• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Minggu, 17 Agustus 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Sambatologi Cangkem

Menyoal Cinta Vs Primbon Weton Jawa

Intan Gandhini by Intan Gandhini
26 Juli 2021
in Cangkem
0
Menyoal Cinta Vs Primbon Weton Jawa

https://surabayastory.com/

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Di ujung sore yang meronakan warna jingga menuju muram pasi, mari kita sedikit melegakan diri dengan cara membuka cangkem yang sudah penuh dengan isi.

Sambatan ini bermula saat saya tahu instastory kawan seputar pernikahan. Iya, kawan saya memang sudah lama menjalin sebuah hubungan dengan kekasihnya. Mereka adalah pasangan serasi dan juga sama-sama rakyat dari Jawa asli. Kurang lebih isi story itu semacam ini: ‘mungkinkah pergi menjadi solusi?’. Karena saya termasuk salah satu orang yang dekat dengan dia, saya coba bertanya adakah suatu hal yang sedang dia hadapi.

Ternyata benar, Sob! Setelah melalui perundingan akhirnya saya bertemu dengannya di sebuah warung kopi. Dia bercerita bahwa sedang berada pada titik kebingungan dan akhirnya berakibat sambat kepada saya. Hal yang membuatnya bersedih adalah hubungan asmaranya dengan sang kekasih ternyata menabrak hitungan Jawa atau adat weton. Di mana jika mereka tetap menikah maka terbaca akan berpotensi mendapat musibah besar.

“Padahal aku sudah sreg dan yakin bahwa dia bisa menjadi pendamping hidup yang baik, Mbak“. Itulah statement yang membuatnya optimis bahwa dia bisa menempuh tahap pernikahan dengan orang pilihannya. Tapi tetap saja penjelasannya itu tidak mampu melunakkan hati keluarganya yang keukeh bahwa mereka tetap tidak diperbolehkan menikah. Sontak kawan saya berpikir bahwa lebih baik tidak menikah jika tidak dengan pujaan hatinya. Hassss.

Tidak cukup itu, dia juga dengan nyaring mengumpat—mungkin sebagai bentuk pelampiasan amarahnya. “Yauwis lah mbak, daripada aku gak jadi menikah sama mas ku, mending aku minggat saja. Dengan begitu orang tuaku akan seneng kan!”. Haish, semuanya diucapkan. Iya, semuanya.

Saya percaya bahwa menikah adalah sebuah ibadah untuk menyempurnakan separuh agama manusia. Pun menikah merupakan hal yang pasti diinginkan oleh setiap insan. Tidak ada yang tahu kelak kita akan menikah dengan siapa, dan juga siapa yang tahu bahwa jalan yang akan kita lalui untuk tiba di tahap itu seperti apa.

Dan menikah itu bukan hanya perkara ‘aku dan kamu’ saja, melainkan ada keluarga kita, masyarakat kita, adat, budaya dan masih banyak lagi yang harus “disatukan” pula. Tidak cukup, Sob, jika hanya dengan kata “siap”, atau “cinta” saja. Perihal ini saya pun yakin jika kawan saya sebenarnya menyadari. Tapi siapa sangka, bahwa rasa cinta itu telah membutakan segalanya. (Mirip kata M. Faizi, “mungkin tidak segalanya, tapi nyaris”).

Dengan sabar dan penuh pengertian, saya mencoba menenangkan kawan saya. Kadang sesekali saya ajak dia untuk berpusing ria, tentang usaha orang tua mempertahankan adat dan tradisi yang telah diwariskan oleh leluhurnya. Bukan hanya itu, saya juga mengajak dia untuk berfikir tentang apa sebenarnya tujuan awal dia memutuskan untuk menikah.

Saya merasa bahwa meskipun kita hidup di generasinya Mbak Najwa bukan lagi generasi Teteh Siti Nurbaya, namun ngugemi (memegang teguh) adat bukanlah sebuah hal yang salah atau buruk. Sebab hidup di tengah-tengah budaya lah kita akan merasa lebih tahu bagaimana seharusnya bersikap. Selain itu adanya aturan adat Jawa tersebut juga salah satu upaya agar kelak pernikahan kita dijauhkan dari bala’. Ini adalah penjelasan perspektif orang tua sih, hehe.

Saya juga menuturkan sejatinya keluarga itu tidak pernah salah dalam menasehati dan mengarahkan. Meskipun di sisi lain kita merasa dipersulit atau peraturan mereka seperti maag yang melilit. Sakit. Namun saya percaya bahwa mereka juga punya dasar mengapa berlaku demikian.

Cinta kita tidak salah kok. Akan tetapi ada sebait aturan yang juga tidak bisa dilarang. Orang tua kita telah lebih dahulu mengerti dan merasakan pahit manisnya berumah tangga. Saya pun sepakat ketika orang tua berdalih ingin mengarahkan yang terbaik untuk anaknya. Dan itu hal yang wajar.

Hanya saja, sebagai anak, kita memang harus perbanyak membaca. Nggak bisa semuanya harus sesuai sama kehendak kita. Apalagi kalau tanpa melalui sebuah perundingan yang matang. Tentu akan menuai banyak kontra kan? Ya, karena memang ini urusan penting. Salah selangkah saja bisa fatal akibatnya.

Sejenak memang kawan saya tampak lebih tenang. Sambil menyeruput kopi good day yang mungkin telah dingin—sama dengan pikirannya mungkin, heuheuheu.

Di akhir pertemuan itu saya memberikan penguatan kepada dia. “Tidak ada orang tua yang menjerumuskan anaknya. Semua pasti akan tetap diperjuangkan dan dicarikan jalan keluar. Jangan berkecil hati. Sebab rahmat Allah saja lho sangat Besar.” Dengan senyuman yang sedikit dipaksakan, dia labih dahulu pergi dari pandangan saya.

Saya pun berlalu.[]

Tags: cangkemcintaJawamenyoal cinta vs adat jawapernikahanweton
ShareTweetSendShare
Previous Post

Novelet Nirmakna & Pandemicthink

Next Post

Violinis Caitlin

Intan Gandhini

Intan Gandhini

Tinggal di Ponorogo. Penulis buku "Catatan Hati di Tengah Pandemi" dan "Stop Wishing Start Doing By Learning". Anggota komunitas Kampus Literasi, Founder komunitas Pelangi Aksara. Juara III Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional di Universitas Sumatera Utara-Medan dan Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional di Universitas Darussalam Gontor. Bisa disapa via Instagram @intan_ganndhini

Artikel Terkait

Belajar Mengitari Israel
Cangkem

Belajar Mengitari Israel

19 April 2023

Kebetulan tulisan saya kemarin di rubrik ini bertali-singgung dengan Israel. Kebetulan juga saya seorang pemalas akut. Daripada cari bahan nyangkem...

Menguak Kebodohanmu Melalui Rekomendasi Netflix-ku
Cangkem

Menguak Kebodohanmu Melalui Rekomendasi Netflix-ku

29 Maret 2023

Saya ini sekarang suka nulis, tapi kalau disuruh. Disuruh empunya web ini, contohnya. Tiga tahun lalu saya nulis kayak orang...

Bias Kontol dan Efek Sampingnya yang Menyebalkan
Cangkem

Bias Kontol dan Efek Sampingnya yang Menyebalkan

21 Maret 2022

Silakan kalau anda ingin memfitnah saya sebagai orang yang sedang misuh atau berkata kasar sejak dari judul. Tapi kontol sebagai...

Cengkraman Lelaki Idaman
Cangkem

Cengkraman Lelaki Idaman

18 Januari 2022

Mbak, kalau kamu dapat dentang chat yang sibuk mengajakmu munajat tengah malam. Aku bisiki dulu ‘ndak ada jaminan, kalau doi...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Gambar Artikel Ada yang Tetap Kuat

Ada yang Tetap Kuat

3 November 2020
Gambar Artikel Wartawan Ala Cak Rusdi

Wartawan Ala Cak Rusdi

30 April 2021
Akhirnya Aku Mati!

Akhirnya Aku Mati!

17 Juni 2021
Gambar Artikel Kasihan Manusia

Kasihan Manusia

4 November 2020
Transformasi Standar Berkat Gendurenan di Era Revolusi Industri 4.0

Transformasi Standar Berkat Gendurenan di Era Revolusi Industri 4.0

13 Januari 2022
Gambar Artikel Sunyi dalam Kerinduan

Sunyi dalam Kerinduan

29 Desember 2020
Membangun Literasi Peduli Bumi: Festival Buku Berjalan

Membangun Literasi Peduli Bumi: Festival Buku Berjalan

5 Mei 2024
Belajar Mengitari Israel

Belajar Mengitari Israel

19 April 2023
Multi Peran Guru

Multi Peran Guru

8 Maret 2021
Mata Cinta

Mata Cinta

27 November 2021
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab
  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata
  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (212)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (140)
    • Resensi (18)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.