aku penata rambut di rumah lumut
dimana pencatok kerap kali kalut
dan bulan memancar di rambutmu
bulan yang meliukliuk padam
hairspray dan conditioner
menyemburkan aroma kiwi yang tertingkap di lantai
lalu asap hairdryer mengirimnya ke rumah-rumah
serupa wabah yang menular
dan menjentik
bulan memancar di rambutmu
menyelisik ruasruas serupa jalan
perkampungan yang selalu basah
sebab dindingnya terbuat dari bah
limbahlimbah
tak bermusim, membangun jalan lumpur
bulan masih memancar
di rambutmu
namun jentikjentik menyelinap
tak tersingkap
Mimpi Bunga Rumput
kau yang tidur di bawah langit memar
menelan nanah rindu pada selongsong
jamur pohon
hidup di tengah kelembaban jaman
menyembunyikan diri dari matahari
kau yang kerap bermimpi pagi
mematutmatut diri di muka cermin
kedukaan
kenangan seorang gadis membayang
:anyaman bunga rumput yang lingkar
di rambutnya
laronlaron beterbangan dalam mimpinya
mimpimimpi bagai instagram
demikian kontras dalam ingatan
walau pesan hujan tak seluruhnya terekam
tapi kau memang suka berlamalama
dalam mimpi
hujan kian membumi di matamu
sejenak berdentum dan menyala,
bayangbayang digelapkan,
lalu terpejam
Sang Penduka
hatimu yang camping itu kau letakkan
di bibir pasar, bagai patung Semar,
mematutmatut raut pesakitan
suaramu erangan burung hantu,
yang kehilangan anaknya
wajah hutan air mata yang dikolamkan
di rumah api kau mampir
lidahmu patahpatah membelit daun pintu
seorang singa melemparkan petir
dan kau terpelanting, ke jalan duri
menusuknusuk martabatmu,
ke rumah tangis
kau menetap