Melepaskan sesuatu bukanlah sebuah hal yang mudah untuk dilakukan. Apalagi jika hal tersebut sudah lama kita genggam erat. Akan tetapi, dalam kasus ini kalian harus berani melepaskannya. Karena jika kalian tidak melepaskannya, kalian merasa sesak.
Kasih merupakan sebuah perasaan yang dimiliki setiap manusia. Perasaan tersebut dapat berwujud positif dan negatif. Sebuah perasaan dapat dikatakan positif jika menghasilkan sesuatu yang baik, seperti kebahagiaan, keceriaan, cinta dan kasih sayang. Berbeda dengan perasaan negatif, perasaan ini cenderung menghasilkan sebuah hal yang kurang baik, seperti kekecewaan, kesedihan bahkan kemarahan. Perasaan yang dimaksud bukan sekedar perasaan kepada lawan jenis tetapi bisa kepada orang tua, kakak-adik hingga sahabat.
Memang tidak semua perasaan wajib kita utarakan. Akan tetapi, jika perasaan tersebut hanya membebani kita, maka untuk apa kita menahannya? Perasaan dapat diibaratkan sebagai sebuah kumpulan bahasa yang memenuhi isi hati. Layaknya gelas yang dipaksa untuk terus terisi, padahal wadahnya sudah tidak cukup untuk menampung lagi.
Lalu apa yang terjadi? Meluap. Begitu pula dengan perasaan. Semakin banyak perasaan yang kita pendam, akan semakin besar kemungkinan semua itu meluap. Biasanya hal ini terjadi ketika perasaan dan emosi telah menyatu.
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk meluapkan isi hati kita? Mengutarakannya. Kalian dapat mengutarakan isi hati melalui lisan dan tulisan. Jika disuruh untuk memilih di antara keduanya, tentu media tulisan yang terpilih. Mengapa? Karena melalui tulisan kita dapat menyampaikan segala sesuatu tanpa harus bersuara. Atau bisa dikatakan tidak berisik namun melegakan batin.
Ada banyak metode tulis yang bisa kita gunakan untuk mengungkapkan isi hati. Salah satu yang sering digunakan adalah dengan menulis di buku harian. Akan tetapi, yang akan dibahas di sini bukanlah menyuarakan isi hati melalui buku harian, tetapi menyuarakan isi hati melalui sastra. Keren nggak sih? Sebelum lanjut lebih jauh lagi, kalian harus kenalan dulu dengan sastra. Karena ada pepatah yang bilang: tak kenal maka ta’aruf. (Iya, iya, maap.)
***
Sastra merupakan sebuah sarana dalam menyampaikan ide tentang ‘apapun’ dengan menggunakan bahasa. Hasil dari sastra ini dapat dikenal dengan sebutan karya sastra. Karya sastra sendiri sering disebut sebagai cerminan isi hati manusia. Mengapa begitu? Karena karya sastra biasanya dihasilkan dari penggabungan antara ide-ide dengan pengalaman maupun inspirasi penulis yang dituliskan dengan menyertakan perasaan di dalamnya.
Singkatnya karya sastra adalah isi hati seseorang yang dapat dilihat. Lalu karya sastra itu terdiri dari apa saja? Karya sastra dapat berupa puisi, prosa, cerpen, drama, novel dan lainnya. Tetapi yang akan menjadi media dalam menyuarakan isi hati di sini adalah karya sastra berupa puisi dan cerpen.
Perlu diketahui bahwa dalam sastra tidak ada pendapat yang benar maupun salah. Hal ini terjadi karena sastra itu bebas, tergantung kearah mana pemikiran kalian berlayar. Yang pertama kita bahas adalah puisi. Puisi sendiri memiliki merupakan serangkaian kata-kata yang disusun secara baik dan indah agar mudah dipahami dan dinikmati. Untuk dapat menulis puisi kita harus mengetahui jenisnya, ada puisi naratif dan puisi deskriptif.
Puisi naratif biasanya puisi berisikan hal yang dialami penulis. Contoh seperti menuliskan puisi yang bertemakan kesedihan, isinya berisi betapa sedihnya penulis ketika harus berpisah dengan orang tuanya dalam waktu yang tidak dapat ditentukan. Sedangkan puisi naratif berisikan tentang hal yang tidak dialami penulis tetapi menarik perhatiannya. Contohnya menulis puisi tentang keadilan, yang mana puisi ini menceritakan tentang ketidakadilan di masyarakat yang dilihat penulis dan menarik perhatiannya.
Dalam hal menyuarakan isi hati, maka jenis puisi yang kalian tulis adalah puisi naratif. Karena berhubungan secara langsung dengan apa yang kalian rasakan. Sedangkan dari segi penyampaiannya ada dua: “puisi kamar” dan “puisi auditorium”. Untuk kalian yang merasa bahwa puisi kalian hanya untuk diri kalian sendiri dan orang-orang tertentu, maka puisi kalian termasuk puisi kamar. Sedangkan puisi auditorium cenderung dapat diceritakan kepada khalayak banyak.
Selanjutnya cerpen atau cerita pendek. Sesuai dengan namanya cerpen merupakan sebuah peristiwa yang diceritakan secara singkat. Di dalam cerpen biasanya terdapat tokoh, alur, latar waktu, latar tempat atau yang lainnya. Biasanya untuk menyuarakan isi hati melalui cerpen dengan cara menceritakan hal yang dianggap perlu untuk diceritakan.
Hal yang diceritakan ini biasanya bisa menjadi hal yang ingin selalu diingat dalam jangka waktu yang panjang, karena seperti yang diketahui ingatan manusia itu terbatas. Misalnya, kalian ingin mengingat bagaimana proses perjalan hidup kalian, tentang apa saja yang sudah kalian lalui hingga dapat berada di titik ini. Proses-proses tersebut nantinya akan kalian ceritakan kepada anak cucu, sehingga ketika ajal menjemput kenangan-kenangan tersebut akan terabadikan dalam tulisan dan dapat diceritakan kembali.
Sastra bukanlah sekadar sarana menyatukan ide-ide, tetapi sebuah media untuk menciptakan sejarah dan menyampaikan segala hal yang dirasa. Sejarah yang dimiliki oleh setiap manusia, yang memiliki arti tersendiri. Sastra memang tidak bersuara, namun kata-katanya dapat mengingatkan peristiwa yang tidak mampu disimpan secara sempurna oleh manusia. Dari sastra kita belajar bahwa yang jauh akan terasa dekat dan yang dekat akan terasa semakin erat.[]
Sumber Bacaan:
Ahyar, Juni. 2019. Apa Itu Sastra, Jenis-Jenis Karya Sastra dan Bagaimanakah Menulis dan Mengapresiasi Sastra., Yogyakarta: Deepublish
Kamus Besar Bahasa Indonesia online diakses pada 10 Oktober 2021.