Metafor.id

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

  • Tentang Metafor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Tuesday, 17 May, 2022
  • Login
  • Register
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Inspiratif Hikmah

Bahagia itu Sederhana

Intan Gandhini by Intan Gandhini
3 July 2021
in Hikmah
0

https://bicycleart.tumblr.com/post/107480952050

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Sore ini awan hitam menutupi langit yang semula cerah. Mendadak gelap dan seakan kelam. Sesekali terdengar suara guntur meski tidak disertai kilat yang cahayanya mengalahkan lampu sorot di simpang lima. Angin juga tetiba bertiup semakin dingin, mengalahkan kesejukan saat bersama sang pujaan hati. Kali ini suasana memang di luar prediksi. Menakutkan sekali

Sambil duduk di kursi tengah, mataku sibuk memandangi lalu-lalang warga yang sedari tadi melintasi jalan. Ada yang naik motor terburu-buru mungkin teringat jemurannya belum diangkat, bahkan ada yang berlari kencang karena takut sebentar lagi hujan akan menyerang. Semua menjadi seperti anggota Basarnas, siap siaga, bahkan siaga satu.

Hatiku juga tengah menanti-nanti. Bapak belumlah pulang dari sawah, yang jaraknya tidak dekat dari rumah. Sementara Bapak hanya naik sepeda saat berangkat. Pikiranku melayang, bagaimana jika nanti kehujanan? Lebih-lebih di sawah tiada tempat untuk berteduh. Yang ada cuma gubug kecil dari bambu, itupun tidak terjamin keamanannya.

*****

Tiba-tiba aku teringat satu cerita beberapa tahun silam. Bapak sebenarnya bisa mengendarai sepeda motor. Sewaktu ia masih muda pernah diajari oleh kawan-kawannya. Namun karena suatu hal, Bapak pernah mengalami kecelakaan saat dibonceng naik motor oleh salah satu temannya. Saat itu luka Bapak cukup parah, tulang lengan atasnya retak, yang menyebabkannya harus dirawat beberapa hari di rumah sakit. Mungkin karena kejadian itu, rasa trauma di hati Bapak masih saja membekas.

Hingga kini, Bapak masih takut saat dibonceng naik motor. Seringkali saat di perempatan jalan, Bapak selalu memberi aba-aba untuk menyalakan lampu sein dan membunyikan klakson—yang terkadang menurutku berlebihan. Sampai-sampai aku sering tertawa sendiri saat membonceng Bapak, karena menurutku klise, hehe.

Tapi ternyata semua itu membawa dampak yang positif. Saat aku sedang tidak bersama Bapak, setidaknya aku jadi selalu ingat untuk menyalakan lampu sein dan selalu membunyikan klakson saat di tikungan jalan. Aku bersyukur, ternyata semua yang sering dilakukan Bapak sangat bermanfaat untuk diriku.

Karena masih memiliki rasa trauma yang mendalam, kini Bapak lebih suka naik sepeda saja untuk kemana-mana. Mengayuh dengan kedua kaki yang kini semakin terlihat tulang betisnya. Sering juga aku melihat wajahnya penuh peluh saat mengayuh. Bapak tidak peduli betapa gencarnya matahari memanasi bumi, pun betapa derasnya hujan menghantam diri.

Satu hal yang masih saja menjadi cerita haru, bahwa Bapak tidak akan memintaku untuk memberikan kunci motor walau harus membeli sesuatu di tempat yang jauh. Bapak akan dengan bangga menaiki sepedanya yang juga sudah tua.

Tidak terbayang betapa lelahnya bapak. Dapat dipastikan kakinya kram. Belum lagi sepedanya tidak memiliki rem. Sehingga kalau mau berhenti, Bapak menggunakan kakinya untuk mengurangi kecepatan ban berputar.

Sedih sebetulnya, bahkan aku sering menangis saat melihat Bapak keluar rumah dengan sepeda ontelnya. Tidak lelah aku berinisiatif menawarkan kepada Bapak, supaya mau mengendarai sepeda motor. Namun Bapak tetap saja tidak mau. Katanya, “Naik sepeda saja biar tetap sehat.”

Terenyuh, sebenarnya bukan alasan itu yang membuatku merasa tertampar oleh kenyataan. Melainkan sikap sederhana dan apa adanya yang telah diajarkan oleh Bapak. Selalu dan selalu. Bapak juga tidak pernah malu meski saat ada acara seperti hajatan, bapak hanya berangkat dengan menggunakan sepeda. Sedangkan orang lain tinggal menjalankan starter saja pada motornya.

Salut. Bahkan menurutku tidak ada kalimat yang pantas diucapkan untuk sekadar mengungkapkan bahwa Bapak itu luar biasa. Sifat sederhananya mampu membuatku terus belajar, sehebat apapun kita, sebanyak apapun harta yang kita miliki, dan setinggi apapun jabatan kita, kita tidak ada apa-apanya di hadapan Allah. Karena harta dan jabatan tidak menjadi indikator manusia takwa menurut-Nya.

Boleh saja manusia memiliki segala pernak-pernik dunia. Akan tetapi, tetaplah berusaha mengimbangi agar menjadi manusia penuh takwa. Karena mau bagaimanapun juga, semua yang kita miliki hanyalah titipan Allah semata. Segala hal yang berhasil kita dapatkan, tiada lain adalah bentuk kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Lantas, apa yang masih pantas kita sombongkan?

Berkat Bapak aku tersadar, menjadi diri sendiri ternyata jauh lebih menenangkan. Menjalani hidup dengan sederhana akan mengantarkan kita pada pribadi yang selalu menghargai dan bersyukur, apapun itu.

*****

Tak terasa air mata melintasi pipi. Sambil menatap Bapak yang baru saja tiba, kuusap air mata dengan lengan baju kiri. Bapak pulang dengan senyumnya yang merekah dan bersyukur tidak basah karena hujan. Alhamdulillah, ternyata bahagia itu sederhana.

Tags: bahagiabahagia itu sederhanabapaksederhana
ShareTweetSendShare
Previous Post

Beruntung Kita Selalu Bisa Melihat Sisi Baik dari Setiap Bencana

Next Post

Melankolia Perjalanan Musim

Intan Gandhini

Intan Gandhini

Tinggal di Ponorogo. Penulis buku "Catatan Hati di Tengah Pandemi" dan "Stop Wishing Start Doing By Learning". Anggota komunitas Kampus Literasi, Founder komunitas Pelangi Aksara. Juara III Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional di Universitas Sumatera Utara-Medan dan Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional di Universitas Darussalam Gontor. Bisa disapa via Instagram @intan_ganndhini

Artikel Terkait

Tadabbur via Momentum Hujan
Hikmah

Tadabbur via Momentum Hujan

6 March 2022

Sebuah pepatah mengatakan bahwa barang siapa mengenal dirinya, maka dia akan mengenali Tuhannya. Namun, permasalahannya adalah tingkat kesadaran terhadap diri...

Meneladani Sufi Jenaka: Nashrudin Hoja & Keledainya
Hikmah

Meneladani Sufi Jenaka: Nashrudin Hoja & Keledainya

3 January 2022

Nashrudin Hoja adalah seorang tokoh sufi jenaka yang hampir sama tenarnya seperti Abu Nawas. Ia terkenal dengan kecerdasan, celetukan-celetukan dengan...

Ritual Pulang Kerja dan Manusia yang Terlupakan
Hikmah

Ritual Pulang Kerja dan Manusia yang Terlupakan

15 July 2021

Bagi orang orang yang bekerja from nine to five, momen pulang kerja tentu sangat ditunggu. Yang sudah hidup bersama pasangan...

Beruntung Kita Selalu Bisa Melihat Sisi Baik dari Setiap Bencana
Hikmah

Beruntung Kita Selalu Bisa Melihat Sisi Baik dari Setiap Bencana

2 July 2021

Setiap Jumat nenekku akan datang ke rumah. Setelah berbasa-basi tentang kesehatannya yang semakin memburuk, ia akan menyampaikan rangkuman hasil tontonannya...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

People vector created by vectorpocket - www.freepik.com

Metropolis Berduli

12 December 2021
Gambar Artikel Kenapa Bahasa Inggris untuk Anak SD tidak boleh Dianggap enteng

Kenapa Bahasa Inggris untuk Anak SD Tidak Boleh Dianggap Enteng

25 April 2021
Tadabbur via Momentum Hujan

Tadabbur via Momentum Hujan

6 March 2022
Aku Pernah Melihatmu Tertidur

Aku Pernah Melihatmu Tertidur

17 May 2021
Pengakuan

Pengakuan

11 March 2022
Bulan Memancar di Rambutmu

Bulan Memancar di Rambutmu

8 March 2021
Mata Cinta

Mata Cinta

27 November 2021
Pemikiran Muhammed Arkoun Tentang Dekonstruksi “Kritik Nalar Islam”

Pemikiran Muhammed Arkoun Tentang Dekonstruksi “Kritik Nalar Islam”

26 April 2021
Gambar Artikel Sajak Asal Njeplak

Sajak Asal Njeplak

20 December 2020
Fenomena ‘Ngapak’

Fenomena ‘Ngapak’

26 November 2021

Ikuti Kami di Instagram

  • Ada yang baru niii~~
Yuk langsung meluncur ke web metafor.id yhaaa!!!

#metafordotid #nulisdimetafor #milenial #culture #germany #indonesia
  • Sobat yang masih bingung kenapa artikelnya ngga dipublish-publish, biar ngga overthinking langsung aja ke sini ya sob https://metafor.id/milenial/tips-dan-trik/tips-menulis-artikel-ilmiah-yang-publishable-di-jurnal-nasional-terakreditasi/

#tips #trik #artikeljurnal #metafordotid #nulisdimetafor
  • Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Sobat Muslim semua. Mohon maaf lahir dan bathin yaa sob 🙏
Welcome Ramadhan 1443 H 🥰♥️

#ramadhan #metafordotid #nulisdimetafor
  • [WRITE FOR PEACE 3.1]
“If we have no peace, it is because we have forgotten that we belong to each other.”—Mother Teresa.

Hallo sobat meta, siapa yang sudah menunggu program spesial yang diadakan For Peace Project?
Sekarang saatnya sobat ikuti agenda kegiatannya. Selengkapnya bisa klik link yang ada di story yaa sobat😃😃
_________________________________

How long have you waited to join our special annual program? Your patience is paid off now. Write For Peace is here! It is an annual event run by For Peace Project that selects the prospective youth in Southeast Asia to contribute by voicing their concerns about human rights and peacebuilding through writing. 

In this edition of Write For Peace, we try to bring up the overlooked issues on peace and human rights, including the rights of indigenous peoples, refugee & asylum seeker rights, Sexual and Gender-Based Violence (SGBV), and unrecognized beliefs and religious issues. Therefore, we provide a platform to understand and explore the problems mentioned by inviting four outstanding speakers in their respective fields. 

This activity aims to stimulate youth ideas and concerns and then manifests their thoughts through writing. 

There are a series of activities of Write For Peace 3.1: 
Registration: 16 March - 14 April 2022
Presentation Session: 16 - 17 April 2022
Open Submission: 18 - 30 April 2022
Article Publication: 25 April - 7 May 2022

What are you waiting for? Join us by clicking the link below for more information:

https://bit.ly/Guidelines_WFP31

Save the dates and see you in April!

#Writing #Writer
#ASEANYouth
#ASEAN #IndigenousPeople #GenderBasedViolence
#TraditionalReligion
#Refugees
#AsylumSeekers
#Peacebuilding 
#humanrights
  • [WRITE FOR PEACE 3.1]
“If we have no peace, it is because we have forgotten that we belong to each other.”—Mother Teresa.

How long have you waited to join our special annual program? Your patience is paid off now. Write For Peace is here!

Ini adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh @forpeaceproject dengan memilih pemuda Asia Tenggara untuk berkontribusi dalam menyuarakan kekhawatiran mereka berkaitan dengan hak asasi manusia dan pembangunan perdamaian melalui tulisan.

Dalam Write For Peace edisi kali ini, kami mencoba mengangkat isu-isu yang terabaikan tentang perdamaian dan hak asasi manusia, termasuk hak masyarakat adat, hak pengungsi & pencari suaka, Kekerasan Berbasis Seksual dan Gender (SGBV), serta kepercayaan dan agama yang tidak diakui. Oleh karena itu, kami menyediakan wadah untuk memahami dan mendalami permasalahan tersebut dengan mengundang empat pembicara luar biasa di bidangnya masing-masing.

Kegiatan ini bertujuan untuk merangsang ide dan kepedulian kaum muda dalam mewujudkan pemikiran mereka melalui tulisan.

Berikut rundown kegiatan Write For Peace 3.1: 
Registration: 16 March - 14 April 2022
Presentation Session: 16 - 17 April 2022
Open Submission: 18 - 30 April 2022
Article Publication: 25 April - 7 May 2022

What are you waiting for? Join us by clicking the link below for more information:

https://bit.ly/Guidelines_WFP31

Save the dates and see you in April!

#Writing #Writer
#ASEANYouth
#ASEAN #IndigenousPeople #GenderBasedViolence
#TraditionalReligion
#Refugees
#AsylumSeekers
#Peacebuilding 
#HumanRights
  • [WRITE FOR PEACE 3.1]
“If we have no peace, it is because we have forgotten that we belong to each other.”—Mother Teresa.

How long have you waited to join our special annual program? Your patience is paid off now. Write For Peace is here!

Ini adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh @forpeaceproject dengan memilih pemuda Asia Tenggara untuk berkontribusi dalam menyuarakan kekhawatiran mereka berkaitan dengan hak asasi manusia dan pembangunan perdamaian melalui tulisan.

Dalam Write For Peace edisi kali ini, kami mencoba mengangkat isu-isu yang terabaikan tentang perdamaian dan hak asasi manusia, termasuk hak masyarakat adat, hak pengungsi & pencari suaka, Kekerasan Berbasis Seksual dan Gender (SGBV), serta kepercayaan dan agama yang tidak diakui. Oleh karena itu, kami menyediakan wadah untuk memahami dan mendalami permasalahan tersebut dengan mengundang empat pembicara luar biasa di bidangnya masing-masing.

Kegiatan ini bertujuan untuk merangsang ide dan kepedulian kaum muda dalam mewujudkan pemikiran mereka melalui tulisan.

Berikut rundown kegiatan Write For Peace 3.1: 
Registration: 16 March - 14 April 2022
Presentation Session: 16 - 17 April 2022
Open Submission: 18 - 30 April 2022
Article Publication: 25 April - 7 May 2022

What are you waiting for? Join us by clicking the link below for more information:

https://bit.ly/Guidelines_WFP31

Save the dates and see you in April!

#Writing #Writer
#ASEANYouth
#ASEAN #IndigenousPeople #GenderBasedViolence
#TraditionalReligion
#Refugees
#AsylumSeekers
#Peacebuilding 
#HumanRights
  • Selamat Hari Kartini untuk semua sobat perempuan. ♥️🌸

#harikartini2022 #emansipasiwanita #metafordotid #nulisdimetafor
  • Selamat Hari Bumi 2022 🌍🌎🌏

Today
  • Selamat Hari Buku Sedunia sobat Meta 🥳📚

Lagi baca buku apa nih sobat?
Geser untuk liat koleksi buku self improvement Meta dong, ada favoritmu? 😍
Komen di bawah yaaaa 🙆‍♀️

#worldbookday #metafordotid #nulisdimetafor
  • Selamat hari buruh, sobat.
(KBBI: Buruh= orang yang bekerja untuk orang lain dengan mendapat upah; pekerja)

#hariburuhnasional #metafordotid #1mei2022
  • Selamat hari pendidikan nasional sobat.
Ada yang bilang pendidikan adalah proses menemukan yang dikehendaki Tuhan atas hidup kita.
Kalau menurut sobat, pendidikan itu apa?

#metafordotid #haripendidikannasional #belajar
  • Takbiran Buruh, Hardiknas Ki Hadjar Dewantara dan Lebaran Pascapandemi

Oleh M. Naufal Waliyuddin

Salah satu contoh dampak buruk doktrin kemandirian tersebut adalah ketidakmampuan individu dalam menakar dan menghargai jasa orang lain—yang sangat mungkin tidak disadarinya. Kadang seseorang merasa mandiri, bisa mengurus KTP, SIM, nyuci pakaian, masak, sampai daftar kuliah dan hal lainnya dengan dirinya sendiri. Namun ia lupa, bahwa makanan yang ia beli, pakaian yang ia kenakan, pasti melibatkan multiperan dari berbagai profesi manusia.

Selengkapnya di 
https://metafor.id/kolom/takbiran-buruh-hardiknas-ki-hadjar-dewantara-dan-lebaran-pascapandemi/

#metafordotid
#nulisdimetafor
#bacaartikel
Facebook Twitter Instagram Youtube
Metafor.id

Metafor.id adalah “Taman Literasi Digital” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Panitia Hari Besar Islam: Representasi Toleransi Keumatan dalam Peringatan Idul Fitri di Kabupaten Klungkung
  • Berteman dengan Kegagalan
  • Takbiran Buruh, Hardiknas Ki Hadjar Dewantara dan Lebaran Pascapandemi
  • Mati dan Pagi Hari di Cikajang
  • Pulang
  • Konsep Cahaya Menurut Suhrawardi dalam Epistimologi Ishraqi (Tasawuf Falsafi)
  • Membaca Pikiran Atheis Sam Harris: Manusia Bebas atau Terjajah Selera?
  • Menyuarakan Mereka yang Terbungkam
  • Sekala Niskala
  • Minyak Goreng: Objek Doktrin Ekonomi Politik Klasik “Laissez-faire”
  • Pilih Masjid yang Tarawih 8 atau 20? Ada yang Dua-duanya lo!
  • Seni Memahami (Diri)

Kategori

  • Event (5)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (3)
  • Inspiratif (30)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (18)
  • Kolom (55)
    • Ceriwis (12)
    • Esai (43)
  • Metafor (186)
    • Cerpen (46)
    • Puisi (125)
    • Resensi (14)
  • Milenial (43)
    • Gaya Hidup (23)
    • Kelana (10)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (68)
    • Cangkem (16)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Login
  • Sign Up

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In