• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Sabtu, 18 Oktober 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Sambatologi Surat

Dimensi Ketidakpastian

Duljabbar by Duljabbar
22 Februari 2021
in Surat
0
Dimensi Ketidakpastian

https://unsplash.com/photos/oMpAz-DN-9I

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Sepucuk bangunan telah nampak

Dari tempat kakimu berpijak

Di tengah gurun yang kadal-kadal menyertainya

Setelah menyingkap rawa dengan kecebong-kecebongnya

 

Tampak elok, aman, lurus kedepan saja

Jalan yang akan kau tempuh

Ternyata kotor, beresiko, berkelok-kelok pula

Maka di tengah-tengah langkah kau bersimpuh

 

Hitam seolah-olah putih

Langit seolah-olah bumi

Surga seolah-olah Neraka

Neraka seolah-olah Surga

 

Dan dengan bangganya

Merasa di dendangan keindahan surga

Padahal dibakar lebur di dalam neraka

 

*****

 

Ketidakpastian. Adalah posisi keberadaan sebuah makhluk bernama manusia. Adalah yang luput untuk disertakan dalam nafasnya. Merasa betul-betul pasti, padahal tidak sebiji sawi pun kepastian yang dapat dipastikannya.

Setelah perjalanan yang sampai kini kalian jalani, seberapa lelah kalian?  Sudah berapa ton beban pikiran dan perasaan yang kalian korbankan? Berapa liter air mata yang sudah menetes dari pipi kalian?

Juga, bagaimana perjalanan kalian selama ini? Tidak ada kendala sama sekali? Lurus-lurus saja tanpa hambatan? Atau berkelok-kelok sebagaimana jalanan di daerah tinggi?

Coba renungi, amati, dan jawab pertanyaan tadi sejujur-jujurnya. Jawaban ditulis tangan di buku masing-masing. Besok saya tagih, selesai ndak selesai dikumpulkan.

Andai saja, lho, kita ini sudah dikasih tahu skenario hidup kita di dunia mulai dari A-Z oleh Tuhan, tentu bakal mudah. Nanti pagi ada kejadian apa, besok malam apa yang bakal kita dapat, umur sekian tahun akan menikah dengan Mbak A, misalnya. Jadi kita bisa sedini mungkin kenalan, mendekati, sampai akhirnya saling mencintai.

Atau mungkin kita dikasih hidup cuma dua jam lagi, yang mana ndak bisa nambah billing seperti di warnet, maka dua jam itu bakal dimanfaatkan semantap mungkin buat menyembah, meminta, memohon, meratap, dan mengemis-ngemis pada Tuhan agar lekas terampuni dosanya. Terus Tuhan menatap ke pendoa itu dan bilang,

“Wingi-wingi koe nyolong jambune Cak Kamidi, njotosi Anton anake Yuk Nah, ora njaluk sepuro nang wong-wong kui disik. Kok wis njaluk nyepurani Aku. Cek penake.”

Andai saja, lho.

Itupun sudah enak, dikasih notifikasi kalau beberapa waktu lagi bakal dinonaktifkan hidupnya. Buat orang yang ndak diberi notifikasi, ya cuma bisa berusaha dalam dimensi kemungkinan atau ketidakpastian.

Kata motivator, kuncinya adalah berusaha. Kata agamawan, jalannya adalah berdoa. Kata Mas Jaber, ya dua-duanya. Hmmmm ….

 

*******

 

Oleh karena hidup dalam dimensi kemungkinan itulah, ketangguhan daya juang kita diujikan. Seberapa tangguh melewati berkelok-keloknya jalan menuju kepastian.

The Beatles, lebih tepatnya Om Paul McCartney, pernah menuliskan balada rayuan kepada Tuhan—yang banyak orang menafsirkan balada tersebut adalah untuk rekan-rekan Beatle lain yang waktu itu sedang crash. The Long And Winding Road, salah satu nomor di album Let It Be (1970), menjadi daily music saya saat ini. Dengan tanpa mengesampingkan Yesterday, Something, While My Guitar Gently Weeps, dan In My Life, tentunya.

Tersebut diatas, betul kalau album Let It Be ini digarap saat Beatle sedang panas-panasnya. Terjadi pertengkaran internal dan lain-lain. Sehingga Om Paul McCartney sebagai imam para Beatle, merasa kita (The Beatles) hendaknya melingkar sebagaimana mestinya. Tertulislah lagu The Long And Winding Road ini.

Kata orang, lagu yang bagus itu yang bisa ditafsirkan oleh para pendengar, bukan cuma eksplisit bilang “Aku cinta kamu”, lantas selesai. Bukan bertele-tele, sebab keindahan lah yang menjadi muaranya. Maka segera buka aplikasi platform musik kalian, dan segera putar lagu itu agar lebih yoi sembari membaca tulisan ini.

Kemudian saya menangkap romantisme, keputusasaan, dan optimisme yang melebur jadi satu.

 

The long and winding road

That leads to Your door

Will never disappear

I’ve seen that road before

It always leads me here

Lead me to Your door

 

Jalan yang panjang dan berliku-liku. Panjang bukan karena jaraknya yang jauh, namun ketidakpastian tentang jarak itulah yang membuatnya panjang. Pun berliku-liku, padahal kukira jalanku lurus-lurus saja. Jalan sunyi atau jalan ramai, keduanya menuju pada-Mu.

Tidak. Tidak akan pernah hilang jalan menuju pada-Mu. Sebab aku telah melangkah sekejap dan kurasa aku sudah sampai. Namun entah bagaimana, kebodohanku membelokkan akal dan hatiku untuk berpaling dari apa yang pernah kutempuh. Terombang-ambing dalam lika-liku menuju kepastian-Mu.

 

The wild and windy night

That the rain washed away

Has left a pool of tear

Crying for the day

Why leave me standing here

Let me know the way

Pada Malam yang Kau pun bersumpah dengan namanya. Malam yang gelap sebab pekat sudah hitam hatiku menempuh jalan ini. Pekat hatiku sebab liar sudah tindakanku dari petunjuk-Mu. Liar tindakanku sebab dihempas habis oleh ketidaktangguhanku melawan diriku sendiri.

Hingga Kau meneteskan air-Mu, agar supaya tangisku larut dalam ledakan kesunyianmu. Sekolam air mata ini keluar sudah menangisi kebobrokanku. Maka, Tuhan, dengan amat sangat, izinkan aku mengetahui jalan kepastian-Mu, setelah aku menyalahkan-Mu atas ketidakpedulian-Mu padaku.

 

Many times I’ve been alone

And many times I’ve cried

Anyway you’ll never know

The many ways I’ve tried

 

Berulang-ulang kali aku bercumbu dengan sunyi, dengan kebodohanku sendiri. Berulang-ulang kali pula aku menangis sebab disingkirkan, dicampakkan, dan bahkan diharamkan keberadaanku diantara mereka, orang-orang yang sudah merasa paling mulia.

Maka teruntuk kalian yang mencampakkanku sedemikian rupa, terima kasih. Beribu-ribu terima kasih. Sebab atas pengharaman kalian atas kehadiranku, aku lebih tahu bahwa kalian tidak ada apa-apanya dibanding Tuhanku. Dan tiada penting pula, bahwa kalian takkan tahu jalan-jalan yang telah dan terus kususuri hingga kini.

 

And still they lead me back

To the long and winding road

You left me standing here

A long long time ago

Don’t leave me waiting here

Lead me to Your door

 

Maka bersamaan dengan kegelapan, keliaran, dan terjangan angin di malam itu, aku dituntun kembali. Ke jalan yang panjang dan berliku. Yang masih saja tak kutahu seberapa jauh jarak yang akan kutempuh.

Maka setelah Engkau menamparku dengan kejutan kebahagiaan itu, aku tak lagi menyalahkan bahwa Engkau yang pergi. Bodoh aku memang. Yang pergi adalah aku dengan kebodohanku, untuk menyatakan bahwa Engkau meninggalkanku.

Duh, Tuhanku, jangan sampai hilang lagi ketangguhanku untuk menempuh jalan-Mu. Berikanlah daya juang tinggi untuk mengoptimalkan fungsi akal dan hatiku ini. Sebagaimana telah Engkau tunjukkan jalan cinta-Mu pada kekasih-kekasih-Mu. Bukan sebagaimana telah Engkau tunjukkan pula jalan murka-Mu pada pembohong-pembohong yang berselingkuh dari-Mu.

صِرَاطَ الَّذِیْنَ اَنْعَمْتَ عَلَیْهِمْ ﴰ غَیْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَیْهِمْ وَ لَا الضَّآلِّیْنَ۠(۷)

Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

 

Kadipiro, 13 Februari 2021

Tags: dimesi ketidakpastiankehidupanpositif
ShareTweetSendShare
Previous Post

Balada Mobile Legends

Next Post

Puisi Siap Saji

Duljabbar

Duljabbar

Tim Redaksi Metafor

Artikel Terkait

Rumit Melilit Silit
Surat

Rumit Melilit Silit

24 Januari 2022

Lagi-lagi begini lagi, Dul. Quotes, maqolah, atau kata-kata mutiara itu akhirnya ya cuma jadi pajangan di beranda media sosial. Entah...

Pencarian di Sudut Rindu
Surat

Pencarian di Sudut Rindu

1 Desember 2021

"Apa kabar?" "Sehat kan?" "Bagaimana keadaanmu?" "Apa kau masih ingat denganku?" Bernada sekali kalimat itu, intonasinya tepat saat saya mengucapkannya...

Sambatologi

Jalan Sunyi dengan Ribuan Bunyi

24 Oktober 2021

Setelah perhelatan panjang bersama dengan soal-soal ujian fakultas yang entah kapan berhasil membuat saya sedikit berkualitas, saya sempatkan waktu untuk...

Hadir itu Bukan Kamu
Surat

Hadir itu Bukan Kamu

25 Agustus 2021

Hai, aku tidak peduli jika tulisan ini dianggap bodoh oleh orang lain, juga tidak cemas kalau tulisan ini tak pernah...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Gambar Artikel Keraguan dalam Keyakinan

Keraguan dalam Keyakinan

2 Desember 2020
Perempuan di Mata Asghar Ali Engineer

Perempuan di Mata Asghar Ali Engineer

29 Juni 2021
Dari Nafas Malamku

Dari Nafas Malamku

11 Mei 2021
Berteman dengan Kegagalan

Berteman dengan Kegagalan

7 Mei 2022
Gambar Artikel Seringai Pedih yang Ia Tulis

Seringai Pedih yang Ia Tulis

28 Desember 2020
Gambar Artikel Pahlawan Bukan Hanya Tentang Sejarah, tapi Juga Pemuda

Pahlawan Bukan Hanya tentang Sejarah, Tapi Juga Pemuda

23 November 2020
Gambar Artikel Puisi untuk Ibu : Mamak dan Kudapan Hina

Mamak dan Kudapan Hina

1 Desember 2020
Perbedaan Sikap dan Budaya Orang Jerman dan Indonesia

Perbedaan Sikap dan Budaya Orang Jerman dan Indonesia

24 Maret 2022
Gambar Artikel Membersihkan Luka dengan Alkohol Vs Air Bersih

Membersihkan Luka dengan Alkohol Vs Air Bersih

23 November 2020
Gambar Artikel Rasa Berbahan Sutera

Rasa Berbahan Sutera

30 Desember 2020
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Bersikap Maskulin dalam Gerakan Feminisme
  • Emas di Piring Elite dan Jualan Masa Depan Cerah yang Selalu Nanti
  • Dua Jam Sebelum Bekerja
  • Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya
  • Pemerintah Daerah Tidak Bisa Cari Uang, Rakyat yang Menanggung
  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu
  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (216)
    • Cerpen (54)
    • Puisi (141)
    • Resensi (20)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (72)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (33)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.