• Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Kru
  • Kerjasama
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
Tuesday, 02 December 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Metafor Puisi

Rindu Bersaung di Senaru

Eny Sukreni by Eny Sukreni
10 March 2021
in Puisi
0
Rindu Bersaung di Senaru

https://unsplash.com/photos/c0rIh0nFTFU

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

semilir menerpa iba tengkukku

sebab rinduku bersaung di Senaru

gugusan tangga menggamit ingatan

kebyarkebyar serupa kembang api

meletupletup bayang kudus air terjun

 

akankah kujumpai tempiasnya,

pada daun kembang kertas di halaman

atau barangkali dedurinya adalah kerikil tajam

yang menancap di tumitku

 

namun pagi tak selembut rinduku

yang dirajut dengan sayap kupukupu

bersilangsilangan serupa jala, melintang

sepanjang cakrawala

lalu berguguran di bawah jendela

 

Seutas Darah dari Ibu

seutas darah dari Ibu

kutemukan di tanah itu

tanah yang berbau silam

dan kampungkampung yang tenggelam

 

wanitawanita burung hutan

berlompatan seperti bekantan,

pada tanah yang basah

ketika matahari belum sampai

 

wangi nira dan kemitir,

mengalir bergilir

siapakah yang melinting embun

jadi kabut hijau

dan koyak dilintasi bocahbocah

yang senantiasa menawar dongeng

pada tanah yang diwakafkan

 

Lantaran Aku Mengenangmu

lantaran aku mengenangmu

lampulampu jadi bisu

gelas kaca dan empedu

beradu dalam mata dadu

 

celingus kucing membawa isyarat

kegelian waktu, menoreh kisah batu

tercentang dalam peradaban yang dingin-kaku

 

tahuntahun yang berguguran

tahuntahun yang terbingkai krisan

tak jua bergegas dari lingkaran

tanah yang merah padam

sehabis terbakar awan

 

lantaran aku mengenangmu

doadoa tak berkepala

mengkristalkan sisa asap pembakaran

lalu moksa dari ketakabadian

 

Doa Seekor Sepat

doa seekor sepat, merembes di bebatuan

menadah hujan mirah dari langit

tak bermuka, digilas lelaki pengumpat

dan doanya menjadi kecut

sekecut sumur tua

dimana anak labalaba bersuka

 

hatinya kerap dihunus

di persimpangan kota

matanya

yang buta

mengapungapung telanjang

sembari bermimpi basah

menikahi putri tanah

Tags: mengenangpuisipuisi kenanganpuisi kerinduan
ShareTweetSendShare
Previous Post

Bulan Memancar di Rambutmu

Next Post

Kirsip

Eny Sukreni

Eny Sukreni

Lahir di Pemenang, Lombok Utara, 24 Agustus 1987. Menyelesaikan studi pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni STKIP (kini Universitas) Hamzanwadi. Puisi-puisinya  antara lain terbit di surat kabar Media Indonesia, Indo Pos, Riau Pos, Banjarmasin Pos, Sumut Pos dan Suara NTB, selain juga tersimpan dalam beberapa buku antologi bersama.

Artikel Terkait

Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya
Puisi

Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya

7 September 2025

Ketika Kita Sama-Sama Telanjur Tinggal kau mengikat sepatumu di teras aku mengikat napas agar tidak membentur kalimatmu di antara kita...

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
Puisi

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya

14 August 2025

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya setiap malam ia menyetrika tubuhnya di depan kaca mencari lipatan-lipatan yang membuat lelaki itu malas pulang...

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
Puisi

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya

3 August 2025

Hisap Aku hingga Putih bulan merabun serbuk langit bebal pohon dan batu tak bergaris hitam coreng malam yang sumuk punggung...

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
Puisi

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya

20 July 2025

Status Baru Ibu Ia tidak menangis di depan siapa pun. Tapi aku tahu, ada yang basah tiap kali ia mencuci...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Puisi yang Mengantarkan Kematian

Puisi yang Mengantarkan Kematian

25 February 2021
Gambar Artikel Melebur Bersama Tuhan dengan Tarian

Melebur Bersama Tuhan dengan Tarian

27 December 2020
Alasan Kenapa Self-Love Sulit Dilakukan

Alasan Kenapa Self-Love Sulit Dilakukan

29 October 2021
Pencarian di Sudut Rindu

Pencarian di Sudut Rindu

1 December 2021
Sekala Niskala

Sekala Niskala

18 April 2022
Di Balik Bilik Kamar

Di Balik Bilik Kamar

12 March 2021
Dua Jam Sebelum Bekerja

Dua Jam Sebelum Bekerja

21 September 2025
Di Balik Senyum Warga Desa

Di Balik Senyum Warga Desa

13 July 2021
Gambar Artikel Jangan Baper!

Jangan Baper!

23 December 2020
Mawar Hitam Praja Buana

Mawar Hitam Praja Buana

29 April 2021
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Mempersenjatai Trauma: Strategi Jahat Israel terhadap Palestina
  • Antony Loewenstein: “Mendekati Israel adalah Kesalahan yang Memalukan bagi Indonesia”
  • Gelembung-Gelembung
  • Mengeja Karya Hanna Hirsch Pauli di Museum Stockholm
  • Di Balik Prokrastinasi: Naluri Purba Vs Tuntutan Zaman
  • Pulau Bajak Laut, Topi Jerami, dan Gen Z Madagaskar
  • Bersikap Maskulin dalam Gerakan Feminisme
  • Emas di Piring Elite dan Jualan Masa Depan Cerah yang Selalu Nanti
  • Dua Jam Sebelum Bekerja
  • Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya
  • Pemerintah Daerah Tidak Bisa Cari Uang, Rakyat yang Menanggung
  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu

Kategori

  • Event (14)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (12)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (66)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (53)
  • Metafor (217)
    • Cerpen (55)
    • Puisi (141)
    • Resensi (20)
  • Milenial (49)
    • Gaya Hidup (26)
    • Kelana (13)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (72)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (33)
    • Surat (21)
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Kirim Tulisan
  • Kru
  • Kontributor
  • Hubungi Kami

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Kami
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Hubungi Kami
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.