Metafor.id

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

  • Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Tuesday, 21 March, 2023
  • Login
  • Register
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Sambatologi

Fenomena #MacanTernak

Mama-mama cantik nganter anak

Intan Gandhini by Intan Gandhini
3 August 2021
in Komentarium, Sambatologi
0
Fenomena #MacanTernak

Ilustrasi Mengantar Anak Sekolah (Istockphoto/ Damircudic)

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Di hari yang sunyi, ada baiknya kita buka sesi per-sambatan yang sudah lama menyelinap dalam batin ini. Rasanya media terbaik untuk melampiaskan kekesalan adalah melalui tulisan. Iya, tulisan.

Hari ini masih sama. Tidak jauh berbeda dengan waktu-waktu yang lalu. Angin enggan berbisik pada ranting, daun juga tengah terlelap karena lelah seharian berfotosintesis—mungkin. Begitupun saya, yang turut merasakan kepiluan atas segala yang terjadi.

Pengembaraan—begitulah saya menyebutnya untuk mengamati keadaan sekitar—ini saya awali dengan penemuan fenomena baru beberapa waktu belakangan. Lebih tepatnya mungkin beberapa bulan pasca Indonesia dinyatakan terpapar virus mematikan berinisial C: virus Corona. Namun pengamatan itu terus berlangsung hingga sekarang.

Jika dulu saat saya berangkat kuliah dan sering melihat fenomena “Macan Ternak” atau singkatan dari “mama-mama cantik nganter anak” pada setiap pagi. Mayoritas mama cantik nan muda ini berpenampilan stylish mengantarkan anaknya menuju tempat mencari ilmu. Tidak sedikit pula mereka menggenggam ponsel di tangannya lalu berswafoto ria dengan kepiawaian berpose. Sungguh fenomena yang nyata di hadapan saya.

Tidak cukup di situ. Beberapa dari circle Macan Ternak itu rupanya juga eksis di dunia maya. Setelah anaknya masuk ruang kelas untuk belajar, mama cantik ini kemudian menggencarkan aksinya. Dengan memposting beberapa foto di media sosial dengan caption ala-ala artis Korea.

Begini kira-kira. “Hallo gaes, lagi nemenin si cantik belajar sambil ngonline nih”. Ada juga, “Ayahnya kerja, bundanya nemenin buah hati belajar dong,”. Parahnya, ada beberapa postingan mama cantik itu yang nangkring di beranda FB saya. Dan tidak sedikit menuai perhatian publik untuk sekadar nimbrung di kolom komentar. Haih, welcome to Indonesia!

Penampakan semacam itu mungkin telah menjamur di sekitar kita. Karena memang kebanyakan seorang ibulah yang mengantarkan anaknya pergi ke sekolah, terutama dalam hal ini sekolah TK atau Playgroup. Hal itu memang wajar apalagi seorang ibu pasti akan menunggu anaknya saat proses belajar hingga selesai. Saya rasa hal ini pasti terjadi di setiap lembaga pendidikan Taman Kanak-kanak.

Namun seiring perjalanan waktu, apalagi sejak negara kita kedatangan tamu tak diundang berupa Corona, fenomena Macan Ternak tak lagi saya jumpai. Terlebih saat diberlakukan lockdown di mana-mana, sekolah diliburkan. Hal ini yang kemudian memicu kebingungan mama cantik itu harus bertindak bagaimana.

Sering saya mendapati sambatan dari tetangga saya—yang mungkin dulu tergabung dalam rumpun Macan Ternak itu—yang berbunyi begini:

“Biyuh biyuh, sekolah kok diliburkan to Mbak, nanti bagaimana nasib belajarnya anak saya? Wong saya juga tidak paham pelajarannya lho…. Anak saya juga susah diajak belajar kalau di rumah.”

Tentu masih ada beberapa mama cantik yang mengadukan hal yang sama, lagi-lagi sosok ibu tidak siap mendidik anaknya dalam urusan belajar. Kurang lebih itu problematikanya.

“Seorang perempuan adalah madrasah pertama bagi anaknya kelak.”

Jika satu statement ini dibedah dan dianalisa, mungkin akan related dengan apa yang saat ini terjadi. Disadari ataukah tidak, seorang ibu sedikit banyak memang harus paham ilmu pendidikan. Untuk apa? Untuk buah hatinya. Iya, buah hatinya kelak–buat yang tidak berniat menikah, ya, minimal untuk bekal momong ponakan.

Menjadi perempuan yang berpendidikan tinggi tentu tidak sia-sia, kan? Setidaknya jika tidak bisa duduk di kursi terhormat, masih bisa mendidik anaknya dengan cermat. Maka dalam hal ini seorang perempuan harus berusaha agar menjadi sosok yang sholihah dalam berintelektual.

Lalu bagaimana jika seorang perempuan terbatas pendidikannya? Mungkin hanya tamat SMP, atau SMA?

Inilah yang saya sebut sebagai sebuah rukhshoh (keringanan). Hehe. Tak apa bagi sebagian perempuan yang mungkin tidak mampu melanjutkan pendidikan tinggi, masih ada pembelajaran dari semua sisi kehidupan. Semisal mendidik anaknya dengan karakter yang bagus dan lain sebagainya. Dalam hal ini seorang perempuan harus berusaha agar menjadi sosok yang sholihah dalam bersosial.

Dengan begitu tidak ada batasan kan untuk seorang perempuan agar bisa mendidik anaknya?

Saya berasumsi bahwa menjadi perempuan memang harus terus belajar. Belajar tidak harus dilakukan di bangku pendidikan saja, namun jika masih mampu untuk menempuh itu, kenapa tidak? Bagi saya perempuan berilmu itu memiliki satu keistimewaan tersendiri. Tidak penting berapa banyak gelar atau ijazah yang telah didapatkannya. Namun seberapa besar pengaruhnya untuk sekitar, terutama keluarga. Karena kelak, dialah yang akan mengajari anaknya agar menjadi generasi yang lebih baik.

Dan bagi mama cantik yang sedang menghadapi kesulitan mengajari anaknya, jangan menyerah. Sebab kita tidak tahu akan sampai kapan ujian ini berlangsung, hingga belum bisa dipastikan kapan sekolah akan kembali dibuka. Saran dari saya, yang barangkali akan terdengar klise, teruslah belajar dari segala sendi kehidupan.

Sedangkan untuk kita yang sedang mempersiapkan diri menjadi mama, jadilah Macan Ternak juga namun dengan versi “mama cantik pinter idola anak” (hehehe). Semangat belajar dan terus memperbaiki diri, ya.[]

Tags: fenomena macan ternakmamah mudamedia sosialsambatologi
ShareTweetSendShare
Previous Post

Pelabuhan Terakhir dan Puisi Buatmu

Next Post

Nirwana Khatulistiwa

Intan Gandhini

Intan Gandhini

Tinggal di Ponorogo. Penulis buku "Catatan Hati di Tengah Pandemi" dan "Stop Wishing Start Doing By Learning". Anggota komunitas Kampus Literasi, Founder komunitas Pelangi Aksara. Juara III Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional di Universitas Sumatera Utara-Medan dan Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional di Universitas Darussalam Gontor. Bisa disapa via Instagram @intan_ganndhini

Artikel Terkait

Dear Orang Tua: Tolong Jangan Perlakukan Anak Semena-mena!
Komentarium

Dear Orang Tua: Tolong Jangan Perlakukan Anak Semena-mena!

9 April 2022

Belum lama ini timeline media sosial saya sempat dilewati sebuah berita soal seorang ayah yang membanting laptop anaknya. Hal tersebut...

Bias Kontol dan Efek Sampingnya yang Menyebalkan
Cangkem

Bias Kontol dan Efek Sampingnya yang Menyebalkan

21 March 2022

Silakan kalau anda ingin memfitnah saya sebagai orang yang sedang misuh atau berkata kasar sejak dari judul. Tapi kontol sebagai...

Kenapa Lagu Jawa Trending Terus Di Youtube? Ini Jawabannya
Komentarium

Kenapa Lagu Jawa Trending Terus Di Youtube? Ini Jawabannya

17 March 2022

Dalam kategori musik di Youtube, ada banyak sekali lagu Jawa, entah itu genrenya dangdut, pop, atau koplo. Mungkin lagunya baru...

Menerka Kiblat Dakwah Generasi Muda di Masa Depan
Komentarium

Menerka Kiblat Dakwah Generasi Muda di Masa Depan

16 February 2022

Fenomena ‘hijrah’ bukan hal yang asing lagi bagi kita. Saya sendiri kurang begitu paham kapan awal-mula munculnya fenomena hijrah ini....

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Yang Mengelucak dari Lembar-Lembar Buku Pepak

Yang Mengelucak dari Lembar-Lembar Buku Pepak

18 February 2021
Gambar Artikel Wahdatul Wujud: Sebuah Dialog Singkat Islam-Kristen

Wahdatul Wujud: Sebuah Dialog Singkat Islam-Kristen

10 January 2021
Gambar Artikel Penjelas Masa Lalu

Penjelas Masa Lalu

10 January 2021
Dan Kita Asing di Depan Matahari

Dan Kita Asing di Depan Matahari

11 October 2021
Gambar Artikel Puisi Munajat dari Atas Kasur

Munajat dari Atas Kasur

9 January 2021
4 Suguhan Apik yang Ditawarkan Film “Don’t Look Up”

4 Suguhan Apik yang Ditawarkan Film “Don’t Look Up”

27 March 2022
Gambar Artikel Pengarang Feminis

Pengarang Feminis

9 January 2021
Kopi yang Tumpah Sebelum Diangkat

Kopi yang Tumpah Sebelum Diangkat

3 March 2021
Gambar Artikel Tindak Korupsi di Mata Ahmad Hassan

Tindak Korupsi di Mata Ahmad Hassan

11 January 2021
Gambar Artikel Sedayu Dalam Kurun Waktu

Sedayu dalam Kurun Waktu

12 November 2020

Ikuti Kami di Instagram

  • Halloo sobat
Ga terasa ya sudah bulan Juli...
Waktunya Meta ngumumin
💫metafor award💫
🤩🤩🤩

Oiya karena satu dan lain hal Meta mohon maaf yaa pengumuman Metafor award yang seharusnya dilaksanakan sejak bulan Januari 2022 jadi ngaret di bulan Juli 2022😭🙏🙏

Stay tune ya sobat. Bakal mimin umumkan pemenangnya tanggal 20 Juli 2022

Cek kategorinya di slide kedua yaa sobat

#metaforawards #metafordotid #nulisdimetafor #comingsoon‼️
  • Halloo sobatt
Saatnya Meta umumkan metafor award 2021. 
Ini dia para pemenangnya:
1. Terbaik kategori puisi
- Sobrun Jamil
- Krisnaldo Triguswinri

2. Terbaik kategori esai: Syukur Budiharjo

3. Terbaik kategori cerpen: Yuditeha

4. Penulis terproduktif: Syukur Budiharjo

Selamat kepada para pemenang, tolong balas DM Meta untuk konfirmasi hadiahnya yaa sobat.
Terima kasih semua kontribusi yang diberikan oleh para penulis. Selamat menanti metafor award 2022😍🥳

#metaforawards2021 #nulisdimetafor #metafordotid #pemenangaward2021
  • Halloo sobatt
Semoga selalu sehat dan berbahagia ya sobat
Meta mau umumkan pemenang award dari tim metafor.id
Ini dia pemenangnyaa:
1. Redaktur teraktif diraih oleh kak @fajrizuliaramdhani 
2. Desainer terbaik diraih oleh kak Ibrahim Hasan Maulidi
3. Tim media teraktif diraih oleh kak @okta_raras 

Semoga bahagia dan membahagiakan~
😍😍😁
Sehat selalu sobatt

#metaforawards2021 #metafordotid #nulisdimetafor #2021
  • Selamat hari anak nasional sobat meta. Tiap-tiap kita memiliki jiwa anak anak dalam diri rawatlah jiwa anak anak itu dan berbahagialah (juga bersedihlah).
Oiya Meta kasih satu cuplikan dari buku Le Petite Prince karya Antoine de Saint-Exupéry nihh

Grown-ups never understand anything by themselves, and it is tiresome for children to be always and forever explaining things to them.
Antoine de Saint-Exupéry
--------☆--------☆---------☆

(Orang dewasa tidak pernah memahami sesuatu sendiri dan betapa melelahkan menjadi anak-anak yang harus selalu menjelaskan banyak hal pada mereka.)

Sudah pernah baca bukunya sobat? Kalau sudah cuss kirim resensinya ke email: redaksi@metafor.id yuk sobat😁😁😁

#harianaknasional
#metafordotid
#nulisdimetafor #2022
  • [Media partner]

LOMBA ESAI TINGKAT NASIONAL
UNTUK SANTRI INDONESIA

Dalam Rangka :
Harlah ke-4 Santri Mengglobal

Tema :
"Santri, Dunia Digital dan Tantangan Global"

SUB TEMA :
◼️Pendidikan
◼️Kesehatan
◼️Perdamaian
◼️Kesetaraan Gender
◼️Kesejahteraan Masyarakat
◼️Perubahan Iklim

TIMELINE KEGIATAN :
◼️Pembukaan : 7 Agustus 2022
◼️Deadline : 30 September 2022
◼️Penjurian Esai : 1-17 Oktober 2022
◼️Pengumuman : 28 Oktober 2022

PERSYARATAN UMUM :
1). Tercatat sebagai Mahasantri Indonesia
2). Peserta adalah Alumni Pesantren 5 Tahun terakhir
3). Mengisi data diri dan mengirimkan tulisan pada tautan; selambat-lambatnya tanggal 30 September 2022 (Pukul 24.00 WIB)
4). 15 naskah terbaik akan diterbitkan dalam bentuk Buku; 3 Naskah terbaik akan mendapatkan hadiah sebagaimana disebutkan

PEMENANG :
1). Juara 1 Trip ke Luar Negeri (3 Negara; Malaysia, Singapura, dan Thailand)
2). Juara 2 Tiket PP Luar Negeri; Jakarta - Malaysia
3). Juara 3 Biaya Pembuatan Paspor

15 Esai terbaik akan diterbitkan dalam bentuk Buku; Seluruh Peserta mendapatkan Sertifikat

REGISTRASI :
📝 Registrasi Lomba 
  sebelum 30 September 2022

🔰 Juknis Lomba :
https://bit.ly/lombaesaiharlahsm4

🔰 Link Pendaftaran :
https://bit.ly/lombaesaiharlahke4sm

#saatnyasantrimengglobal
#mediapartnermetafordotid
#santrimengglobal #lombaesai #eventnulis
  • [Media partner]
LOMBA VIDEO KREATIF TINGKAT NASIONAL
UNTUK SANTRI INDONESIA

Dalam Rangka :
Harlah ke-4 Santri Mengglobal

Tema :
"Santri, Dunia Digital dan Tantangan Global"

SUB TEMA :
◼️Mimpiku Studi ke Luar Negeri
◼️Santri dan Dunia Digital
◼️Santri Scholarship Hunter
◼️Santri dan Tantangan Global

PEMENANG :
1). Juara 1 Trip ke Luar Negeri Malaysia/Singapura
2). Juara 2 Tiket PP Luar Negeri; Jakarta - Malaysia/Singapura
3). Juara 3 Biaya Pembuatan Paspor
5 Video Favorit Mendaoatkan Voucher Gopay atau OVO senilai 500.000 untuk 5 Peserta Favorit

🔰 PERIODE PROGRAM:
10 Agustus - 30 September 2022

🔰 SYARAT DAN KETENTUAN:
https://bit.ly/videoharlah4sm

🔰 PENDAFTARAN: 0895373361616 https://bit.ly/lombavideoharlahsm4

#saatnyasantrimengglobal
#metafordotid #mediapartnermetafordotid #eventlombavideo #lombavideografi
  • Selamat hari kemerdekaan sobattt.
Apakah kamu sudah merdeka dari segala hal yang menjajahmu?¿
😁

#metafordotid #nulisdimetafor #kemerdekaanindonesia #hutri77
  • [Puisi]
Diam dan Merapal Hujan
Sajak-sajak M. Ridho Muslim Goffar
Oleh M. Ridho Muslim Goffar

Diam

/1/
sudah sejak lama
aku diam-diam menunggumu
dan sialnya, secara diam-diam
kau juga menungguku

/2/
kini aku sudah bernyali,
tapi secara diam-diam,
Tuhan menakdirkanku
untuk tetetap diam

/3/
apa sudah sepantasnya
aku diam saja? Dan
apakah dengan diam,
aku sudah pantas?

/4/
aku hanya tak ingin
diam-diam mati
terkubur penantianku sendiri

/5/
kututup diamku
dengan semoga—
aku tak pernah bisa diam
mendo’akanmu
secara diam-diam

Selengkapnya di https://metafor.id/metafor/puisi/diam-dan-merapal-hujan/

#metafordotid #nulisdimetafor #puisi #kolompuisimetafor
  • [Milenial, Gaya Hidup]

4 Alasan Fundamental Mengapa Kita Perlu Membaca
Oleh Mohammad Azharudin

Mungkin beberapa dari kita sudah mengetahui apa saja manfaat membaca, sehingga hal tersebut mendorong mereka untuk lebih giat membaca. Nah, bagi yang belum tahu manfaat membaca, mungkin bisa cari alasan terlebih dahulu mengapa mesti membaca. Apa saja sih manfaat membaca sobat?
Swipe untuk membaca manfaatnya yuuk
Untuk baca artikel selengkapnya silakan menuju link
https://metafor.id/milenial/4-alasan-fundamental-mengapa-kita-perlu-membaca/
atau klik link di bio meta yaah sobat!

#metafordotid #nulisdimetafor #manfaatmambaca #kolommilenialgayahidup #lifestyleblogger #readingtime
  • Metafor.id menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas berpulangnya prof. Azyumardi Azra, ketua dewan pers dan salah satu tokoh cendekiawan Indonesia.
Selamat berpulang, prof...

#metafordotid
  • Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan🙏

#tragedikanjuruhan
  • Selamat memperingati maulid Nabi Muhammad Saw
12 Robiul awwal 1444 H

#metafordotid #maulidnabi
Facebook Twitter Instagram Youtube
Metafor.id

Metafor.id adalah “Taman Literasi Digital” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Ode untuk Martir Pengetahuan: Puisi-puisi Moch Aldy MA
  • Ruang Tunggu: Puisi-puisi Habib Muzaki
  • Anthony Giddens: Agensi dan Strukturasi Sosial
  • Mengapa Perlu Membaca Sastra?
  • Dari Rongsokan ke Cambridge dan Harvard
  • Menyoal Tirani: Pelajaran Penting Demokrasi Abad Ini
  • Tamu
  • Diam dan Merapal Hujan
  • Menjajaki Belanda: Dekapan Mimpi yang Jadi Nyata
  • Doa Pengembara
  • Babasan dan Paribasa: Sarana Pendidikan Karakter Berbahasa Sunda
  • Istirahat dan Pelukan Ibu

Kategori

  • Event (4)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (2)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (57)
    • Ceriwis (12)
    • Esai (45)
  • Metafor (194)
    • Cerpen (47)
    • Puisi (130)
    • Resensi (16)
  • Milenial (44)
    • Gaya Hidup (23)
    • Kelana (11)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (68)
    • Cangkem (16)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In