SLOT GACOR SLOT GACOR SLOT GACOR
Keraguan dalam Keyakinan - Metafor.id - Surat Karya Dul Jabbar

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
Sunday, 13 July 2025
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Sambatologi Surat

Keraguan dalam Keyakinan

Duljabbar by Duljabbar
2 December 2020
in Surat
2
Gambar Artikel Keraguan dalam Keyakinan

Sumber Gambar: http://nell-rose.hubpages.com/

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Sudah cukup lama aku berkutat dengan Kemarin dan Rindu. Kubabat habis sudah semua overthinking-ku itu. Bukan, bukan berarti aku sudah selesai dengan kedua momok itu. Buat apa juga dipikir terus. Wis hop, hadapi saja. Kok rasanya seperti belajar teori musik dari modulasi, dominant scale, sampai rumus progresif yang wah, tapi ndak ada praktiknya sama sekali. Buat apa.

Anyway, bicara about music, memang literally unique. Ya meskipun that’s all tentang your preference. Duh, bahasaku kayak argumen selebtwit sewaktu didebat netizen lain. Hmmm….

Aku bukan pengamat musik yang tahu betul kualitas musikalitas, sejarah, hingga sebab-akibat kenapa musik itu lahir. Ibarat Al-Qur’an, ini bukan tafsir tekstual yang butuh ilmu tinggi untuk melakukannya. Melainkan tadabbur, pemaknaan berdasarkan pengalaman atau perjalanan hidupku selama ini.

Selesai dengan Kemarin dan Rindu, sekarang malah mumet dihantam ragu. Bukan semata-mata ragu, lho. Ini ragu yang di dalamnya ada keyakinan. Ya ragu, ya yakin. Pokoke begitu.

Lagi-lagi The Beatles. Dengan musikalitas dan lirik yang selalu yohi, membuatku ingin terus-menerus mengulik perihal karya-karya mereka. Salah satunya, lagu berjudul “Something” yang ditulis oleh The Quite Beatle, George Harrison. Meski tak banyak mendominasi penulisan lagu The Beatles, bukan berarti dia tak bisa menulis sebaik Lennon-McCartney.

Lagu yang menjadi bagian dari album “Abbey Road” (1969) ini, dinobatkan sebagai lagu yang paling banyak dibawakan ulang (bahasa kini: cover lagu) oleh musisi saat itu. Elvis Presley, James Brown, Frank Sinatra, dan banyak lagi. Ndak heran sih, wong liriknya bikin hmm begitulah.

“Something in the way she moves
Attracts me like no other lover”

Sesuatu perihal bagaimana dia bertindak. Menarik rasaku layaknya tiada pencinta yang lain. Kagum? First impression? Atau cinta pada pandangan pertama, mungkin? Orang-orang ini memang cerdas betul. Cuma ngerti wajahnya dan lihat gerak-geriknya saja sudah bisa bikin katresnan. Heuheu….

“Something in the way she woos me
I don’t want to leave her now
You know I believe and how”

Sesuatu perihal caranya merayuku. Aku tiada ingin meninggalkannya. Kamu tahu, kan, bagaimana aku begitu yakin?

Entah bagaimana dan siapa lawan bicara si “Aku” di lagu ini. Sepengawuranku, “Dia” ini ya seseorang yang bikin si Aku ini katresnan. Kalau “Kamu”, bisa merujuk ke dua pihak; si Dia sendiri, atau ada orang lain yang diajaknya bercerita—dalam kasus ini adalah pendengar lagu—tentang si Dia itu.

Di bait kedua ini, si Aku menunjukkan keyakinannya mencintai Dia. Ditunjukkan lah keyakinannya itu pada si Kamu. Dengan “hanya” menyaksikan bagaimana Dia bertindak dan merayu, si Aku semudah itu jatuh cinta dan yakin dengannya.

“Somewhere in her smiles, she knows
That I don’t need no other lover”

Di suatu ruang dalam senyumnya, dia tahu. Ya, dia tahu bilamana aku ini tak membutuhkan pencinta yang lain. Mung cah kae tok. Valid no debat. Kalau pengen debat, nyalon presiden saja.

“Something in her style that shows me
I don’t want to leave her now
You know I believe and how”

Sesuatu dalam gayanya yang diperlihatkan padaku. Duh, aku tiada ingin meninggalkannya. Kamu tahu, kan, Cuk, aku ini begitu yakin bagaimanapun itu.

Di bagian verse, terlihat bagaimana si Aku begitu yakin, haqqul yaqin, kalau dia sedang mencintai. Setidaknya begitulah pengakuannya pada si pendengar. Lantas bagaimana, bila tetiba saja si Dia mempertanyakan: cintakah si Aku pada si Dia? Bagian bridge akan menjawabnya. Jangan kemana-mana tetap simak di Metafor setelah pariwara berikut. Hmmm.

“You’re asking me will my love grow
I don’t know, I don’t know”

Kau mempertanyakan, akankah cintaku ini akan tumbuh, bukan sebagaimana cinta yang begitu-begitu saja? Aku tiada tahu, Dik. Aku tiada tahu akan itu.

“You stick around and it may show
I don’t know, I don’t know”

Kau selalu membersamaiku dan itu mungkin tunjukkan cintamu padaku. Terus terang aku tak tahu. Aku tak tahu akankah cintaku tumbuh, hendakkah aku menumbuhkannya, atau mungkin punyakah aku kehendak atas tumbuhnya perasaanku ini.

Entah bagaimana kalian, Para Pembaca, memaknai sebuah ketidaktahuan. Apakah itu menunjukkan betul-betul tak tahu? Apakah dominasi keraguan yang menyertai si pengucap, sehingga terlontarlah “Aku tak tahu”.

Memang janggal si Aku ini. Katanya di bagian verse tadi, dia yakin betul dengan cintanya. Tetiba kala ditanya langsung oleh yang bersangkutan, keyakinan itu nampak lenyap dengan keraguan berwujud “Aku tak tahu”.

Atau jangan-jangan, si Aku ini tak ingin cintanya diketahui oleh si Dia? Tak ingin membuat si Dia merasa kecewa lantaran si Aku mungkin saja melukainya suatu hari nanti. Ya memang semua itu ada resikonya.

Atau jangan-jangan, si Aku ini masih menunggu waktu yang tepat buat menyampaikan cintanya? Bukan hal remeh, lho, menyampaikan cinta seperti halnya si Aku ini. Entah urusan insecure, entah urusan dengan diri sendiri, dan lain-lain.

Pertanyaan si Dia mungkin juga pernah dialami para pembaca, dengan pola pertanyaan yang sama namun kata-katanya variatif. Misal, “Kita ini apa, sih?” Modar kowe.

Juga, pertanyaan si Dia ini mengingatkanku pada dhawuh-nya Mbah Sujiwo Tedjo, “Perempuan memang suka es krim dan coklat, tapi lebih suka kepastian.”

Tiada salahnya juga, toh, kalau ada sebutir keraguan dalam segunung keyakinan? Memang kita ini siapa, kok merasa paling bisa meyakinkan segala hal? Padahal ketidakpastian manusia itu pasti. Cuma Tuhan yang kepastiannya memang pasti.[]

Tags: John LennonkomentariummusikSujiwo TedjosuratThe Beatles
ShareTweetSendShare
Previous Post

Mamak dan Kudapan Hina

Next Post

Kedalaman dan Sajak untuk Novel Baswedan

Duljabbar

Duljabbar

Tim Redaksi Metafor

Artikel Terkait

Rumit Melilit Silit
Surat

Rumit Melilit Silit

24 January 2022

Lagi-lagi begini lagi, Dul. Quotes, maqolah, atau kata-kata mutiara itu akhirnya ya cuma jadi pajangan di beranda media sosial. Entah...

Pencarian di Sudut Rindu
Surat

Pencarian di Sudut Rindu

1 December 2021

"Apa kabar?" "Sehat kan?" "Bagaimana keadaanmu?" "Apa kau masih ingat denganku?" Bernada sekali kalimat itu, intonasinya tepat saat saya mengucapkannya...

Sambatologi

Jalan Sunyi dengan Ribuan Bunyi

24 October 2021

Setelah perhelatan panjang bersama dengan soal-soal ujian fakultas yang entah kapan berhasil membuat saya sedikit berkualitas, saya sempatkan waktu untuk...

Hadir itu Bukan Kamu
Surat

Hadir itu Bukan Kamu

25 August 2021

Hai, aku tidak peduli jika tulisan ini dianggap bodoh oleh orang lain, juga tidak cemas kalau tulisan ini tak pernah...

Comments 2

  1. Pingback: Warung Kopi dan Playlist Musiknya - Metafor.id
  2. Pingback: Lirih Menangis - Metafor.id

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Gambar Artikel Puisi Musafir yang Selesai

Musafir yang Selesai

25 January 2021
Nyala Lilin dan Puisi Lainnya

Nyala Lilin dan Puisi Lainnya

14 March 2022
Di Atas Sebuah Kertas

Di Atas Sebuah Kertas

13 September 2021
Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya

Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya

26 May 2025
Anna Maria

Anna Maria

20 September 2021
Konsep Cahaya Menurut Suhrawardi dalam Epistimologi Ishraqi (Tasawuf Falsafi)

Konsep Cahaya Menurut Suhrawardi dalam Epistimologi Ishraqi (Tasawuf Falsafi)

20 April 2022
Alam Pikiran

Alam Pikiran

9 June 2021
Gambar Artikel El Diego di Luar Lapangan Hijau

El Diego di Luar Lapangan Hijau

30 November 2020
Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya

22 June 2025
Pemberdayaan Perempuan sebagai Pemangku Peradaban

Pemberdayaan Perempuan sebagai Pemangku Peradaban

10 April 2022
Facebook Twitter Instagram Youtube
Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab
  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata
  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya
  • Kenangan, Bahasa, dan Pengetahuan
  • Penjual Susu dan Puisi Lainnya
  • Peringati Hari Buku Nasional, Forum Buku Berjalan Adakan Temu Buku di Wisdom Park UGM Yogyakarta
  • Menyulut Api Literasi dari Kediri: Mahanani Book & Art Festival
  • Lelaki Tua yang Dipermainkan Nasib
  • Membangun Literasi Peduli Bumi: Festival Buku Berjalan
  • Kandang Menjangan Menggugat dan Puisi Lainnya
  • Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 2 (Selesai)

Kategori

  • Event (11)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (9)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (63)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (50)
  • Metafor (208)
    • Cerpen (52)
    • Puisi (137)
    • Resensi (18)
  • Milenial (46)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (11)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In