Goa Isolasi
Memasuki goa isolasi
berjarak aku dari dunia luar
yang mengguyur deras
menjadikanku muara kuyup was-was.
Memasuki goa dalam diri
tak tersentuh oleh tangan-tangan liar
yang terdiri dari: bakteri informasi, kuman penghasut diri, dan virus peremuk hati
meruntuhkan iman, meluruhkan imun, merobohkan rasa aman.
Adalah belantara rimba
yang merimbun benih sejatinya cinta
menjamur kata-kata
pada diri, mentadaruskan puisi
sangkan paraning dumadi.
Gresik, 8 Juli 2021
Selamat Jalan dan Sampai Jumpa
Biarlah air mata ini membasahi rumput hijau
yang tumbuh di sekitar gundukan tanah itu
menjalar seperti rinduku padamu
agar bisa secepatnya untuk memelukmu.
Menuju segala tentangmu
berdendang hati ini yang berlagu sendu
sebelum medan lagaku rampung
karena ketar-ketirnya skripsiku yang masih rumpang
Ayah sudah berpulang.
Kutaburkan doa-doa
sebelum melanjutkan langkah
di atas gundukan tanah
bersama mawar, melati, dan kenanga
sebagai bekal menuju surga
selamat jalan dan sampai jumpa, Ayah.
Umpama penyair
hatiku tak pernah sepi dari rasa getir
yang menggetarkan kata
atas kenang yang pernah kita cipta
lalu menyulapnya sebagai syair-syair indah
untuk kupersembahkan bagi Ayah.
Gresik, 2 Juli 2021
Dari dalam Rumah
Dunia semakin kejam, Ayah
sedang tubuhku kecil dan terlalu lemah
akankah tergilas oleh waktu yang tajam
lalu membuatku terkapar tak berdaya
dan berdarah-darah.
Ditimang-timang diriku oleh kenangan masa lalu, Ayah
bersama lembutnya telapak tanganmu
melukis tawa
di atas kanvas gemasnya pipiku
yang terbingkai oleh suka-duka, mencacah jiwa.
Kaututup pintu rumah
menanggalkan asa, meninggalkan leha-leha
bertaruh dengan keluh dan peluh
bersama motor keluaran tahun dua ribu lima yang kaupacu
masa depan kaubidik dengan anak panah doa dan usaha.
Gresik, 7 Juli 2021
Surat Kecilku
Tentangmu, mengajariku arti dari pelaksanaan kata-kata
yang menanggalkan sedih
untuk tinggal sebagai makna
lalu diperaslah keringat
dari sekujur tubuhmu
yang terlanjur memadat
membaur dengan tabahnya semangat.
Lima puluh dua tahun usiamu adalah doa
pengharapan kekal menuju-Nya
dari tiada menjadi ada
yang mengada karena-Nya.
Berjuang menjadi hal yang niscaya
dalam puisiku; tak cukup menampung segala peluhmu, Ayah.
Kutuliskan kata-kata, kuabadikan segala cerita
dalam surat kecilku; kutitipkan pesan kepadamu
Ayah, sampaikan salam rinduku kepada para pendahulu
kepada Kanjeng Nabi
dan kepada Tuhan pencipta jagad raya beserta seisinya
Semoga, ketika aku berpulang di rumah keabadian
mereka berkenan menyambutku dengan kegembiraan.
Aamiin, aamiin, Insya Allah.
Insya Allah, aamiin, aamiin.
Gresik, 12 Juli 2021
Mendengkur di atas Kasur
“Hidup ini memang asu, anakku. Kau harus sekeras dan sedingin batu.”
Kata Joko Pinurbo pada puisinya berjudul Mengenang Asu yang termuat dalam buku Selamat Menunaikan Ibadah Puisi.
Sebelas hari telah berlalu, di saat kau membaringkan tubuh
kaki terbujur, di atas kasur kau mulai mendengkur,
“Aku wis nggak kuat maneh”
lalu kau diam dan membisu.
Belum sempat diriku meneguk pesanmu
yang kautuang dalam segelas harapan dan doa-doa adamu
ternyata air itu sudah lebih dulu menguap ke udara, Ayah,
untuk kausesap melalui hidungmu selama-lamanya.
Gresik, 13 Juli 2021