• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Senin, 18 Agustus 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Metafor Puisi

Bagaimana Laut Membuang Masa Kanak dan Remajamu?

Hendy Pratama by Hendy Pratama
25 Februari 2021
in Puisi
0
Bagaimana Laut Membuang Masa Kanak dan Remajamu?

https://unsplash.com/photos/1-9nfcJ7-Zk

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

di lautan, selalu ada

segala sesuatu yang terbuang

setelah jemari sungai gemar

menyeretmu ke dunia baru

 

laut menangkap yunus

yang dibuang kaum jahlul

musa membelah perut laut

dan membuang firaun

 

tapi, laut, katamu

kelak akan mencuri segala

sesuatu yang mati-matian

kita jaga. membuang hal

terbaik atau terburuk

pada kedalaman diri kita

 

kini, laut memapahmu

melucuti masa kanak

membuang remajamu

 

dalam dirinya, kau jadi asing

menjadi seseorang yang tak

seperti tubuh dan dirimu

 

2020

kangen

 

siang ini

ada kangen yang meleleh

tumpah

ruah

mengalir

dari jendela mataku

menuju selokan yang mampat

 

2018-2020

 

 

stetoskop

 

alat medis itu gagal menerjemahkan

detak jantungku, juga kesadaranku

ketika sepasang matamu bertamu

ke lubuk hatiku yang sepi dan sunyi

 

2020

 

 

di balik jendela

 

di balik jendela,

seorang perempuan mengintip

isak gerimis. pecahpecah

 

burungburung camar berteduh

di reranting masa lalu

 

lalu, perempuan itu

mengembuskan irisan napasnya

mengembun di kaca jendela

bayangbayang dirinya

 

gerimis di matanya

tak pernah sudah

 

2020

 

 

sebelum tidur

: susi yanti

 

kelak, dunia akan terbenam

di balik tebing matamu

waktu menghulu dari muara

mengalirkan arus kenyataan

menuju tiada. namun,

 

kantuk adalah peti kemas

yang meringkus lelahmu

 

dan, pada sebentang jalan

mungkin saja, o mungkin saja

gelombang & batu karang

menjegal mimpi-mimpimu

mulut ombak mengulum

sekoci cita-citamu. tetapi,

 

malam mewujud dermaga

bagi kaki yang letih berlayar

 

dan, senandung nina-bobo

bakal melabuhkan gemanya

ke pesisir telingamu. sebagai lagu

pengantar lelapmu

pengantar aku

dalam tidurmu

 

2021

Tags: di balik jendelakangenlaut membuang masa kanak dan remajamupuisisebelum tidurstetoskop
ShareTweetSendShare
Previous Post

Dongeng Pak Tua Menjangkau Cahaya

Next Post

M. Kasim: Pembuka Jalan Cerpen Indonesia

Hendy Pratama

Hendy Pratama

Lahir, di Madiun, 3 November 1995. Pegiat komunitas sastra Langit Malam dan Laskar Sastra Muda. Heliofilia merupakan buku kumpulan cerpen mutakhirnya.

Artikel Terkait

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
Puisi

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya

14 Agustus 2025

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya setiap malam ia menyetrika tubuhnya di depan kaca mencari lipatan-lipatan yang membuat lelaki itu malas pulang...

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
Puisi

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya

3 Agustus 2025

Hisap Aku hingga Putih bulan merabun serbuk langit bebal pohon dan batu tak bergaris hitam coreng malam yang sumuk punggung...

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
Puisi

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya

20 Juli 2025

Status Baru Ibu Ia tidak menangis di depan siapa pun. Tapi aku tahu, ada yang basah tiap kali ia mencuci...

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
Puisi

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya

22 Juni 2025

Kiat Marah yang Payah  Malam hari yang dingin mencekam cepat menusuk pori-pori. Dan keniscayaan lupa mendekam di hati dan kantong...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Bekas Kecupan

Bekas Kecupan

28 April 2021
Babasan dan Paribasa: Sarana Pendidikan Karakter Berbahasa Sunda

Babasan dan Paribasa: Sarana Pendidikan Karakter Berbahasa Sunda

30 Juni 2022
Latu

Latu

18 Maret 2021
Gambar Artikel Kesetaraan atau Keadilan

Kesetaraan atau Keadilan?

31 Desember 2020
Kiriman Nasib dari Seseorang

Kiriman Nasib dari Seseorang

28 Januari 2021
Dismorfia Kehidupan

Dismorfia Kehidupan

1 Februari 2022
Gambar Artikel Sajak Asal Njeplak

Sajak Asal Njeplak

20 Desember 2020
Mencintaimu Bagi yang Mampu

Mencintaimu Bagi yang Mampu

16 Maret 2021
Facebook, Penyair, dan Lunatisme

Facebook, Penyair, dan Lunatisme

17 Februari 2021
Gambar Artikel Wisata di Tarempa : Perjalanan Menuju Tarempa, Kepulauan Anambas

Perjalanan Menuju Tarempa, Kepulauan Anambas

30 April 2021
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab
  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata
  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (212)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (140)
    • Resensi (18)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.