Puisi Musafir yang Selesai
Pada kedua telapak tangannya tergurat peta perjalanan.
Pada kedua matanya terdapat cerlang bekas lampu-lampu kota.
Pada dahinya ternukil beberapa dalil-dalil.
Pada telapak kakinya terdapat ceruk-ceruk yang semat oleh kerikil atau batuan.
Kembali ia melihat tangannya, dibebat semua guratan.
Ia bercermin, bersitatap keduanya, melihat mata dan dahi,
sudah terkumpul kurik-kurik cahaya untuk ia lewati gelap.
Ia melihat kakinya, semua ceruk di kulit telah mengendur.
Tuntas-lunas semua tak tertinggal,
kecuali yang menjadi prasasti di hati yang ia jumpai.
Ia kumpulkan doa-doa dari mereka menjadi setangkup tangan,
sebagai pengiring menuju pulang.
2021
Tahun Baru
Hari-hari yang terlipat pada ujung-ujungnya
belum sempat kubaca lagi.
Tetapi, almanak dan tahun
telah berganti
2021
Kuburan
Setiap hari tanah menyempit;
menyisakan celah-celah.
Celah-celah mengimpit;
mengubur dalam-dalam tanpa payah.
2020
Arus Balik
Ada yang ditinggal pergi
Ada yang dibuat sibuk oleh celah-celah sempit jalanan
Ada yang tertahan oleh deru mesin
Ada yang mencari celah di panjang waktu dan jalan
Esok hari,
ada yang harus dikerjakan lagi
Dengan angan-angan
tanggal-tanggal tangkas berlari
mengganti warna diri
2020