“wanita yang belum bisa masak, apakah berkehendak
Menjadi wanita?” kata secuil laki-laki
di media sosial.
Ada wanita berpelindung atas mendung yang
Cepat pasang. Ada kerabat yang belum bisa dimerdekakan. Sebab
yang ia pasang, ialah peliharaan tanpa tutup sayang.
Ada kesenjangan dalam perawatan. Ada wanita berpelindung
Atasnya mendung. Ialah yang lekas pasang seorang, kalung
Atau rantai di jalan? Terbilang,
Ada kesegaran, lalu ia menggeser perlahan:
“Mengumbar remang-remang suka, kayak apa
Aja, alay!” Keluar,
Dari media sosial. Menyedot kesegaran, lalu ia menggeser perlahan:
Tali pada peliharaan, ia pegang, lalu
Lapisnya adalah baja. Adalah wanita berpayung,
Dan atasnya mendung. Ialah yang lekas pasang seorang kalung atau
Rantai-rantai di jalan. Berkuasa pada rasa—
Tombakan hujan. Adalah wanita—
Yang menebalkan payungnya: batangnya kuat, tetapi tidak
Dengan panjangnya. Tersambar
Geledek, namun matanya membuka perlahan:
Peliharaannya pun bebas, dan memilih jalan
Sepan nan panjang sepanjang: perjalanan.
Madiun, 09 Februari 2021
Aku Ingin Ibu Tidak Kemalaman
: agar aku bisa lahir
Hari ini, hujan
Tak datang kemalaman.
Karena aku semata-mata
Tidak menginginkan tempo yang sesingkat-singkatnya,
Yaitu malam. Dan yang masih mengemuli
Adalah malam. Dalam musim yang lagi malam,
aku di mana, aku tidak akan lahir. Yang sebenarnya,
Aku di mana? ‘Di dalam malam tubuh seorang
Kebutuhan.’ Aku di mana, aku tidak akan lahir. Sebab, aku mati
Di dalam kebutuhan. Yang lain darinya, kebutuhan yang
Gelap. Sebab aku mati di dalam kebutuhan. Yang lain
darinya, kebutuhan yang seakan
Lesap. Ia tak membutuhkan keyakinan
Rok mini. Rok mini adalah bawahan, dan ia melorotkan
Aku sampai jadi yang di bawahnya. Jadi kandungannya, terkata pindah:
Di bidah. ‘Sebenarnya aku di mana,’ (?) di dalam tubuh kebutuhan.
Setengah tubuhnya, ialah aku yang disangka lari dibawa
Seantero kota. Adalah kota terlain, kota yang bermobil
Sejenis. Dan setengah tubuhnya pula, ialah
Peristiwa mobil tabrakan. Adalah langkah pertama yang dilakukan:
Mengusap dengkul, seperti mengusap kepala
Yang berotak.
Madiun, 08 Februari 2021
AKU MENGANGKASA
Aku membarut-barut menyeberangi komet-komet
Adalah rambutku:
Yang hening, tak ada pengunjung. Yang dingin
permukaannya seperti salju di Enceladus¹
Yang bahkan menjelma bumi bersandarnya
Komet-komet mahkotaku.
Daripada Saturnus
Aku adalah banjar, cincin-
Cincin yang berputar-putar
Di pasar. Pak Presiden: matahari berkunjung
Datang
Mesem, dan membiayai bayiku siang dan malam.
Daripada Saturnus
Mahkotaku adalah komet yang beredar mengerumuni pasar terus
Mendapati presiden matahari memancar.
Madiun, 29 Januari 2021