• Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Kru
  • Kerjasama
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
Sunday, 14 December 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Metafor Puisi

Penjual Susu dan Puisi Lainnya

Lalu Azmil Azizul Muttaqin by Lalu Azmil Azizul Muttaqin
2 June 2024
in Metafor, Puisi
0
Penjual Susu dan Puisi Lainnya

Ilustrasi karya Dadu Shin - Nautilus "Spirituality without religion and the absence of self"(Sumber: behance.net)

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Hikayat Junjungan Kita; Husain

ini seruan bergema di dinding padam
Terowongan Husain adalah sejarah peradaban
jin, manusia, malaikat, dan Tuhan.

ibarat buku tafsir yang berdarah
berpegang bulan pada merah.
tangis Ali kecil yang periang
pada kesedihan yang girang.

kematian ialah
degupan jantung yang tumbuh.

tukang obor Karbala bagai bayangan
manakah sekelebat mimpi pijar yang menenangkan.

seketika gamanmu terlempar ke dada udara,
tersimpan lalu melesat langit terbelah,
bertengger di laungan peziarah.

kini warna kematian menjadi manisan.
biar pasukan Yazid mencuri usia,
mereka tak bisa menangkap angin;

angin mengada kemudian melelapkanmu,
menyapa kemudian membaringkanmu.

 

Kairo, 20 Juni 2023

 

Baca juga: Puisi “Munajat dari Atas Kasur”

 

Penjual Susu

bulir matanya merindu.
pada tempat yang jauh.
jatuh.

ia dikoyak kenangan
pada perempuan-perempuan desa yang ramah.

perdu-perdu dan ilalang
tak ada, dan,
tak kan ada
di kota ini

ucapnya.
lirih

semua orang mendengar desis itu;
anak-anak yang mencoret dinding masjid
dan penjual bunga yang memakan semangkuk ful*
dan siapa pun yang melintas di gang sempit itu.

layani pelanggan dengan puisi,
nyatanya susu tidak membuat manusia di Harat* ini bahagia.
ataupun kenyang.

bahkan susu enggan menemanimu
menunggu waktu tadi menjadi saat ini.
puisi memutihkan tangkai ingatan
agar tetap perawan,

ucap tukang bunga
lirih 

puisi juga yang menenangkan
anak dan istri di rumah.
ia yang mengirimkan kabar
dengan kata-kata;
bahwa sebentar lagi sisa susu akan menua.

ucap siapapun yang melintas di gang sempit itu
lirih

 

Kairo, 22 Juni 2023

 

Baca juga: Puisi “Tabiat Arunika dan Kotak Pandora”

 

Kafe Karnak

Mahfuz beruban di kafe ini.
dan seperti bocah yang menggenggam mainan,
ia endus padang pasir panas.

kurasa ia salah menghidu bau,
kiranya bau itu menetap,
melainkan bagaikan
istri yang ditalak tiga.

seperti kesunyian doa yang dipercepat mimpi.
muncul bisikan dari cawan pelayan;
dari sanakah Mahfuz dapat khayalan.

atau dari kopi atau teh ‘arusah.
yang menguarkan aroma musafir kota;
yang singgah, yang berperang, yang berdansa.

 

Kairo, 22 Juni 2023

 

Baca juga: Puisi “Serat Badar Lunar”

 

Aku Tinggal di Hay Sayyidah dan Kau di Sayyidina Husain

−­­­­Dari lagu Mohammed Abdul Muttalib 

dari Sayyidana Husain.
merpati-merpati mendarat ke kelopak matamu
mecari sari jagung yang kau simpan
pada tetesan air mata dan reruntuhan

Hay Sayyidah adalah puisi.
berserakan di sana kata-kata dan pujian
pada ramai dinding tempat peribadatan
dan pada kau adalah sepi

berkat penyair tua itu.
akhirnya kau menemukan bahasa
“detak hati telah luruh, Kekasihku
pada kelembutanmu seluruh”

langkahmu di persimpangan.
antara Darb Ahmar dan Darb Syuglan
hening di kota yang sedang rebah
asap syisha membubung gairah

kini hilang gelisah larah;
ke kekasihmu kau serahkan
seluruh puisi lugu.
di Sayyidina Husain.

 

Kairo, 20 Mei 2024

_____________________

Catatan:
*Ful:
makanan khas Mesir yang dijadikan hidangan utama atau sarapan.
*Harat: lorong/gang

Tags: lalu azmil azizul muttaqinmetaforpuisisajaksastra
ShareTweetSendShare
Previous Post

Peringati Hari Buku Nasional, Forum Buku Berjalan Adakan Temu Buku di Wisdom Park UGM Yogyakarta

Next Post

Kenangan, Bahasa, dan Pengetahuan

Lalu Azmil Azizul Muttaqin

Lalu Azmil Azizul Muttaqin

Lahir di Lombok Nusa Tenggara Barat. Sedang menempuh pendidikan di Universitas al-Azhar, Kairo, jurusan Linguistik Umum. Menulis puisi dan cerpen di beberapa media online. Aktif di Komunitas Art Theis de Cairo dan Komunitas Kelas Puisi Bekasi (KPB). Instagram: @azmil.azizull

Artikel Terkait

Perempuan yang Menghapus Namanya
Cerpen

Perempuan yang Menghapus Namanya

30 November 2025

Kadang aku bertanya-tanya, apakah aku benar-benar ada atau hanya tinggal dalam kepala dan dada seseorang yang terlalu sering menulis namaku?...

Gelembung-Gelembung
Cerpen

Gelembung-Gelembung

19 November 2025

Gelembung-gelembung itu terus mengudara dan semakin tinggi diterpa angin pagi. Perlahan satu per satu jatuh dan pecah, namun ada yang...

Bersikap Maskulin dalam Gerakan Feminisme
Resensi

Bersikap Maskulin dalam Gerakan Feminisme

13 October 2025

Ketidakadilan sosial di ruang sehari-hari kita mendorong banyak pemikir mencari pisau analisis baru dan segar. Di tengah diskursus tersebut, Mansour...

Dua Jam Sebelum Bekerja
Cerpen

Dua Jam Sebelum Bekerja

21 September 2025

Hujan belum menunjukkan tanda reda. Aku menyeduh kopi lalu termenung menatap bulir-bulir air di jendela mess yang jatuh tergesa. Angin...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Drama Korea Yumi’s Cell dan Mencintai Diri

Drama Korea Yumi’s Cell dan Mencintai Diri

3 November 2021
Gambart Artikel : Analisis Puisi Goenawan Muhammad Saya Cemaskan Sepotong Lumpur

Analisis Puisi Goenawan Mohamad “Saya Cemaskan Sepotong Lumpur”

23 April 2021
Gambar Artikel Jempolmu, Harimaumu

Jempolmu, Harimaumu

2 November 2020
Gambar Artikel Melebur Bersama Tuhan dengan Tarian

Melebur Bersama Tuhan dengan Tarian

27 December 2020
Di Sepanjang Jarak antara Sepasang Kekasih

Di Sepanjang Jarak antara Sepasang Kekasih

13 July 2021
Gambar Artikel Pecel Lele Batas Kota

Pecel Lele Batas Kota

8 November 2020
Dari Pesisir

Dari Pesisir

12 August 2021
Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan

Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan

29 July 2025
Hari Raya Kenangan dan Peringatan Patah Hati

Hari Raya Kenangan dan Peringatan Patah Hati

29 March 2021
Ali Syari’ati: Mempercayai Tuhan Sekaligus Menjaga Alam dan Hubungan Sesama Manusia

Ali Syari’ati: Mempercayai Tuhan Sekaligus Menjaga Alam dan Hubungan Sesama Manusia

16 February 2022
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Menjajaki Pameran Seni Islam di Seoul
  • Perempuan yang Menghapus Namanya
  • Mempersenjatai Trauma: Strategi Jahat Israel terhadap Palestina
  • Antony Loewenstein: “Mendekati Israel adalah Kesalahan yang Memalukan bagi Indonesia”
  • Gelembung-Gelembung
  • Mengeja Karya Hanna Hirsch Pauli di Museum Stockholm
  • Di Balik Prokrastinasi: Naluri Purba Vs Tuntutan Zaman
  • Pulau Bajak Laut, Topi Jerami, dan Gen Z Madagaskar
  • Bersikap Maskulin dalam Gerakan Feminisme
  • Emas di Piring Elite dan Jualan Masa Depan Cerah yang Selalu Nanti
  • Dua Jam Sebelum Bekerja
  • Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya

Kategori

  • Event (14)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (12)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (66)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (53)
  • Metafor (218)
    • Cerpen (56)
    • Puisi (141)
    • Resensi (20)
  • Milenial (50)
    • Gaya Hidup (26)
    • Kelana (14)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (72)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (33)
    • Surat (21)
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Kirim Tulisan
  • Kru
  • Kontributor
  • Hubungi Kami

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Kami
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Hubungi Kami
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.