slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
Seorang Lelaki dan Sungai - Metafor.id
Metafor.id

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

  • Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Sunday, 1 June, 2025
  • Login
  • Register
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Metafor Puisi

Seorang Lelaki dan Sungai

dan puisi-puisi lainnya

Hisyam Billya Al-Wajdi by Hisyam Billya Al-Wajdi
3 January 2022
in Puisi
0
Seorang Lelaki dan Sungai

https://ebookfriendly.com/best-illustrations-books-reading/

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Seorang Lelaki dan Sungai

Pada sungai yang masih menyimpan bau hujan, lelaki itu termenung. Wajahnya diliputi duka dan udara sekitar mensesap kesedihannya

Riak-riak yang hadir bagai melodi, menyihir angin ke tempat yang jauh; dalam hatinya

Lelaki itu seorang rahib dari wajahnya memancar aura magis yang dapat menyingkap rahasia malam seorang penyair yang tengah kasmaran, bunga-bunga keabadian gugur silih bergantian

Ketika sungai itu menyapu batu-batu dan langit menegakan kepala. Ia beranjak ke utara membawa kematian serta kesucian dalam satu genggaman

2021

 

GoPL

Dan malam berkerumun mengelilingimu. Sayap ibu, segelas susu dan tungku api yang padam ikut mendengkur di bawah langit, berdetak di dada menjelma puisi cinta

Kau mengingat keratin terahir. Sebagai panggilan telepon seluler yang menyusuri kabel-kabel tembaga mirip abdi dalem sepuh ketika mengucurkan minyak kaswari ke tepian kolam pemandian

Kau membuka mata dengan lelahnya setelah sepanjang hari urung berkedip: menjaga anak-anak sungai yang diguyur kabut

“Langit benar-benar tak bisa di jamah” katamu

2021

 

Kuda

Dan kuda itu tak pernah lelah kau pacu, menembus sabana gersang dan guyuran matahari kerontang

Dan kuda itu terlepas dari dekapan, mengembara ke lain samudera, benua bahkan antariksa

Langit yang tiba-tiba kesumba, bentang alam terjelma seekor kuda meringkik dalam terpaan debu-debu, serta qolbu yang melebar seluas lembaraan awan. Bintik kecil yang tergencet. Dunia memang senantiasa menyuguhkan duka lara, resah gelisah. Bebauan kirmizi serta nominous yang suci. Aku melihatmu datang dari ujung Alabasta, gurun yang penuh rahasia.

2021

 

Catatan Tiga

Dan aku menemuimu; di lapangan Piyungan ketika senja sudah mulai sempurna dan cahya matahari gugur di ufuk sana. Sebelum itu, kita saling mengikat janji; bertemu di sini; semua sudah ku rancang jauh-jauh hari. . Berjam-jam sudah aku diam, menanti kelebatmu turun; tak ada isyarat yang memperjelas kedatanganmu; keragu-raguan mulai menghinggapi dadaku. Ketika awan yang lembayung itu semakin merah dan hadirmu belum juga merekah

2021

 

Doa

Ya Tuhanku, aku berlindung dari bulu-bulu lembut yang mengusap keningku. Dari berubahnya lalat menjadi kupu-kupu ataupun sebaliknya. Aku berlindung kepadamu dari gempa di dasar jiwa serta sungai-sungai yang tak jelas mengalir ke mana. Ya Tuhan aku bermadah, sujud dan menghanguskan kesombonganku akan hari-hari yang melilit pagi, akan ketidaktauan perihal lembaran bulan serta cahaya yang tiba-tiba sirna.

Ya Tuhan, aku berlindung kepadaMu dari hati yang gamang, kerinduan tak berkesudahan dan bayang-bayang masa lalu yang enggan dilenyapkan.

2021

 

Bersamamu

Bersamamu di dalam bus, tak ada bangku kosong di sana; ganggang besi tempat kita

Di mata aku saksikan, jutaan kehibukan lelah singgah, serta gemilang masa lalu yang sampai sekarang sedia memanksamu untuk menganyam kesedihan tak berkesudahan.

Aku di sisimu, menjadi langit yang tegak menjulang. Menjadi harapan dalam semesta keluasan.

Kau di sisiku, sebagai patung dewi yang hilang kesakralan atau bebatuan cina yang tak selesai terpahat.

Di dalam bus ini, kita menjelma kupu-kupu yang hinggap di bunga terahir, persimpangan terahir. “Tapi kupu-kupu tak pernah lahir dari latar yang sesak bukan?” katamu. Seperti lajur-lajur jalan di balik jendela itu, aku melesat dari pandanganmu serta orang-orang di sekitarmu

2021

Tags: Hisyam BillyapuisisastraSeorang Lelaki dan Sungai
ShareTweetSendShare
Previous Post

Perubahan Budaya Organisasi di Masa Pandemi

Next Post

Meneladani Sufi Jenaka: Nashrudin Hoja & Keledainya

Hisyam Billya Al-Wajdi

Hisyam Billya Al-Wajdi

Penulis lahir di Bantul, Yogyakarta. Pada 11 Februari 2002. Saat ini menempuh pendidikan di UIN Sunan Kalijaga, Prodi Aqidah Filsafat Islam. Puisinya dimuat beberapa media  dan antologi bersama. Selain berkecimpung di dunia kampus, penulis juga menyibukkan diri mengelola kebun di halaman belakang rumah. Penulis menetap di Bantul,Yogyakarta.

Artikel Terkait

Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya
Puisi

Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya

26 May 2025

belum genap pagi belum genap pagi, belum genap jajanan cuma ganjil-ganjil di hati dan lubang-lubang memenuhi sanubari menjadi tak sampai,...

Penjual Susu dan Puisi Lainnya
Puisi

Penjual Susu dan Puisi Lainnya

2 June 2024

Hikayat Junjungan Kita; Husain ini seruan bergema di dinding padam Terowongan Husain adalah sejarah peradaban jin, manusia, malaikat, dan Tuhan....

Kandang Menjangan Menggugat dan Puisi Lainnya
Puisi

Kandang Menjangan Menggugat dan Puisi Lainnya

5 April 2024

KANDANG MENJANGAN MENGGUGAT Otakmu gemetar merangkai tangkapan. Menyuntingnya, bahkan sebelum menyusunnya. Seakan aku bukanlah hal konkret dan kau perlu membangunku....

Aku Merangkum Desember
Puisi

Aku Merangkum Desember

30 March 2024

Aku Merangkum Desember desember. persis. mendungnya langit dengan matamu. kilat-kilatan petir mengiringi gerimis di matamu. tersedu-sedan. hujan mulai deras. pun...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Gambar Artikel Gurun Pasir di Indonesia: Pesona Gumuk Pasir Oetune

Gurun Pasir di Indonesia: Pesona Gumuk Pasir Oetune

20 January 2021
Konsep Tuhan di Benak Saya Sendiri

Konsep Tuhan di Benak Saya Sendiri

5 May 2021

Angklung: Warisan Budaya Sunda

6 December 2021
Cerita Orang Mabuk

Cerita Orang Mabuk

23 July 2021
Gambar Artikel Ada Apa dengan Pak Prabowo Subianto?

Ada Apa dengan Pak Prabowo Subianto?

31 December 2020
Gambar Artikel Filsuf yang Curhat dan Nasehat Seorang Jomblo

Filsuf yang Curhat dan Nasehat Seorang Jomblo

11 January 2021
Pentingnya Literasi Kepribadian pada Buku Cerita Anak

Pentingnya Literasi Kepribadian pada Buku Cerita Anak

2 March 2022
Gambar Artikel Bahagia Menurut Aristoteles

Bahagia Menurut Aristoteles

28 December 2020
Cengkraman Lelaki Idaman

Cengkraman Lelaki Idaman

18 January 2022
Kriminalitas Jalan Pintas Keterdesakan

Kriminalitas Jalan Pintas Keterdesakan

7 December 2021

Ikuti Kami di Instagram

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.
Facebook Twitter Instagram Youtube
Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya
  • Kenangan, Bahasa, dan Pengetahuan
  • Penjual Susu dan Puisi Lainnya
  • Peringati Hari Buku Nasional, Forum Buku Berjalan Adakan Temu Buku di Wisdom Park UGM Yogyakarta
  • Menyulut Api Literasi dari Kediri: Mahanani Book & Art Festival
  • Lelaki Tua yang Dipermainkan Nasib
  • Membangun Literasi Peduli Bumi: Festival Buku Berjalan
  • Kandang Menjangan Menggugat dan Puisi Lainnya
  • Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 2 (Selesai)
  • Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 1
  • Puasa Puisi: Perayaan Sastra Lintas Bahasa
  • Aku Merangkum Desember

Kategori

  • Event (10)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (8)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (63)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (50)
  • Metafor (206)
    • Cerpen (51)
    • Puisi (136)
    • Resensi (18)
  • Milenial (46)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (11)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In