• Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Kru
  • Kerjasama
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
Monday, 01 December 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Kolom Esai

Multi Peran Guru

Heri Bayu Dwi Prabowo by Heri Bayu Dwi Prabowo
8 March 2021
in Esai
0
Multi Peran Guru

https://unsplash.com/photos/sOC2EZu9Mqg

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Kata “guru” dalam bahasa Arab disebut dengan mu’allim, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut teacher, yang memiliki arti A person whose occupation is teaching other. Jadi, guru adalah seseorang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Sedangkan menurut masyarakat, guru diartikan sebagai seseorang yang melaksanakan pendidikan, atau yang melakukan interaksi dengan orang lain di tempat tertentu, baik secara formal maupun nonformal. Oleh karenanya, peran guru sangat urgen, dibutuhkan dalam segala lini kehidupan, lalu bagaimanakah sebenarnya peran guru dalam berbagai dimensi secara luas?

 

Peran Guru di Sekolah

Dalam proses pendidikan, guru tidaklah sekedar menjalankan fungsi alih ilmu pengetahuan (transfer-knowledge) saja, tetapi juga menanamkan nilai (value), serta membangun karakter (character-building) siswa secara berkesinambungan. Guru juga bertanggung jawab melaksanakan kegiatan di sekolah, dalam arti memberikan bimbingan dan pengajaran kepada siswa. Sebagai guru, –dalam lingkungan sekolah– memiliki peran yang amat penting, karena guru merupakan teladan bagi siswa, baik dari segi kepribadian, watak dan jasmaninya, maka seorang guru haruslah memiliki berbagai kompetensi yang relevan dengan tugas dan tanggung jawab tersebut.

Secara aplikatif, guru harus menguasai cara belajar yang efektif, mampu membuat model satuan pembelajaran, mampu memahami kurikulum secara baik, mampu mengajar di kelas, mampu menjadi model bagi siswa, mampu memberikan nasehat dan petunjuk yang berguna bagi siswa, menguasai berbagai teknik pembelajaran, serta memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada siswa. Lebih urgennya lagi, guru harus mempunyai kreativitas dalam mengajar, agar siswa tidak cepat bosan dalam pembelajaran.

Di sisi lain, guru berperan sebagai pendidik, yakni berkaitan dengan tugasnya untuk  memberi bantuan dan dorongan (suporter), tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor), serta tugas yang berkaitan dengan pendisiplinan kepada siswa, agar siswa itu menjadi patuh terhadap aturan sekolah, norma hidup dalam keluarga dan norma masyarakat.

Singkatnya, peran guru di sekolah bertujuan untuk membentuk kepribadian siswa, agar menjadi lebih baik dan mengembangkan potensi siswa secara maksimal. Dalam pada itu, guru harus bersifat terbuka terhadap berbagai macam gagasan dari siswa, serta berusaha untuk menghilangkan ketakutan dan kecemasan siswa dalam pembelajaran, yang dapat menghambat pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif.

Adapun berbagai cara guru dalam melaksanakan pembelajaran, yang dapat mengembangkan potensi siswa secara maksimal, yakni:

  1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bermain dan berkreativitas,
  2. Memberi suasana aman dan bebas secara psikologis,
  3. Menerapkan disiplin yang tidak kaku, dan
  4. Memberi kebebasan berpikir kreatif serta partisipasi secara aktif.
Ilustrasi guru oleh Pagasantosa / florescreative.co.id

Peran Guru di Masyarakat

Selanjutnya, peran guru di masyarakat sangatlah variatif, tergantung situasi dan kondisi. Guru –dalam pandangan masyarakat– merupakan figur teladan bagi lingkungan di sekitarnya, yang memberikan kontribusi positif terhadap norma-norma sosial di masyarakat. Di negara maju, guru ditempatkan pada keududukan yang tinggi karena peranannya yang sangat penting, seperti di negara Jepang. Sebaliknya, akan berbeda jika kita lihat guru di negara berkembang, yang masih kurang diperhatikan aspek penting kehadiran seorang guru, seperti di Indonesia.

Lebih lanjut, konteks masyarakat yang masih menghargai guru, peran guru akan sangat sulit kalau tidak diimbangi dengan kecakapan dan kompetensi sesuai bidangnya. Ia akan tersisih dengan sendirinya, karena persaingan dengan guru lain yang lebih mumpuni. Apalagi, jika ada guru yang tidak mampu memberikan keteladanan untuk siswanya, pasti Ia akan tersisih dikarenakan banyak masyarakat yang menjadikannya sebagai bahan pembicaraan. Masalah seperti ini masih sering kita temui, khususnya di Indonesia.

Kedudukan guru sebagai figur teladan, sekaligus mempunyai fungsi tanggung jawab moral di masyarakat, menjadikan hal itu sebagai tugas yang begitu berat. Karena baik secara langsung maupun tidak langsung, guru bertanggung jawab atas generasi bangsa yang dihasilkannya.

Kemudian, penghargaan atas peranan guru dapat dibedakan menjadi dua macam. Pertama, penghargaan secara sosial, yakni penghargaan atas jasa guru dalam bersikap sosial kepada anggota masyarakat, serta penempatan posisi guru dalam sertifikasi sosial masyarakat yang bersangkutan. Hal tersebut akan mudah kita temui di masyarakat pedesaan, di mana rasa hormat dan santun pada guru sangat ditekankan. Kedua, penghargaan secara ekonomi, yakni penghargaan atas peran guru melalui gaji yang diterima.

Adapun posisi strategis guru di tengah masyarakat, mencakup berbagai makna, yakni:

  1. Menjadi figur teladan

Guru merupakan bagaikan dari perangkat komunitas masyarakat, yang tidak bisa dipisahkan segala aktivitas kehidupannya dengan masyarakat, sekalipun tugas pokoknya di lingkungan sekolah, namun guru juga dijadikan sosok panutan bagi masyarakat.

  1. Pendidik

Seorang guru bukan hanya mendidik siswanya di sekolah, namun seorang guru juga haus memberikan pendidikan umum kepada masyarakat sekitarnya, agar apa yang diajarkan kepada siswanya dapat disambut baik dan juga dipahami secara umum oleh masyarakat sekitar.

  1. Penggerak potensi

Seorang guru harus menggunakan posisi strategisnya untuk melihat bagaimana potensi yang dimiliki masyarakat sekitarnya, untuk kemudian potensi yang ada digerakkan dan dikembangkan bagi kemaslahatan bersama.

  1. Manajer

Dianalogkan seperti seorang manajer yang mengatur jalanya tahapan-tahapan teknis dalam perencanaan. Pun dalam masyarakat, guru turut andil dalam mengatur keseimbangan masyarakat melalui kultur keilmuannya.

  1. Penegak konflik

Masyarakat heterogen yang terdiri dari berbagai macam etnis budaya, biasanya akan memiliki tingkat ego yang berbeda. Kehadiran guru sangat penting dalam menyeimbangkan dan mensinergi heterogenitas yang ada agar tidak terjadi konflik.

  1. Pemimpin kultur

Berbagai peran sebelumnya –secara tidak langsung– menempatkan seorang guru sebagai pemimpin yang lahir dan muncul dari bawah secara alami, bakat, potensi, aktualisasi, dan kontribusi besarnya dalam pemberdayaan potensi masyarakat.

Jadi, guru mempunyai peran dan pengaruh yang sangat besar dalam segala lini kehidupan. Sehingga, wajar saja jika guru disebut dengan agent of change yang berperan sebagai inovator, motivator, maupun fasilitator. Dengan demikian, guru merupakan sosok peranan aktif dalam seluruh aktivitas, baik di sekolah maupun di masyarakat, dalam tujuan utama mewujudkan generasi bangsa yang bermartabat, bermoral dan beradab.

 

Referensi:

Hamzah, H, dkk. 2009.  Mengelola Kecerdasan Dalam Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Harsono, M joko dan Susilo. 2010. Pemberontakan Guru. Yogyakarta: Pustaka Pelajar .

Maunah, Binti. 2016. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Kali Media.

Mursidin. 2011. Moral Sumber Pendidikan. Bogor: Ghalia Indonesia.

Robinson, Philip. 1989. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali.

 

 

Tags: gurukehebatan gutumulti peran
ShareTweetSendShare
Previous Post

Mengotak-atik Singkatan Merk Rokok

Next Post

Bulan Memancar di Rambutmu

Heri Bayu Dwi Prabowo

Heri Bayu Dwi Prabowo

Mahasiswa ngapak asal Banyumas yang sedang menjalani studi tingkat lanjut Magister di UIN Sunan Kalijaga, konsentrasi Psikologi Pendidikan Islam. Untuk berhubungan langsung dengannya bisa melalui akun medsos ig: @heribdp . 

Artikel Terkait

Pulau Bajak Laut, Topi Jerami, dan Gen Z Madagaskar
Esai

Pulau Bajak Laut, Topi Jerami, dan Gen Z Madagaskar

21 October 2025

Penulis: Jean-Luc Raharimanana Penerjemah: Ari Bagus Panuntun   2002. Buku-buku dibakar di depan rumah ayahku. Adalah militer. Adalah milisi. Mereka...

Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
Esai

Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna

5 August 2025

Malam itu, saya belum ingin tidur cepat. Hingga lewat tengah malam dan hari berganti (Rabu, 23 Juli 2025) saya duduk...

Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
Esai

Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway

28 July 2025

Jika bulan Juni sudah kepunyaan Sapardi, Juli adalah milik Hemingway. Pasalnya, suara tangis bayi-Hemingway pecah di bulan yang sama (21...

Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 2 (Selesai)
Esai

Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 2 (Selesai)

2 April 2024

Sepuluh menit setelah tanggal berganti menjadi 29 Maret 2024, teks cerpen Agus Noor dihidupkan di ampiteater Ladaya. Sejumlah kursi kayu...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Bersetubuh dengan Kata

Bersetubuh dengan Kata

24 March 2021
Gambar Artikel Menemui Aku yang Aku

Menemui Aku yang Aku

5 November 2020
Dua Lelaki

Dua Lelaki

23 April 2021
Menjajaki Belanda: Dekapan Mimpi yang Jadi Nyata

Menjajaki Belanda: Dekapan Mimpi yang Jadi Nyata

5 July 2022
Gambar Artikel Belajar Mencintai Allah Secara Merdeka

Belajar Mencintai Allah Secara Merdeka

19 December 2020
Gambar Makanan dan Orang Jawa

Makanan dan Orang Jawa

4 February 2021
Nyala Lilin dan Puisi Lainnya

Nyala Lilin dan Puisi Lainnya

14 March 2022
Truk Berlin: Bincang Cerpen Karya Hassan Blasim

Truk Berlin: Bincang Cerpen Karya Hassan Blasim

26 May 2023
Berada di Kota Antah-Berantah

Berada di Kota Antah-Berantah

5 May 2021
Pelabuhan Terakhir dan Puisi Buatmu

Pelabuhan Terakhir dan Puisi Buatmu

27 July 2021
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Mempersenjatai Trauma: Strategi Jahat Israel terhadap Palestina
  • Antony Loewenstein: “Mendekati Israel adalah Kesalahan yang Memalukan bagi Indonesia”
  • Gelembung-Gelembung
  • Mengeja Karya Hanna Hirsch Pauli di Museum Stockholm
  • Di Balik Prokrastinasi: Naluri Purba Vs Tuntutan Zaman
  • Pulau Bajak Laut, Topi Jerami, dan Gen Z Madagaskar
  • Bersikap Maskulin dalam Gerakan Feminisme
  • Emas di Piring Elite dan Jualan Masa Depan Cerah yang Selalu Nanti
  • Dua Jam Sebelum Bekerja
  • Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya
  • Pemerintah Daerah Tidak Bisa Cari Uang, Rakyat yang Menanggung
  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu

Kategori

  • Event (14)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (12)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (66)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (53)
  • Metafor (217)
    • Cerpen (55)
    • Puisi (141)
    • Resensi (20)
  • Milenial (49)
    • Gaya Hidup (26)
    • Kelana (13)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (72)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (33)
    • Surat (21)
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Kirim Tulisan
  • Kru
  • Kontributor
  • Hubungi Kami

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Kami
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Hubungi Kami
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.