Ruang di kepalamu,
isinya kelana,
minta diajak jelajah angkasa,
menyusuri sungai sambil identifikasi
spesies melata sekitarnya,
beli jajanan pinggir jalan
tanpa turun dari mobil
dibacakan dongeng paling bahagia
satu isi bumi.
Aduh
Ruang di kepalamu,
terlalu kembara,
untuk aku yang canggung dan himpun
dalam satu bingkai citra
Keras Kepala
Seseorang akan terhenti
pada sembap yang sama,
sebab yang lain
tempat yang lain,
orang yang sama
Tango
Kau sendiri
Berdiam diri, habis berdoa
dan siap menari
Musik dimulai
Di panggung
Tanpa cahaya
Tanpa pengunjung
Tanpa milongueros
“well, it takes two, to tango”
Bohong
Bahwa Ucap adalah doa
Bahwa ucap adalah Doa
Di Loka
Kamu yang murung
Meniru warna mendung
Mengundang tubuhku
Ikut nampak satu dalam abu
sisa sigaret Jepangmu
Kos-kosan Bebas
bukan tempat yang begitu nyaman
catnya norak
kuning tidak, putih apalagi
sempit, berantakan pula
waktu berjalan lambat di tempat ini
membatasi ruang pikiranku
yang kelana, porak poranda
dihimpun dalam 3×3 m2
Kenangan
kenangan mengonsumsi banyak waktuku saat ini
memaksaku terbangun lebih lama dari biasa
membatasi gerak dan aktivitas fisik lainnya
di lorong aku dipaksa berbaris rapi
menunjukkan senyum terbaik,
berdiri tegak, dagu diangkat.
kenangan perlahan menyantap waktu,
kemudian tubuh dan kami menjadi satu
Malaikat Magang
tuan tak akan pernah ditakdirkan
bersama orang yang paling tuan cintai
malaikat magang yang menulis takdir tuan
ia baru belajar mengarang
mengumpulkan tugasnya, tergesa-gesa