slot gacor slot gacor slot gacor slot gacor
Menghindari Kata Sibuk - Sebuah Cara untuk Bisa Produktif - Metafor.id

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
Monday, 07 July 2025
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Kolom Ceriwis

Menghindari Kata Sibuk

Surat untuk Sobatku

M. Naufal Waliyuddin by M. Naufal Waliyuddin
22 January 2021
in Ceriwis
0
Gambar Artikel Menghindari Kata Sibuk

Sumber Gambar: http://www.designstack.co/

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Rasakan dan cermati sekelilingmu, Ponk. Dunia ini serba tergesa-gesa. Orang-orang di jalan raya, lihatlah, baik pengendara roda dua sampai penumpang roda sepuluh, mereka seolah sedang dikejar-kejar waktu. Banyak gejala yang terpancar di wajah mereka: ketakutan terlambat datang ke kantor, takut kena pares telat tiba di sekolah, khawatir kena marah pemesan satu bak truk pasir, kewegahan dan ketidakbetahan diri dengan kondisi macet, serta gelagat halus dari kekosongan jiwa pada diri mereka sendiri saat melamun resah di kala lampu merah.

Hidup di zaman ini, waktu terasa seperti memburu. Ruang-ruang semakin sesak. Sementara diri dan keseharian kita tak kunjung berubah. Dalam gerak kehidupan yang melesat sedemikian laju, sebisa mungkin aku menghindari kata “sibuk”, Ponk. Sebab, jika tidak, itu akan menyelinap masuk ke alam bawah sadarku. Kemudian bagai gunung es di kutub utara, alam bawah sadar—yang diibaratkan seperti bagian bawah gunung es yang lebih besar dan tak terlihat—akan lebih banyak memengaruhi perilaku dan watak keseharianku.

Sepadat apapun aktivitas, dalam hari Senin umpamanya, aku tetap akan mengharamkan mulut dan jemariku untuk berkata sibuk kepada siapa pun. Bahkan status profil WhatsApp tidak pernah kusetel sebagai “Sedang Sibuk”. Ini tidak lain adalah upaya politik psikologis kecil. Sebuah siasat dan seni mengakali diri sendiri.

Tujuannya biar secara batin dan kejiwaan, aku tidak tertekan oleh apapun dan tidak sampai merasa seolah-olah segala hal sedang kulakukan—tanpa kumengerti apa hasil yang ingin kucapai dengan melakukan itu semua. Itu kuperhitungkan demi kesadaran reflektif bahwa setiap harinya aku masih memiliki banyak waktu luang. Dari waktu luang itulah, aku bisa lebih produktif.

“Dalam hidupku sebisa mungkin aku menghindari kata ‘sibuk’ hanya demi memberi sugesti bahwa diriku masih memiliki banyak waktu luang. Dari situ aku bisa lebih produktif dan hidup secara lebih santuy–sepadat apapun aktivitas keseharianku.”

Dengan menghindari kata sibuk, secara tidak langsung aku mengkhalifahi setiap jengkal waktu secara lebih bijak dan berbuah. Minimal, menghasilkan satu puisi atau sekadar ide cerita dan tulisan mentah.

Kau pun tahu sendiri, Ponk, bahwa ada jurang yang cukup lebar antara kata “sibuk” dan “produktif”. Yang pertama akan menjerumuskanmu pada sensasi kelelahan yang tidak membahagiakan, sedang yang kedua akan sangat (mungkin) mengarahkanmu pada rasa lelah yang lega dan menyenangkan. Sibuk kerap dekat dengan multi-tasking dan pekerjaan dangkal, sementara produktif lebih condong ke single-tasking dan kerja mendalam.

Belum lagi jika kau kaitkan dengan bagaimana motif kita melakukan sesuatu. Saat kita “sibuk”, orientasi kita kerap melenceng dari yang sebenarnya, bisa jadi karena tuntutan kantor, sekolah, atau apapun yang lebih sering tidak kita sukai ketimbang kita sukai. Hal itu akan memicu pusing, stress, frustrasi. Apalagi jika kau tipe orang yang perfeksionis. Siap-siap mengacak-acak rambutmu sendiri lantaran puyeng bin spaneng.

Namun berbeda saat kita tidak berkata sibuk sewaktu ditanya teman. Misalnya, ada karibmu hendak mengajak nongkrong sambil gibah, lantas kau jawab, “Sepurane, Lur, aku sek kudu ngeseng” (Maaf, sob, aku kebelet beol). Sambil  diam-diam di batinmu kau melisankan “aku ingin produktif”. Pokoknya, sebisa mungkin hindari menggunakan kata sibuk. Sepenuh apapun jadwal harianmu. Mending jujur sedang apa atau mengganti kata sibuk dengan kalimat: “Sek, Lur, aku pengen produktif dino iki. Ora melu sek yo!” (Jawa: Bentar, sob, aku pengin produktif dulu hari ini. Gak ikut dulu, ya!)

Asal jangan kau imbuhi dengan re-(produktif). Bisa geger warga AU. Wong polos macam kau ini kan belum (atau tidak akan?) menikah. Mau sama siapa kau begituan, hah? Kambing tetangga?[]

Tags: ceriwisesaihidup cepatMenghindari Kata Sibukproduktifpsikologisibuk
ShareTweetSendShare
Previous Post

Kawi Matin dan Fragmen Kemiskinan

Next Post

Syahadat 12 Bar

M. Naufal Waliyuddin

M. Naufal Waliyuddin

Tim Redaksi Metafor

Artikel Terkait

Ada Apa dengan “Manusia Indonesia”?
Ceriwis

Ada Apa dengan “Manusia Indonesia”?

22 March 2023

Tulisan ini bukan tulisan ilmiah. Ia tidak berdasarkan riset akademis yang harus dipertanggungjawabkan. Ini mungkin, lebih tepatnya, sejenis refleksi kultural...

Seni Memahami (Diri)
Ceriwis

Seni Memahami (Diri)

11 April 2022

Saat pertama kali saya mendengar kata "hermeneutika", saya tertarik untuk tahu artinya. Namun, saya tidak sampai mencari makna. Saya mendengar...

Transformasi Standar Berkat Gendurenan di Era Revolusi Industri 4.0
Ceriwis

Transformasi Standar Berkat Gendurenan di Era Revolusi Industri 4.0

13 January 2022

Selama ini, apabila seseorang―bisa juga beberapa orang―membicarakan genduren, pasti nggak akan jauh-jauh dari kata bid’ah. Entah bagaimana ceritanya, topik genduren...

Balapan yang Dibudayakan
Ceriwis

Balapan yang Dibudayakan

20 October 2021

Ini adalah kisah yang saya alami beberapa bulan lalu, saat dunia perkampusan membawa saya pada akhir semester tujuh. Sudah mendekati...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Gambar Artikel Pahlawan Bukan Hanya Tentang Sejarah, tapi Juga Pemuda

Pahlawan Bukan Hanya tentang Sejarah, Tapi Juga Pemuda

23 November 2020
Minyak Goreng: Objek Doktrin Ekonomi Politik Klasik “Laissez-faire”

Minyak Goreng: Objek Doktrin Ekonomi Politik Klasik “Laissez-faire”

16 April 2022
Mengenali Karakter Orang Lewat Tulisan Tangan

Mengenali Karakter Orang Lewat Tulisan Tangan

27 February 2023
Menulis sebagai Aktivitas Produksi Pengetahuan

Menulis sebagai Aktivitas Produksi Pengetahuan

30 January 2021
Para Pengungsi Peradaban (1)

Para Pengungsi Peradaban (1)

23 January 2021
Alasan Kenapa Self-Love Sulit Dilakukan

Alasan Kenapa Self-Love Sulit Dilakukan

29 October 2021
Membangun Literasi Peduli Bumi: Festival Buku Berjalan

Membangun Literasi Peduli Bumi: Festival Buku Berjalan

5 May 2024
Di Atas Sebuah Kertas

Di Atas Sebuah Kertas

13 September 2021
Sebungkus Sunyi

Sebungkus Sunyi

20 November 2021
https://www.freepik.com/free-vector/schizophrenia-concept-illustration_10198495.htm#query=depression&position=3&from_view=search

Birai-Birai Kelapa

23 December 2021
Facebook Twitter Instagram Youtube
Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata
  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya
  • Kenangan, Bahasa, dan Pengetahuan
  • Penjual Susu dan Puisi Lainnya
  • Peringati Hari Buku Nasional, Forum Buku Berjalan Adakan Temu Buku di Wisdom Park UGM Yogyakarta
  • Menyulut Api Literasi dari Kediri: Mahanani Book & Art Festival
  • Lelaki Tua yang Dipermainkan Nasib
  • Membangun Literasi Peduli Bumi: Festival Buku Berjalan
  • Kandang Menjangan Menggugat dan Puisi Lainnya
  • Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 2 (Selesai)
  • Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 1

Kategori

  • Event (11)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (9)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (63)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (50)
  • Metafor (207)
    • Cerpen (51)
    • Puisi (137)
    • Resensi (18)
  • Milenial (46)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (11)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In