pada tubuh pulang pendaki
kokoh gunung hanyalah debu
yang diterbangkan angin
pada tubuh pulang penyelam
kedalaman laut hanyalah titik air
yang segera kering
Salam
sepi ruang tamu
menyisakan tubuh mati kupu-kupu
aku melipatnya seperti kepompong
yang kehilangan waktu
kumakamkan ia pada kosong buku
tapi ia bangkit kembali jadi puisi
terbang dan hinggap pada doa-doa tamu
sebelum menganga pintu
Lilin
di kepalaku,
tumbuh lilin serupa pohon
akarnya merayap di antara bayang
batang tegap tak berlengan dan daun
api menyala terang
di hari perayaan
menjelma tumbal
permohonan pertama
pada gelap mata
lilin mati menyisakan
beku air mata
lampu menjelma buah cahaya
bertumbuh di mana-mana
Hari Ulang Tahun
seorang anak
menggambar lilin
di kaca crowntoys
memejamkan mata
kemudian meniupnya
telunjuknya menyalin
tulisan swords
tak bisa ia baca
Merpati
sinar senja pecah
sebelum langit rebah
rumah-rumah digemakan tarhim
kumpulan merpati
memutari langit
siulan kalung-kalung
mengentalkan magrib
Waktu Mengesahkan, Waktu Mengisahkan
Ibu membahas masa depan
aku menangis kemudian