
Oleh jam-jam jalang;
Jam yang membunuh seluruh doa
Jam yang membakar foto keluarga.
Dan kau ibaratkan dirimu Hailie
Atau Alaina
Yang selalu memasang pelangi
Walau di baliknya awan cumulonimbus
Bergulung-gulung, jadi musim dalam dirinya.
Sumenep, 2023
Baca juga: Puisi-Puisi Lina Septianasari “Tabiat Arunika dan Kotak Pandora”
YouTube
Membuka YouTube
Lalu di kolom pencarian
Kuketik Westlife.
Terputarlah lagu Soledad.
Setelahnya rindu padanya
Datang serupa hujan;
Tiada sejengkal pun di hati
Yang tidak diusap
Dengan tangan airnya.
Lalu kucari lagu Flashlight.
Setelahnya kubiarkan Jessie J
Mengajari betapa seseorang
Kadang bisa jadi senter
Yang menuntun seorang lainnya
Mengucapkan “good bye”
Pada waktu yang koyak oleh gulita.
Lalu kucari lagu In The End
Dan kubiarkan Chester Bennington
Bertamu ke sebuah ruang dalam telinga
Membiarkannya sejenak bercerita
Bahwa usaha tak selamanya
Bakal melukis bianglala di muka.
Begitulah YouTube
Menjadikan cuaca dalam tubuhku
Berubah-ubah, setiap kali
Simfoni datang-pergi.
Sumenep, 2023
Yang Melolong
Serigala dalam tubuhku
tak henti melolong,
melagukan malam mampus
Lewat lirik rindu bertalu-talu.
Dibakarnya rembulan
Dengan api yang bersumbu
Pada pangkal pohon maja.
Angin malam menderu
Memperjelas sebuah lubang
Yang sekian tahun menganga.
Bilangan rusuk ganjil
Adalah isyarat sebuah kehilangan
Yang sekian lama dera jiwa.
Serigala itu terus melolong
Sebab sakit ia dicambuk sunyi.
Pada siapa hendak ia tuntaskan
Gelisah yang makin tebal,
Juga gigil sunyi?
Pada malam seterusnya
Ia akan terus melolong
Dari kuil ke kuil
Agar datang sebuah nama
–Serupa bintang jatuh
Yang sengaja dijatuhkan para dewa
Sebagai tanda diterimanya doa.
Sumenep, 2023
“Gratitude is the compass that points us towards a fulfilling life, and your posts are the map guiding us on that journey. Thank you for the direction!”