• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Sabtu, 16 Agustus 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Sambatologi Surat

Pencarian di Sudut Rindu

Refina Elfariana D. by Refina Elfariana D.
1 Desember 2021
in Surat
0
Pencarian di Sudut Rindu

https://unsplash.com/photos/E-b_VNmtGJY

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

“Apa kabar?”
“Sehat kan?”
“Bagaimana keadaanmu?”
“Apa kau masih ingat denganku?”

Bernada sekali kalimat itu, intonasinya tepat saat saya mengucapkannya di hadapanmu, ya begitulah saya berlatih selama beberapa tahun terakhir, mengucapkan kalimat itu dengan tanpa menangis, pertanyaan itu pula yang selama ini saya tanyakan dan saya jawab sendiri dengan do’a, mewakili jawabanmu yang saya tau itu tidak akan pernah ada.

Saya memberanikan diri untuk mengunjungimu, dengan mendatangi tempatmu bersama kawanku. Hari itu saya memutuskan untuk berhenti membohongi diri, dan menyerah untuk pura-pura baik-baik saja setelah kau pergi.

Akhirnya saya temukan diri saya yang sebenarnya, bukan lagi dengan persoalan hadirmu yang seringkali hanya terselip pada kalimat dalam tulisan saya, juga bukan dengan teriakan rindu tanpa suara disudut bibir saya, melainkan dengan kalimat tanya pada setiap pasang mata yang berkedip di sana, “bisakah rindu ini menemui ujungnya? Tolong tunjukkan keberadaannya!”

Kau di mana? Seandainya kau tau bahwa saya berhasil mengalahkan ego dan rasa kecewa, selangkah lagi semesta mengizinkan kita berjumpa, mungkin saya tidak akan terlalu lama berada pada alam bawah sadar tempat saya menyandarkan kerinduan, tapi ternyata kau masih saja gagal untuk berdamai dengan luka. Apakah memang seharusnya saya belajar bagaimana caranya untuk berhenti merindukanmu?

Ketika langkah saya memijak bumi pada belahan itu, dengan berbahan bakar rindu saya menuju tempatmu, lebih tepatnya adalah rumah kita, tapi itu dulu. Mungkin terlalu besar jika saya menaruh harapan bisa menatap mu ketika itu, melihat dan memastikan kau masih bernafas di sana, tapi saya memilih untuk mengubur imajinasi itu.

Saya dibalut oleh pekatnya rasa khawatir, seandainya kecewa justru merobek dinding kerinduan yang selama ini saya sembunyikan, hingga saya putuskan hanya menaruh harapan pada sehelai kalimat pengukuhan, mencari pembenaran bahwa dulu rumah kita pernah bertengger di sana, sempat berdiri dengan tegak hingga sendi-sendi keraguan dan keegoisan itu mengikisnya.

Mata saya menatap kehidupan di sekitar tempat itu, mendapati mereka yang berbaju lusuh dan berwajah pilu, mereka yang duduk bersantai dengan raut sendu, mereka yang berkeliling tanpa tujuan, juga mereka yang berjajaran sembari menengadahkan tangan, terbesit pertanyaan pedih yang begitu sakit, bagaimana jika kau ada di antara mereka?

Bisakah saya mengenalimu? Atau mungkinkah kau yang lebih dulu menyapa saya? Andai saja! Tapi bukankah saya datang kesana tidak mengajak ekspektasi besar yaitu dengan menemukanmu, tapi jika boleh jujur, rindu ini masih mencari dan menginginkan hadirmu.

Entahlah, mungkin saya telah gagal memahami diri, saya kesulitan memisahkan perasaan dan pikiran, realita mengajari saya cara membencimu, tapi hati menuntut saya untuk tetap merindukanmu meski dengan segudang luka itu.

Wahai manusia jahat yang ingin sekali saya peluk erat, manusia pengecut yang ingin saya genggam tangannya dengan rapat, manusia tidak punya hati yang selalu saya nanti, sesulit apapun saya berusaha melupakanmu, percayalah saya tidak pernah berhenti menanyakanmu dalam setiap kalimat pinta. Berharap dimana pun kamu, lapisan do’a saya cukup luas untuk menjangkau keberadaanmu, bahkan hanya untuk sekedar memastikan bahwa kau selalu baik-baik saja tanpa saya.

Dengan memilih jalan berbeda, mungkin kau sudah memiliki bahagia yang selama ini kau cari, yang tak kau temukan di rumah ini. Bila dengan saling melupakan dapat meminimalisir kecewa, maka biarkan saya tetap menyimpanmu dalam tumpukan cerita, entah itu tentang haru biru, duka lara maupun tangis bahagia. Bila dengan saling membenci bisa mengobati luka, maka biarlah saya berjabat tangan dan bersahabat dengan luka itu, agar tidak ada lagi alasan untuk saya membencimu.

Kau hanya perlu menyisakan sedikit saja tentangku disudut rindumu! Dengan begitu hati kecilmu akan menunjukkan jalannya, membawa kita pada jumpa yang nyata, menyelesaikan kisah ini tanpa menyisakan tanya.

Untukmu pemilik rindu, selamat hari Ayah pada 12 November 2021 lalu,
“jika benar kau adalah cinta pertama di hidup orang lain, lantas kenapa kau juga jadi patah hati pertama di hidup saya?”

Tags: kebenciankehilanganpencarian di sudut rinduselamat hari ayahsurat ayah
ShareTweetSendShare
Previous Post

Main Tanah dari Langit

Next Post

Pakai Tangan Kiri Itu Tidak Selalu Buruk

Refina Elfariana D.

Refina Elfariana D.

Penulis Asal Bojonegoro, Jatim. Sedang menempuh S1 di Ilmu Komunikasi UINSA. Kerap menulis di platform digital. Bisa disapa di IG: @rfn_ed.

Artikel Terkait

Rumit Melilit Silit
Surat

Rumit Melilit Silit

24 Januari 2022

Lagi-lagi begini lagi, Dul. Quotes, maqolah, atau kata-kata mutiara itu akhirnya ya cuma jadi pajangan di beranda media sosial. Entah...

Sambatologi

Jalan Sunyi dengan Ribuan Bunyi

24 Oktober 2021

Setelah perhelatan panjang bersama dengan soal-soal ujian fakultas yang entah kapan berhasil membuat saya sedikit berkualitas, saya sempatkan waktu untuk...

Hadir itu Bukan Kamu
Surat

Hadir itu Bukan Kamu

25 Agustus 2021

Hai, aku tidak peduli jika tulisan ini dianggap bodoh oleh orang lain, juga tidak cemas kalau tulisan ini tak pernah...

Dari Pesisir
Surat

Dari Pesisir

12 Agustus 2021

Sahabatku, Ali. Emailmu sudah kubaca. Kau mengabarkan jika lamaran pekerjaan yang dikirim atas namaku sudah diterima. Segala hal yang diusahakan...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Keangkuhan Ombak

Keangkuhan Ombak

3 Juni 2021
Tips Menulis Artikel Ilmiah yang Publishable di Jurnal Nasional Terakreditasi

Tips Menulis Artikel Ilmiah yang Publishable di Jurnal Nasional Terakreditasi

25 Maret 2022
Gambar Artikel Jangan Berharap! Teruslah Meratap

Jangan Berharap! Teruslah Meratap

10 November 2020
Violinis Caitlin

Violinis Caitlin

26 Juli 2021
Gambar Artikel Menulis dengan Holistik

Menulis dengan Holistik

1 November 2020
Gambar Artikel Ketika Seorang Perempuan Membaca Nawal el-Saadawi. Resensi Buku Perempuan di Titik Nol

Ketika Seorang Perempuan Membaca Nawal el-Saadawi

4 November 2020
Di Balik Senyum Warga Desa

Di Balik Senyum Warga Desa

13 Juli 2021
Gambar Artikel Pak Soesilo Toer: Homo Alalu dan Doktor yang Memulung

Pak Soesilo Toer: “Homo Alalu” dan Doktor yang Memulung

9 November 2020
Surat Terbuka untuk Sunyi

Surat Terbuka untuk Sunyi

15 Februari 2021
Perihal Wajah Asing di Kereta

Perihal Wajah Asing di Kereta

8 Desember 2023
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab
  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata
  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (212)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (140)
    • Resensi (18)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.