Metafor.id

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

  • Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Monday, 30 January, 2023
  • Login
  • Register
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Kolom

Takbiran Buruh, Hardiknas Ki Hadjar Dewantara dan Lebaran Pascapandemi

M. Naufal Waliyuddin by M. Naufal Waliyuddin
2 May 2022
in Esai, Kolom
0
Takbiran Buruh, Hardiknas Ki Hadjar Dewantara dan Lebaran Pascapandemi

Sumber gambar: https://pngtree.com/

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Kemarin tanggal 1 Mei adalah Hari Buruh Internasional, yang kebetulan hari itu pula menjadi malam takbiran umat Muslim diselenggarakan. Kalimat takbir menggema, dengan mikrofon di mana-mana, bersahutan dengan suara sirine dan orang-orang bertakbir keliling setelah dua tahun sempat ditiadakan. Hari Raya. Hari bermain-main dan bersuka-suka.

Entah apakah itu mengganggu umat agama lain atau tidak, namun sebagai suatu perayaan, setiap agama memiliki hari rayanya masing-masing. Dan kali ini giliran umat Muslim yang menjalani pesta hari raya lebaran.

Setelah melakoni ‘bulan pendidikan’ bernama Ramadhan, umat Muslim—yang juga banyak menjadi buruh di penjuru muka bumi—mereka pada akhirnya bisa bersorak sorai.

Di Indonesia sendiri, ada yang sempat ikut menggelar aksi tahunan menyuarakan hak-hak mereka mulai dari tuntutan agar UU Ketenagakerjaan direvisi karena tidak membela pekerja, melainkan investor dan pengusaha. Ada pula yang merayakannya dengan berkeliling menabuh bedug, meneriakkan takbir di atas mobil pikep L300.

Memandang panorama tersebut dan irisan waktu yang kebetulan ini, saya tidak ingin kehilangan momen. Maka di sinilah saya akan merefleksikan sejumlah poin tentang momentum Hari Buruh 1 Mei, Hardiknas 2 Mei dan Lebaran Idul Fitri di tahun ini.

 

Hampir Semua Kita Adalah Buruh

“Dalam sehelai benang yang terkandung di bajumu, ada jejak keringat dari ratusan manusia yang tak kau kenal dan sedang berjuang demi kebutuhan keluarga mereka. Mulai dari buruh pemanen kapas, petani, peternak, sopir, pedagang, admin, sales, bakul nasi yang rutin kau utangi, dan banyak lagi.” Kira-kira beginilah saya pernah menulis di Twitter dahulu.

Berkaca dari situ, lantas kenapa kita begitu pede untuk merasa mandiri? Padahal kemandirian atau independensi mutlak itu tidak ada, kecuali mitos. Sementara di masa sekarang, teramat melimpah corak pendidikan dan parenting kita yang menuntut seseorang agar mandiri—yang sekalipun pada lapis makna tertentu bisa jadi baik—namun pada lapis sisi yang lain justru berdampak buruk.

Salah satu contoh dampak buruk doktrin kemandirian tersebut adalah ketidakmampuan individu dalam menakar dan menghargai jasa orang lain—yang sangat mungkin tidak disadarinya. Kadang seseorang merasa mandiri, bisa mengurus KTP, SIM, nyuci pakaian, masak, sampai daftar kuliah dan hal lainnya dengan dirinya sendiri. Namun ia lupa, bahwa makanan yang ia beli, pakaian yang ia kenakan, pasti melibatkan multi-peran dari berbagai profesi manusia.

Kesadaran seperti ini amat jarang disuguhkan di pendidikan usia dini kita, apalagi di ruang publik. Imbasnya, jangan sambat ketika bermunculan generasi yang bersikap perlente, congkak, angkuh sambil merasa mulia berlebihan dengan profesi tertentu dan memandang rendah profesi orang lain. Seolah dia yang paling wah, sedangkan yang lainnya wlek!

Alhasil, dokter muda merasa mulia berlebihan, sambil menganggap tukang rongsokan sebagai kaum rendahan. Mahasiswa pascasarjana merasa punya derajat lebih tinggi ketimbang pasukan penyapu jalanan—yang justru setiap hari terpapar panas matahari dan membuat jalan raya yang kita lalui menjadi resik. Sisanya, silakan tarik contoh sendiri.

Toh, padahal hampir semua kita adalah buruh. Sama-sama manusia yang berjuang demi hidup. Sama-sama pekerja, apa pun bidangnya. Sama-sama pernah netek ke emak dan merangkak di atas bumi. Tapi ilusi kemuliaan sering kali menipu kita. Meniupkan gelembung ego personal sehingga membenihkan generasi yang bermental  balon: mengembang ketika dipuji, meletus ketika ditusuk caci-maki.

Toh, padahal hampir semua kita adalah buruh. Seperti sindir Prof. Ariel Heryanto suatu kali di unggahannya: “Selamat Hari Buruh, juga untuk buruh yang tak suka disebut buruh dan lebih nyaman disebut pegawai, dosen, pilot, perawat, jurnalis, artis, dan sebagainya.”

 

Cita-cita Ki Hadjar Dewantara vs Budaya Koruptif Kita

Sejak ratusan tahun silam, para elite Indonesia sebelum merdeka telah terbukti banyak berlaku koruptif sejak masa penjajahan. Daendels, yang dalam beberapa literatur disebut sebagai biang kerok kerja paksa pembangunan Anyer-Panarukan, menjadi salah satu saksi budaya korupsi yang dilakukan para bupati masa Hindia-Belanda itu–dengan bukti cepat habisnya dana sekian gulden tapi pembangunan belum selesai dan para pekerja tidak sejahtera, malah tersiksa.

Walau masih simpang-siur dan debatable dalam referensi historis—sehingga butuh pencermatan ulang—namun jejak ‘pembangunanisme’ infrastruktur dan budaya korupsi agaknya sudah terlanjur mbalung-sumsum di bangsa kita, terutama di kalangan elite. Darinya lahir eksploitasi manusia, penindasan, kematian, dan aneka bentuk ketidakadilan struktural yang rapi.

Sampai di era digital sekarang, berita termutakhir saja sudah menampakkan hal yang tak kalah miris. Krisis pandemi tidak menghentikan perilaku koruptif para elite politik di negeri ini: mulai dari dana Bansos oleh Juliari Batubara dkk. sampai terbaru kasus Minyak Goreng di Kemendagri plus bromocorah-nya. Tidak aneh jika lembaga pencatat data menilai tren korupsi meningkat 5 tahun terakhir ini dan memberi pukulan kerugian yang besar.

Menengarai hal tersebut, agaknya cita-cita pendidikan Ki Hadjar Dewantara sejak pra-kemerdekaan alih-alih semakin dekat, namun justru semakin menjauh. Bahwa pendidikan yang secara prinsipil harusnya memajukan individu melingkupi multiaspek agar mencapai keharmonisan hidup dengan alam dan masyarakat, kini hanya menjadi slogan semata.

Jargon “ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani” (di depan memberi teladan, di tengah mengobarkan semangat berkarya, di belakang mengayomi) hanya berakhir sebagai abang-abang lambe. Alias basa-basi politis di setiap perayaan hari besar nasional.

Jadi, sekalipun Hardiknas kali ini, 2 Mei (dari tanggal lahir Ki Hadjar) bertepatan dengan momentum lebaran, itu sama sekali tidak menjamin adanya peningkatan kualitas pendidikan kita, terutama dalam memberangus budaya korupsi. Tapi dalam hal tersebut, saya tidak bermaksud mengajak pembaca untuk pesimistis di hari raya.

Hanya saja, jika pola demikian masih dipertahankan, sambil enggan menerima perubahan pola-metode-pendekatan yang baru sesuai zaman, maka jangan berharap terlalu banyak. Juga anda tidak perlu repot untuk menghabiskan tenaga mengeluh soal generasi yang makin hari makin susah anda atur.

Jangan meradang kalau anak muda, kami, makin nglunjak, rebellious, dan tidak patuh pada para pendahulunya—dengan pelbagai ‘mitologi adab sopan santun’, ‘narasi keberkahan’, dan ‘hierarki penghormatan’ hasil karangan mereka sendiri untuk mempertahankan otoritasnya dan mendapat ketundukan dari orang lain, terutama dari yang lebih muda.

Toh, tidak ada yang kami sorot dari perilaku pak-bapak dan bu-ibu yang sudah tua-tua, kecuali kecil. Jauh lebih banyak teladan buruk dan merusak lingkungan, ketimbang yang tidak. So, maaf-maaf saja.

 

Lebaran Bisu

Terlepas dari semua itu, saya yang masih muda dan mentah ini tentu tidak pernah bisa memilih lahir di zaman apa dan dari rahim siapa. Sebagaimana juga bapak-bapak dan ibu-ibu generasi tua yang kerap menyalahkan kami karena dampak moral panic dan pergeseran zaman.

Maka dari itu, saya menghaturkan ucapan maaf atas sikap kepedasan mulut saya, kritisisme jempol jemari saya, dan tindak tanduk yang mungkin sengaja saya buat untuk membikin kalian merasa tak jenak dan jengkel. Apalagi yang tidak saya sengaja. Meski begitu, tetap, saya ingin mengucapkan hari lebaran dan mohon maaf lahir batin.

Dalam perayaan yang mungkin ‘semu’ ini—yang anak muda rasa-rasanya sedikit malas untuk berkumpul dengan keluarga besar dan tetangga beserta pusparagam pertanyaan template yang membagongkan (sekalipun padahal bisa direspon biasa saja)—saya sebagai anak muda berlumur kesalahan dan kegagalan masih berharap semoga ke depannya, pasca-pandemi ini, momen lebaran bukan bermakna pelampiasan berahi ekonomi-politik yang justru makin kemaruk.

Bumi sudah makin rusak. Meski jika kelak setelah ia hancur dan manusia ikut musnah, bumi mungkin akan bisa bertahan dan menyembuhkan diri lagi. Namun sebagai individu yang juga masih punya ego, saya tetap ingin sok-sokan menjaganya, demi umat manusia sendiri, demi kami sendiri, atau demi panggilan insting survival diri saya sendiri. Atasnya, saya mengajak para pembaca untuk juga mengharapkannya.

Selamat berlebaran. Lebaran yang bisu, entah karena sudah terbiasa sunyi sepi di ruang nyata, atau karena terlanjur betah ramai di dunia maya. Sehat selalu![]

Tags: esaiHardiknasHari Buruh InternasionalHari Raya Idul FitriKi Hadjar DewantarakolomlebaranpendidikanrefleksiTakbiran
ShareTweetSendShare
Previous Post

Mati dan Pagi Hari di Cikajang

Next Post

Berteman dengan Kegagalan

M. Naufal Waliyuddin

M. Naufal Waliyuddin

Tim Redaksi Metafor

Artikel Terkait

Mengapa Perlu Membaca Sastra?
Esai

Mengapa Perlu Membaca Sastra?

23 September 2022

Beberapa waktu yang lalu dua teman saya memperbarui status WhatsApp-nya. Mereka mengunggah sebuah tangkapan layar yang sama. Sepotong tulisan karya...

Babasan dan Paribasa: Sarana Pendidikan Karakter Berbahasa Sunda
Esai

Babasan dan Paribasa: Sarana Pendidikan Karakter Berbahasa Sunda

30 June 2022

Bahasa Sunda secara tidak langsung mempunyai segudang nilai-nilai didaktik dalam kehidupan, baik itu pandangan hidup, nilai filosofis, nilai moralitas, maupun...

Konsep Cahaya Menurut Suhrawardi dalam Epistimologi Ishraqi (Tasawuf Falsafi)
Esai

Konsep Cahaya Menurut Suhrawardi dalam Epistimologi Ishraqi (Tasawuf Falsafi)

20 April 2022

Suhrawardi al-Maqtul, terkenal dengan sebutan syaikh al-isyraq atau master of Illuminationist guru filsafat cahaya, sedangkan al-Maqtul artinya “ia yang terbunuh”....

Minyak Goreng: Objek Doktrin Ekonomi Politik Klasik “Laissez-faire”
Esai

Minyak Goreng: Objek Doktrin Ekonomi Politik Klasik “Laissez-faire”

16 April 2022

Pada bulan Ramadan ini gorengan merupakan makanan favorit penulis untuk menu buka puasa. Sungguh tragis taun ini untuk membeli gorengan...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Hari Raya Kenangan dan Peringatan Patah Hati

Hari Raya Kenangan dan Peringatan Patah Hati

29 March 2021
Pentingnya Literasi Kepribadian pada Buku Cerita Anak

Pentingnya Literasi Kepribadian pada Buku Cerita Anak

2 March 2022
M. Kasim: Pembuka Jalan Cerpen Indonesia

M. Kasim: Pembuka Jalan Cerpen Indonesia

25 February 2021
Sisa Subuh

Sisa Subuh

14 September 2021
Gambar Artikel Filsuf yang Curhat dan Nasehat Seorang Jomblo

Filsuf yang Curhat dan Nasehat Seorang Jomblo

11 January 2021
Dongeng Pak Tua Menjangkau Cahaya

Dongeng Pak Tua Menjangkau Cahaya

23 February 2021
Gambar Artikel 7 Kumpulan Lagu Barat yang Asik / Enak di Dengar Kuping. Kumpulan Lagu yang bikin hati kalian melted / meleleh

7 Lagu Barat yang Asik di Kuping

26 February 2021
Anosmia Bukan Insomnia, Apalagi Amsenia

Anosmia Bukan Insomnia, Apalagi Amsenia

18 February 2021
Resolusi Parmin

Resolusi Parmin

6 February 2021
Tadabbur via Momentum Hujan

Tadabbur via Momentum Hujan

6 March 2022

Ikuti Kami di Instagram

  • Halloo sobat
Ga terasa ya sudah bulan Juli...
Waktunya Meta ngumumin
💫metafor award💫
🤩🤩🤩

Oiya karena satu dan lain hal Meta mohon maaf yaa pengumuman Metafor award yang seharusnya dilaksanakan sejak bulan Januari 2022 jadi ngaret di bulan Juli 2022😭🙏🙏

Stay tune ya sobat. Bakal mimin umumkan pemenangnya tanggal 20 Juli 2022

Cek kategorinya di slide kedua yaa sobat

#metaforawards #metafordotid #nulisdimetafor #comingsoon‼️
  • Halloo sobatt
Saatnya Meta umumkan metafor award 2021. 
Ini dia para pemenangnya:
1. Terbaik kategori puisi
- Sobrun Jamil
- Krisnaldo Triguswinri

2. Terbaik kategori esai: Syukur Budiharjo

3. Terbaik kategori cerpen: Yuditeha

4. Penulis terproduktif: Syukur Budiharjo

Selamat kepada para pemenang, tolong balas DM Meta untuk konfirmasi hadiahnya yaa sobat.
Terima kasih semua kontribusi yang diberikan oleh para penulis. Selamat menanti metafor award 2022😍🥳

#metaforawards2021 #nulisdimetafor #metafordotid #pemenangaward2021
  • Halloo sobatt
Semoga selalu sehat dan berbahagia ya sobat
Meta mau umumkan pemenang award dari tim metafor.id
Ini dia pemenangnyaa:
1. Redaktur teraktif diraih oleh kak @fajrizuliaramdhani 
2. Desainer terbaik diraih oleh kak Ibrahim Hasan Maulidi
3. Tim media teraktif diraih oleh kak @okta_raras 

Semoga bahagia dan membahagiakan~
😍😍😁
Sehat selalu sobatt

#metaforawards2021 #metafordotid #nulisdimetafor #2021
  • Selamat hari anak nasional sobat meta. Tiap-tiap kita memiliki jiwa anak anak dalam diri rawatlah jiwa anak anak itu dan berbahagialah (juga bersedihlah).
Oiya Meta kasih satu cuplikan dari buku Le Petite Prince karya Antoine de Saint-Exupéry nihh

Grown-ups never understand anything by themselves, and it is tiresome for children to be always and forever explaining things to them.
Antoine de Saint-Exupéry
--------☆--------☆---------☆

(Orang dewasa tidak pernah memahami sesuatu sendiri dan betapa melelahkan menjadi anak-anak yang harus selalu menjelaskan banyak hal pada mereka.)

Sudah pernah baca bukunya sobat? Kalau sudah cuss kirim resensinya ke email: redaksi@metafor.id yuk sobat😁😁😁

#harianaknasional
#metafordotid
#nulisdimetafor #2022
  • [Media partner]

LOMBA ESAI TINGKAT NASIONAL
UNTUK SANTRI INDONESIA

Dalam Rangka :
Harlah ke-4 Santri Mengglobal

Tema :
"Santri, Dunia Digital dan Tantangan Global"

SUB TEMA :
◼️Pendidikan
◼️Kesehatan
◼️Perdamaian
◼️Kesetaraan Gender
◼️Kesejahteraan Masyarakat
◼️Perubahan Iklim

TIMELINE KEGIATAN :
◼️Pembukaan : 7 Agustus 2022
◼️Deadline : 30 September 2022
◼️Penjurian Esai : 1-17 Oktober 2022
◼️Pengumuman : 28 Oktober 2022

PERSYARATAN UMUM :
1). Tercatat sebagai Mahasantri Indonesia
2). Peserta adalah Alumni Pesantren 5 Tahun terakhir
3). Mengisi data diri dan mengirimkan tulisan pada tautan; selambat-lambatnya tanggal 30 September 2022 (Pukul 24.00 WIB)
4). 15 naskah terbaik akan diterbitkan dalam bentuk Buku; 3 Naskah terbaik akan mendapatkan hadiah sebagaimana disebutkan

PEMENANG :
1). Juara 1 Trip ke Luar Negeri (3 Negara; Malaysia, Singapura, dan Thailand)
2). Juara 2 Tiket PP Luar Negeri; Jakarta - Malaysia
3). Juara 3 Biaya Pembuatan Paspor

15 Esai terbaik akan diterbitkan dalam bentuk Buku; Seluruh Peserta mendapatkan Sertifikat

REGISTRASI :
📝 Registrasi Lomba 
  sebelum 30 September 2022

🔰 Juknis Lomba :
https://bit.ly/lombaesaiharlahsm4

🔰 Link Pendaftaran :
https://bit.ly/lombaesaiharlahke4sm

#saatnyasantrimengglobal
#mediapartnermetafordotid
#santrimengglobal #lombaesai #eventnulis
  • [Media partner]
LOMBA VIDEO KREATIF TINGKAT NASIONAL
UNTUK SANTRI INDONESIA

Dalam Rangka :
Harlah ke-4 Santri Mengglobal

Tema :
"Santri, Dunia Digital dan Tantangan Global"

SUB TEMA :
◼️Mimpiku Studi ke Luar Negeri
◼️Santri dan Dunia Digital
◼️Santri Scholarship Hunter
◼️Santri dan Tantangan Global

PEMENANG :
1). Juara 1 Trip ke Luar Negeri Malaysia/Singapura
2). Juara 2 Tiket PP Luar Negeri; Jakarta - Malaysia/Singapura
3). Juara 3 Biaya Pembuatan Paspor
5 Video Favorit Mendaoatkan Voucher Gopay atau OVO senilai 500.000 untuk 5 Peserta Favorit

🔰 PERIODE PROGRAM:
10 Agustus - 30 September 2022

🔰 SYARAT DAN KETENTUAN:
https://bit.ly/videoharlah4sm

🔰 PENDAFTARAN: 0895373361616 https://bit.ly/lombavideoharlahsm4

#saatnyasantrimengglobal
#metafordotid #mediapartnermetafordotid #eventlombavideo #lombavideografi
  • Selamat hari kemerdekaan sobattt.
Apakah kamu sudah merdeka dari segala hal yang menjajahmu?¿
😁

#metafordotid #nulisdimetafor #kemerdekaanindonesia #hutri77
  • [Puisi]
Diam dan Merapal Hujan
Sajak-sajak M. Ridho Muslim Goffar
Oleh M. Ridho Muslim Goffar

Diam

/1/
sudah sejak lama
aku diam-diam menunggumu
dan sialnya, secara diam-diam
kau juga menungguku

/2/
kini aku sudah bernyali,
tapi secara diam-diam,
Tuhan menakdirkanku
untuk tetetap diam

/3/
apa sudah sepantasnya
aku diam saja? Dan
apakah dengan diam,
aku sudah pantas?

/4/
aku hanya tak ingin
diam-diam mati
terkubur penantianku sendiri

/5/
kututup diamku
dengan semoga—
aku tak pernah bisa diam
mendo’akanmu
secara diam-diam

Selengkapnya di https://metafor.id/metafor/puisi/diam-dan-merapal-hujan/

#metafordotid #nulisdimetafor #puisi #kolompuisimetafor
  • [Milenial, Gaya Hidup]

4 Alasan Fundamental Mengapa Kita Perlu Membaca
Oleh Mohammad Azharudin

Mungkin beberapa dari kita sudah mengetahui apa saja manfaat membaca, sehingga hal tersebut mendorong mereka untuk lebih giat membaca. Nah, bagi yang belum tahu manfaat membaca, mungkin bisa cari alasan terlebih dahulu mengapa mesti membaca. Apa saja sih manfaat membaca sobat?
Swipe untuk membaca manfaatnya yuuk
Untuk baca artikel selengkapnya silakan menuju link
https://metafor.id/milenial/4-alasan-fundamental-mengapa-kita-perlu-membaca/
atau klik link di bio meta yaah sobat!

#metafordotid #nulisdimetafor #manfaatmambaca #kolommilenialgayahidup #lifestyleblogger #readingtime
  • Metafor.id menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas berpulangnya prof. Azyumardi Azra, ketua dewan pers dan salah satu tokoh cendekiawan Indonesia.
Selamat berpulang, prof...

#metafordotid
  • Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan🙏

#tragedikanjuruhan
  • Selamat memperingati maulid Nabi Muhammad Saw
12 Robiul awwal 1444 H

#metafordotid #maulidnabi
Facebook Twitter Instagram Youtube
Metafor.id

Metafor.id adalah “Taman Literasi Digital” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Ode untuk Martir Pengetahuan: Puisi-puisi Moch Aldy MA
  • Ruang Tunggu: Puisi-puisi Habib Muzaki
  • Anthony Giddens: Agensi dan Strukturasi Sosial
  • Mengapa Perlu Membaca Sastra?
  • Dari Rongsokan ke Cambridge dan Harvard
  • Menyoal Tirani: Pelajaran Penting Demokrasi Abad Ini
  • Tamu
  • Diam dan Merapal Hujan
  • Menjajaki Belanda: Dekapan Mimpi yang Jadi Nyata
  • Doa Pengembara
  • Babasan dan Paribasa: Sarana Pendidikan Karakter Berbahasa Sunda
  • Istirahat dan Pelukan Ibu

Kategori

  • Event (4)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (2)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (57)
    • Ceriwis (12)
    • Esai (45)
  • Metafor (194)
    • Cerpen (47)
    • Puisi (130)
    • Resensi (16)
  • Milenial (44)
    • Gaya Hidup (23)
    • Kelana (11)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (68)
    • Cangkem (16)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In