• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Senin, 18 Agustus 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Metafor Puisi

Pelabuhan Terakhir dan Puisi Buatmu

Puisi-Puisi Henny Purnawati

Henny Purnawati by Henny Purnawati
27 Juli 2021
in Puisi
1
Pelabuhan Terakhir dan Puisi Buatmu

https://www.artisticmoods.com/elisa-talentino/

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

LELAKI YANG MEMAINKAN GITAR

aku lagi jatuh cinta
pada seorang lelaki yang memainkan gitar
denting suara gitarmu
perlahan menyelinap
mengisi ruang hampa dalam batinku
menembus sudut terdalam yang tak terjangkau
lenyapkan nelangsa relung sukmaku

aku lagi jatuh cinta
pada seoarang lelaki yang memainkan gitar

denting suara gitarmu
kau petik dengan perlahan
nyanyikan serenande cinta yang merdu
entah untuk siapa

lelaki yang memainkan gitar
bantu aku wujudkan
keinginanku yang tak pernah terwujud
meski hanya lewat petikkan gitarmu

 

PELABUHAN  TERAKHIR

di pelabuhan kecil ini
aku mendekap sunyi
di antara tali temali yang teronggok bisu
tiang kapal rapuh  perlahan berayun
sebentar lagi hiruk pikuk
lalu lalang akan berakhir

kapal terakhir telah tertambat
satu per satu terpal selesai ditutup
jala-jala terpasang rapi
tali-tali lasing ditarik
diikat hingga ke ujung

burung camar terbang menjauh
langit berubah warna
siluet jingga menampakkan dirinya
kerlip lampu kapal mulai terlihat
senja membawa hening

pelabuhan kecil ini
pelabuhan terakhir
tempatku menghentikan pencarian
ada kelegaan datang menjemput
ketika tersadar semua tentangmu adalah kesia-siaan

 

PUISI BUATMU

puisi buatmu
hanyalah rangkaian kata bersahaja
kutulis dengan bahasa sederhana
tanpa diksi dan faksi yang rumit
sehingga bisa kau pahami
dengan mudahnya
puisiku hanyalah ungkapan sederhana
tentang rasa yang kita punya

puisi buatmu
adalah catatan kecil yang tercecer
dari sebuah perjalanan bersama
kucoba rangkai
dalam sebuah aksara sederhana
sebagai kenangan
tentang rasa milik kita

Tags: Pelabuhan Terakhir dan Puisi Buatmupuisisajak
ShareTweetSendShare
Previous Post

Violinis Caitlin

Next Post

Fenomena #MacanTernak

Henny Purnawati

Henny Purnawati

Lahir di Pontianak. Membaca, menulis dan seni kreatif lainnya adalah hobinya sejak kecil. Menikah dan memiliki 3 orang anak, berkarir di swasta dan menulis di sela waktu luang. Saat ini bergabung dengan Forum Lingkar Pena Kalimantan Barat. Beberapa karya ; Antalogi Cerpen Pertama Tahun 2015, 5 Antalogi Puisi dan 12 Antalogi Cerpen bersama Azkiya Publishing, Aktif menulis Puisi dan Cerpen di Ruang Apresiasi Koran Pontianak Post. Email: purnawatihenny1@gmail.com

Artikel Terkait

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
Puisi

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya

14 Agustus 2025

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya setiap malam ia menyetrika tubuhnya di depan kaca mencari lipatan-lipatan yang membuat lelaki itu malas pulang...

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
Puisi

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya

3 Agustus 2025

Hisap Aku hingga Putih bulan merabun serbuk langit bebal pohon dan batu tak bergaris hitam coreng malam yang sumuk punggung...

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
Puisi

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya

20 Juli 2025

Status Baru Ibu Ia tidak menangis di depan siapa pun. Tapi aku tahu, ada yang basah tiap kali ia mencuci...

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
Puisi

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya

22 Juni 2025

Kiat Marah yang Payah  Malam hari yang dingin mencekam cepat menusuk pori-pori. Dan keniscayaan lupa mendekam di hati dan kantong...

Comments 1

  1. Maman Suparman says:
    4 tahun ago

    Puisi yang indah

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Belajar Mengitari Israel

Belajar Mengitari Israel

19 April 2023
Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya

22 Juni 2025
Gambar Artikel Tiga P, Uraian Sajak Rendra Kesaksian Bapak Saijah

Tiga “P”

24 Januari 2021
Vincent van Gogh: Mati atau Mukti?

Vincent van Gogh: Mati atau Mukti?

24 April 2021
Gambar Artikel Lirih Menangis

Lirih Menangis

17 Januari 2021
Dari Rongsokan ke Cambridge dan Harvard

Dari Rongsokan ke Cambridge dan Harvard

4 September 2022
Gambar Artikel Sali dan Suli.

Sali dan Suli

6 November 2020
Apakah Koruptor Layak di Dor?

Apakah Koruptor Layak di Dor?

7 Februari 2021
Fenomena ‘Ngapak’

Fenomena ‘Ngapak’

26 November 2021
Film “Like & Share”, Ketidaksengajaan dan Trauma Kekerasan Seksual

Film “Like & Share”, Ketidaksengajaan dan Trauma Kekerasan Seksual

8 Mei 2023
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab
  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata
  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (212)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (140)
    • Resensi (18)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.