• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Selasa, 26 Agustus 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Metafor Puisi

Kepalamu dan Isinya

Puisi Ruhma Ruksalana Huurul’in

Ruhma Ruksalana Huurul’in by Ruhma Ruksalana Huurul’in
3 April 2021
in Puisi
0
Kepalamu dan Isinya

https://unsplash.com/photos/UHTkXf1Mrb4

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Ruang di kepalamu,

isinya kelana,

minta diajak jelajah angkasa,

menyusuri sungai sambil identifikasi

spesies melata sekitarnya,

beli jajanan pinggir jalan

tanpa turun dari mobil

dibacakan dongeng paling bahagia

satu isi bumi.

 

Aduh

 

Ruang di kepalamu,

terlalu kembara,

untuk aku yang canggung dan himpun

dalam satu bingkai citra

 

Keras Kepala

Seseorang akan terhenti

pada sembap yang sama,

sebab yang lain

tempat yang lain,

orang yang sama

 

Tango

Kau sendiri

Berdiam diri, habis berdoa

dan siap menari

Musik dimulai

Di panggung

Tanpa cahaya

Tanpa pengunjung

Tanpa milongueros

 

“well, it takes two, to tango”

 

Bohong

Bahwa Ucap adalah doa

Bahwa ucap adalah Doa

 

Di Loka

Kamu yang murung

Meniru warna mendung

Mengundang tubuhku

Ikut nampak satu dalam abu

sisa sigaret Jepangmu

 

Kos-kosan Bebas

bukan tempat yang begitu nyaman

catnya norak

kuning tidak, putih apalagi

sempit, berantakan pula

 

waktu berjalan lambat di tempat ini

membatasi ruang pikiranku

yang kelana, porak poranda

dihimpun dalam 3×3 m2

 

Kenangan

kenangan  mengonsumsi banyak waktuku saat ini

memaksaku terbangun lebih lama dari biasa

membatasi gerak dan aktivitas fisik lainnya

di lorong aku dipaksa berbaris rapi

menunjukkan senyum terbaik,

berdiri tegak, dagu diangkat.

kenangan perlahan menyantap waktu,

kemudian tubuh dan kami menjadi satu

 

Malaikat Magang

tuan tak akan pernah ditakdirkan

bersama orang yang paling tuan cintai

malaikat magang yang menulis takdir tuan

ia baru belajar mengarang

mengumpulkan tugasnya, tergesa-gesa

Tags: kepalamu dan isinyapuisipuisi keras kepalapuisi malaikatpuisi tango
ShareTweetSendShare
Previous Post

Pop Culture Buat Isti

Next Post

Membakar Usia

Ruhma Ruksalana Huurul’in

Ruhma Ruksalana Huurul’in

Lahir di Mataram, Lombok, 19 Mei 1994. Alumbus jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang. Sejak sekolah menengah terlibat dalam aktivitas seni, terutama teater dan sastra. Kini selain mengerjakan proyek-proyek berbasis lingkungan, juga menjabat wali kelas untuk Akarpohon Offschool.

Artikel Terkait

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
Puisi

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya

14 Agustus 2025

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya setiap malam ia menyetrika tubuhnya di depan kaca mencari lipatan-lipatan yang membuat lelaki itu malas pulang...

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
Puisi

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya

3 Agustus 2025

Hisap Aku hingga Putih bulan merabun serbuk langit bebal pohon dan batu tak bergaris hitam coreng malam yang sumuk punggung...

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
Puisi

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya

20 Juli 2025

Status Baru Ibu Ia tidak menangis di depan siapa pun. Tapi aku tahu, ada yang basah tiap kali ia mencuci...

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
Puisi

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya

22 Juni 2025

Kiat Marah yang Payah  Malam hari yang dingin mencekam cepat menusuk pori-pori. Dan keniscayaan lupa mendekam di hati dan kantong...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Memahami Puisi Instan “Malam Lebaran” Sitor Situmorang

Memahami Puisi Instan “Malam Lebaran” Sitor Situmorang

2 Maret 2021
Pulang

Pulang

22 April 2022
Ayat-ayat Alam Raya

Ayat-ayat Alam Raya

19 Juni 2021
Menulis sebagai Aktivitas Produksi Pengetahuan

Menulis sebagai Aktivitas Produksi Pengetahuan

30 Januari 2021
Gambar Artikel Sunyi dalam Kerinduan

Sunyi dalam Kerinduan

29 Desember 2020
Gambar Artikel Kumpulan Lagu dan Playlist Musik di Warung Kopi

Warung Kopi dan Playlist Musiknya

11 Maret 2021
Bersetubuh dengan Kata

Bersetubuh dengan Kata

24 Maret 2021
Gambar Cerpen Sertifikat Hak Milik

Sertifikat Hak Milik

4 Februari 2021
Doa Pengembara

Doa Pengembara

1 Juli 2022
Bias Kontol dan Efek Sampingnya yang Menyebalkan

Bias Kontol dan Efek Sampingnya yang Menyebalkan

21 Maret 2022
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu
  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab
  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (213)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (140)
    • Resensi (19)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.