Aku membacamu sebagai perjalanan.
Menyusuri kota. Menafsir ingatan. Menyulap kenangan. Membungkus jarak antara aku dan kamu yang telah menjadi jarak.
Menjadi sekat. Menjadi kebudayaan. Menjadi alam. Menjadi liar di lukisan langit yang maha luas.
Kita memutuskan berjalan berlawanan. Biarlah waktu memilihkan perjalanan menuju ketiadaan atau ketabahan.
Di jantung puisi minggu dengan malu-malu.
Ponorogo, Maret 2021
Ibadah Sabtu
: Al
Sesekali aku ingin mengajakmu menonton drama Korea,
Biar ceruk matamu bukan
Lagi membahas rencana-rencana.
Tapi bergembira dari ingar-bingar waktu tenggat, kerja-kerja-kerja.
Kau berubah menjadi mesin penghitung tercepat.
Saban waktu membagi perasan tubuhmu di
Berbagai tempat.
Peluh berserakan di mana-mana,
Menjadi harkat martabat
Setiap harinya.
Baiklah, mari kukenalkan Vincenzo Cassano, masukkanlah nama itu ke dalam sajakmu yang makin hari makin sendu. Di siang hari dengan hati-hati.
Ia adalah seorang pengacara Italia, memburu emas di Geumga Plaza.
Voila! Huruf-huruf langsung berkilatan,
Berebut keluar dan mendikte sabda kata-kata
Pada tuts-tuts keyboard layar hapemu.
Ini ruang kosong katamu,
Kalimatnya juga. Spasinya apalagi.
kita akan pergi ke mana? sahutku
Menuju alam abadi katamu.
Ibadah Sabtu yang tak azali,
Membuatkanmu puisi,
Selengkung senyummu menyepi.
Aku kehilangan arah.
Kau kehilangan rencana.
Kita tergugu di depan kaca.
Ponorogo, April 2021
*Vincenzo Cassano: Drama Korea 2021, diperankan oleh Song Joong Ki tayang di tvN
Berita Kematian
Dini hari, pukul dua belas malam
Berita kematian terdengar
Sayup-sayup kata terlepas begitu saja
Memulangkan sunyi
Di derap jantungku yang bunyi
Kematian adalah kebenaran
Puisi adalah keindahan
Kamu adalah kenangan
k-i-t-a adalah kenyataan
sebab berita kematian-kematian rindumu akan segera pudar
memudar
Ponorogo, April, 2021