• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Selasa, 26 Agustus 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Metafor Puisi

Pergantian Musim

Eri Setiawan by Eri Setiawan
6 Februari 2021
in Puisi
0
Pergantian Musim

Sumber gambar: https://amirzand.cgsociety.org/h8e2/lonely-rock

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Sepasang Mata

tiadalah senja di muka semesta
sebab hujan lebih dulu menghasut langit
untuk menepikan kau-aku pada ruang
atap bambu
yang alasnya kecil, dilingkari batu-batu

kita yang menggigil cukup kaku
mengeja kata-kata
apalagi musti merangkaikannya
menjadi kalimat-kalimat baku
pun dengan sepatah frasa lugu

tetapi, pandang matamu begitu kata-kata
ada yang begitu cantik selaksa lirik
yang muncul dari bola-bola itu
menghasut menjadi kehangatan
menjelmakan hujan menjadi derai-derai
sebuah kasih lahir terurai

tetapi, kulihat senyummu begitu rekah
ada yang begitu merah selaksa api
yang menemui puncaknya
menghasutku mendekat cepat
lalu kudengarlah sayup-sayup
getar bibirmu yang basah kuyup

“mencintaimu adalah muruah, yang rintik-rintiknya abadi”.

 

Purwokerto, 2020

 

Pergantian Musim

pada kemarau yang membentang
sepanjang semesta itu
telah habis dipukul gerimis-gerimis
rumput-rumput kecil dan
pepohonan setengah napas
yang tak lagi hendak bicara itu
kembali mencintai kata-kata
tubuhnya berangsur semi
akar-akarnya lepas dari cemas
merambat ke penjuru mana saja
tanpa resah gundah berkala

pun dengan keringnya telaga-telaga
yang ruhnya sempat tertunduk
sebab sejuknya yang telah menjadi luka itu
perlahan tergenang oleh rinai-rinai
dan sepasang dua pasang mata air
yang mengucur selaksa hati yang
telah pulih dari gersang yang
tak henti-hentinya melanglang

semesta pun dikabarkan selamat
wajah-wajah berseri kian melekat
seperti halnya hidup yang lama sekarat
ada selamat datang dari senyum
dan cinta yang dahsyat.

 

Rindu

jika kota Jakarta telah rawan banjir,
lalu bagaimana dengan sungai batinmu,
yang tiap malam dihujani rindu?
akankah bumi percintaan akan tenggelam,
dan perasaan-perasaanmu tunggang langgang mencari pengungsian?

aku cemas
jarak Bandung-Yogya menjadi kilometer api
dan kau tak hendak memaklumi lagi.

 

Purwokerto, 2020

Tags: banjirkemaraupergantian musimpuisirindu
ShareTweetSendShare
Previous Post

Resolusi Parmin

Next Post

Gejala Kebudayaan Hilang di Era Pandemi

Eri Setiawan

Eri Setiawan

Guru di SMPN 2 Pangadegan, Purbalingga. Pria kelahiran Banjarnegara ini aktif bergelut di KPI.

Artikel Terkait

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
Puisi

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya

14 Agustus 2025

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya setiap malam ia menyetrika tubuhnya di depan kaca mencari lipatan-lipatan yang membuat lelaki itu malas pulang...

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
Puisi

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya

3 Agustus 2025

Hisap Aku hingga Putih bulan merabun serbuk langit bebal pohon dan batu tak bergaris hitam coreng malam yang sumuk punggung...

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
Puisi

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya

20 Juli 2025

Status Baru Ibu Ia tidak menangis di depan siapa pun. Tapi aku tahu, ada yang basah tiap kali ia mencuci...

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
Puisi

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya

22 Juni 2025

Kiat Marah yang Payah  Malam hari yang dingin mencekam cepat menusuk pori-pori. Dan keniscayaan lupa mendekam di hati dan kantong...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Gambar Artikel Puisi Aku Telah Bermimpi

Aku (Telah) Bermimpi

26 Januari 2021
8 Film Dokumenter yang Akan Membuatmu Lebih Sadar Isu Lingkungan

8 Film Dokumenter yang Akan Membuatmu Lebih Sadar Isu Lingkungan

23 Maret 2022
Doa Pengembara

Doa Pengembara

1 Juli 2022
Dari Rongsokan ke Cambridge dan Harvard

Dari Rongsokan ke Cambridge dan Harvard

4 September 2022
Surat dari Sekar

Surat dari Sekar

10 November 2021
Beberapa Adegan di Balik Pintu yang Tak Terkunci

Beberapa Adegan di Balik Pintu yang Tak Terkunci

7 Februari 2021
Pendidikan, Multiple Intelligences dan Persoalan Era Digital

Pendidikan, Multiple Intelligences dan Persoalan Era Digital

25 Juni 2021
Gambar Artikel Sedekah Berbalas dan Kepamrihan

Sedekah Berbalas dan Kepamrihan

1 Desember 2020
Menulis Puisi

Menulis Puisi

31 Maret 2021
Gambar Artikel Semayam Kerapuhan Moral

Semayam Kerapuhan Moral

30 November 2020
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu
  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab
  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (213)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (140)
    • Resensi (19)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.