• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Kamis, 21 Agustus 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Metafor Puisi

Bulan Memancar di Rambutmu

Eny Sukreni by Eny Sukreni
8 Maret 2021
in Puisi
0
Bulan Memancar di Rambutmu

https://unsplash.com/photos/UxcRjTtzLXw

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

aku penata rambut di rumah lumut

dimana pencatok kerap kali kalut

dan bulan memancar di rambutmu

 

bulan yang meliukliuk padam

hairspray dan conditioner

menyemburkan aroma kiwi yang tertingkap di lantai

lalu asap hairdryer mengirimnya ke rumah-rumah

serupa wabah yang menular

dan menjentik

 

bulan memancar di rambutmu

menyelisik ruasruas serupa jalan

perkampungan yang selalu basah

sebab dindingnya terbuat dari bah

limbahlimbah

tak bermusim, membangun jalan lumpur

 

bulan masih memancar

di rambutmu

namun jentikjentik menyelinap

tak tersingkap

 

Mimpi Bunga Rumput

kau yang tidur di bawah langit memar

menelan nanah rindu pada selongsong

jamur pohon

hidup di tengah kelembaban jaman

menyembunyikan diri dari matahari

 

kau yang kerap bermimpi pagi

mematutmatut diri di muka cermin

kedukaan

kenangan seorang gadis membayang

:anyaman bunga rumput yang lingkar

di rambutnya

laronlaron beterbangan dalam mimpinya

 

mimpimimpi bagai instagram

demikian kontras dalam ingatan

walau pesan hujan tak seluruhnya terekam

tapi kau memang suka berlamalama

dalam mimpi

 

hujan kian membumi di matamu

sejenak berdentum dan menyala,

bayangbayang digelapkan,

lalu terpejam

 

Sang Penduka

hatimu yang camping itu kau letakkan

di bibir pasar, bagai patung Semar,

mematutmatut raut pesakitan

suaramu erangan burung hantu,

yang kehilangan anaknya

wajah hutan air mata yang dikolamkan

 

di rumah api kau mampir

lidahmu patahpatah membelit daun pintu

seorang singa melemparkan petir

dan kau terpelanting, ke jalan duri

menusuknusuk martabatmu,

ke rumah tangis

kau menetap

Tags: bulanbulan memancar di rambutmupuisipuisi cintapuisi rindu
ShareTweetSendShare
Previous Post

Multi Peran Guru

Next Post

Rindu Bersaung di Senaru

Eny Sukreni

Eny Sukreni

Lahir di Pemenang, Lombok Utara, 24 Agustus 1987. Menyelesaikan studi pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni STKIP (kini Universitas) Hamzanwadi. Puisi-puisinya  antara lain terbit di surat kabar Media Indonesia, Indo Pos, Riau Pos, Banjarmasin Pos, Sumut Pos dan Suara NTB, selain juga tersimpan dalam beberapa buku antologi bersama.

Artikel Terkait

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
Puisi

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya

14 Agustus 2025

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya setiap malam ia menyetrika tubuhnya di depan kaca mencari lipatan-lipatan yang membuat lelaki itu malas pulang...

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
Puisi

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya

3 Agustus 2025

Hisap Aku hingga Putih bulan merabun serbuk langit bebal pohon dan batu tak bergaris hitam coreng malam yang sumuk punggung...

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
Puisi

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya

20 Juli 2025

Status Baru Ibu Ia tidak menangis di depan siapa pun. Tapi aku tahu, ada yang basah tiap kali ia mencuci...

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
Puisi

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya

22 Juni 2025

Kiat Marah yang Payah  Malam hari yang dingin mencekam cepat menusuk pori-pori. Dan keniscayaan lupa mendekam di hati dan kantong...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Di Sepanjang Jarak antara Sepasang Kekasih

Di Sepanjang Jarak antara Sepasang Kekasih

13 Juli 2021
Anna Maria

Anna Maria

20 September 2021
Pemberdayaan Perempuan sebagai Pemangku Peradaban

Pemberdayaan Perempuan sebagai Pemangku Peradaban

10 April 2022
Apa Tidak Eman-eman?

Apa Tidak Eman-eman?

1 Maret 2021
Gambar Artikel Membersihkan Luka dengan Alkohol Vs Air Bersih

Membersihkan Luka dengan Alkohol Vs Air Bersih

23 November 2020
Pilih Masjid yang Tarawih 8 atau 20? Ada yang Dua-duanya lo!

Pilih Masjid yang Tarawih 8 atau 20? Ada yang Dua-duanya lo!

13 April 2022
Stanza di Stasiun Juanda

Stanza di Stasiun Juanda

18 April 2021
Kandang Menjangan Menggugat dan Puisi Lainnya

Kandang Menjangan Menggugat dan Puisi Lainnya

5 April 2024
Puisi yang Mengantarkan Kematian

Puisi yang Mengantarkan Kematian

25 Februari 2021
Gambar Artikel Puisi Pilu Sajak-Sajak Larasati Onna Roufsita

Sajak-Sajak Larasati Onna Roufista

2 November 2020
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab
  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata
  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (212)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (140)
    • Resensi (18)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.