• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Kamis, 21 Agustus 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Metafor Puisi

Burung Pipit

Vito Prasetyo by Vito Prasetyo
6 April 2021
in Puisi
0
Burung Pipit

https://unsplash.com/photos/BdV_1g80J3Q

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Kulantunkan sebuah sajak

sepasang belalang terkejut

jejaknya tersapu matahari

 

Petani dan peladang duduk termenung

menanti musim tak pasti

angin tak pernah diam

terus beranjak merepih musim

hingga wajah-wajah kita kian murung

sebagian negeri seakan hilang

 

Kata-kataku mungkin terlalu letih

sepenggal doaku pun terlalu hina

haruskahkubiarkandandiam

hitam pekat tintaku

tak terbaca ruang malam

ingin kuukir sedikit agar menjadi hidup

 

Kubiarkan sunyi menyelinap

mungkin itu bisa membuatku tersenyum

ada resah, padang ilalang kian subur

lalu-lalang angin tak terhiraukan

kadang bercengkerama bersama hujan

atau mungkin burung pipit itu

telah membakar mimpi petani dan peladang

hingga sajakku seperti kicauan burung

tapi, aku ingin terus bernyanyi

 

Malang – 2021

 

Bagai Burung Camar

Suaramu begitu lembut, begitu syahdu, tanpa wujud

Bagiku, lisan yang begitu bersih, penuh sabda-sabda cinta

Sejenak aku bertanya, apakah engkau Tuhan,

lidahku tak pernah sempurna

mungkin karena kelancangan nalarku yang begitu dangkal

Kadang, langit itu aku rasakan begitu dekat, sementara mataku terlalu kasat

untuk menghitungnya

adalah burung camar meliuk memecah angkasa, melukis garis putih

seakan menunjukkan jalan menuju ke surga

Hingga kadang hatiku begitu iri

melihat burung-burung camar itu

mengibaskan sayapnya di kaki langit

Tetapi engkau berkata bagaikan suara angin

yang tak pernah kutangkap maknanya

selain kutuangkan maknanya lewat puisiku

dengan aksara-aksara pelepas dahaga

 

2021

Tags: bagai burung camarburung pipitpuisi burung
ShareTweetSendShare
Previous Post

Episodik: Depresi

Next Post

Kalaulah Sebab Langit Tergelar Kembali

Vito Prasetyo

Vito Prasetyo

Dilahirkan di Makassar, 24 Februari 1964 - Bergiat di penulisan sastra sejak 1983, dan peminat Budaya. Naskah Opini dan Sastra (Cerpen, Puisi, Esai, Resensi), Artikel Pendidikan & Bahasa  telah dimuat puluhan media cetak lokal, nasional, dan Malaysia. Antara lain: Media Indonesia, Republika, Pikiran Rakyat, dll. Buku Antologi Puisi: “Jejak Kenangan”  (2015),“Tinta Langit” t (2015) - “2 September” terbitan (2015) - “Jurnal SM II” (2015) (2016) – “Keindahan Alam” (2017) “Ibu”  (2017) – “Tanah Bandungan” (2018) – “Perempuan-Perempuan Kencana (2020) – Antologi Puisi “Sajak Dwiwangga” (2020). E-mail : vitoprasetyo1964@gmail.com --   

Artikel Terkait

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
Puisi

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya

14 Agustus 2025

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya setiap malam ia menyetrika tubuhnya di depan kaca mencari lipatan-lipatan yang membuat lelaki itu malas pulang...

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
Puisi

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya

3 Agustus 2025

Hisap Aku hingga Putih bulan merabun serbuk langit bebal pohon dan batu tak bergaris hitam coreng malam yang sumuk punggung...

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
Puisi

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya

20 Juli 2025

Status Baru Ibu Ia tidak menangis di depan siapa pun. Tapi aku tahu, ada yang basah tiap kali ia mencuci...

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
Puisi

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya

22 Juni 2025

Kiat Marah yang Payah  Malam hari yang dingin mencekam cepat menusuk pori-pori. Dan keniscayaan lupa mendekam di hati dan kantong...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Kriminalitas Jalan Pintas Keterdesakan

Kriminalitas Jalan Pintas Keterdesakan

7 Desember 2021
People vector created by vectorpocket - www.freepik.com

Metropolis Berduli

12 Desember 2021
Dari Pesisir

Dari Pesisir

12 Agustus 2021
Tontonan dari Bujursangkar

Tontonan dari Bujursangkar

20 Juni 2021
Lapangan Tembak

Lapangan Tembak

10 Februari 2021
Penjaring Ikan di Laut

Penjaring Ikan di Laut

2 April 2021
Baret Kuning Si Penyelamat

Baret Kuning Si Penyelamat

7 Januari 2022
Fenomena Narsisisme Religius Kaum Milenial

Fenomena Narsisisme Religius Kaum Milenial

3 Mei 2021
Penjual Susu dan Puisi Lainnya

Penjual Susu dan Puisi Lainnya

2 Juni 2024
Gambar Artikel Ibnu Al-Haitham adalah Ilmuwan Muslim, Tokoh Penemu Lensa, Optik, Kamera

Kilas Balik Tokoh Penemu Lensa: Ibnu al-Haitham

26 Mei 2021
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab
  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata
  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (212)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (140)
    • Resensi (18)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.