• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Minggu, 14 September 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Metafor Puisi

Nirwana Khatulistiwa

Puisi-Puisi Yohanes Mau

Yohanes Mau by Yohanes Mau
3 Agustus 2021
in Puisi
0
Nirwana Khatulistiwa

https://www.redbubble.com/people/rosaliartbook/

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

NIRWANA KHATULISTIWA

Aku menepi sejenak pada nirwana
tanah tumpah darahku
bersama indahnya jejeran
pulau, aku hanyut dalam eksotisnya
nuraniku berdetak tiada henti
syukuri indah,
khatulistiwa sentral bumi tempat berpijak
antara hati dan jiwa
khasanah indah tak terselami.

Pada Borneo pulau besar itu
terlukis hamparan garis abadi
antara Utara dan Selatan
dihangatkan oleh mentari
segala balutan yang ada di sana
menikmati keanekaragaman
dalam selimut kedamaian penuh cinta.

Khatulistiwa pesona unik termasyhur di jagad raya
tiada duanya
membungakan hati insan,
betapa indahnya  kasih Tuhan
kulminasi mendekor bumi memikat hati insan
memetik bahagia pada musimnya
dibaluti keindahan
dirangkul Bumi Pertiwi.

Zimbabwe, 22/07/2021

 

CATATAN KUSAM

negeri ini bagai bunga desa
penuh sahaja nan molek
bukit dan lembah empuk
warna hijauh dan biru
gandeng kabut tipis
baluti cakrawala nampak teduh
manja menghipnotis mata

parasnya itu kulafal satu demi satu
berdasar nama abjad
dengan tinta hati yang masih tersisa
kutetes dan membiarkannya menari
pada punggung yang letih
agar menjadi abadi
tertulis di dalam buku kusam
titipan ayah sebelum ajal menjemput

halaman pertama ternoda oleh catatan indah
pesan ayah, “anak bersahabatlah dengan sunyi,”

jangan biarkan segalanya mati
berlalu bersama senja
buka mata, hati dan pikiran
tuangkan itu demi bahagia
karena hari ini pergi tak ‘kan kembali lagi

luruskanlah hati
jangan lirik kiri dan kanan
pandangan mata
cukup satu arah saja
karena di gunung itu
ada indah terselubung,
hati-hati di jalan
agar hatimu tak terbuai
oleh rayuan semilir sejuk

Harare-Zimbabwe, Mei 2020

 

HATI RINDU

Negeri indah seribu jatuh terkulai
oleh elite mata duitan
mimpi matahari baru pun enggan terbit
mungkin tak tega lihat rakus semesta
orang-orang kecil punya hati rindu
dan mimpi besar menyulam cinta pun diinjak
hingga tak berdaya
lantas sampai kapan lipur lara ini hanyut di peluk elite sialan bermata duit?

Guru hanya diam tenangkan hati
dan tinggalkan dunia
agar esok baru akan indah

bersama ceceran kisah dan sisa-sisa debu

yang masih menempel pada kering
rerumputan
di semak belukar

Ilizwi Biclical Centre-Zimbabwe-Afrika, 14/05/2021

 

WANITA MAKLUK HALUS

Wanita adalah kata sejuk
lebih dari sejuknya rayuan winter
dalam hangat dekapan
setiap lelaki hanyut
dan lupa pulang
kepada kesadaran semula
bersama hati luluh
mereka menciptakan kehidupan
menjadi rekan kerjaNya
dari kesucian mengalirlah hidup
dan dunia pun tak pernah sepi

Wanita adalah hangat
cinta yang membias
menyelimuti totalitas lelaki,
lelaki sadar wanita adalah seni
yang tiada duanya
kesucian dan kelembutan hati
adalah tabiatnya
kekerasan fisik dan nonfisik
adalah sakit yang menodai
dan abadi membekas
di hatinya yang terdalam

Wanita itu makluk halus
yang segalanya mesti
dilakonkan dengan halus
dan lembut
mimpi-mimpi wanita
untuk peluk erat dunia
dengan damai tak pernah selesai,
kalau masih ada wanita
di hidupmu
jaga dan rawatlah
agar pancaran keindahannya
tak lekang oleh badai zaman
biarkan kesuciannya
melembutkan kerasmu
bagai sutra dalam ziarah

Ilizwi Biclical Centre-Zimbabwe, 2021

 

HATIKU TERCABIK

terasa hampa berada di negeri ini
sepi selalu jadi teman setia
bila senja pupus sunyi pun datang
temani malam-malam hidupku
di sana kutemukan secercah sejuk
mengalir dalam daging lemah
menjamah nuraniku
meninggalkan dan ditinggalkan
untuk tinggal bersama mereka yang ditinggal
agar mereka tak tertinggal sendirian
aku datang karena hatiku tak sudi
membiarkan aku yang lain menahan pedih
dalam musim-musim yang tak menentu
hatiku sungguh tercabik oleh derita hari ini

Bulawayo-Zimbabwe, 2020

Tags: Indonesiakhatulistiwanirwana khatulistiwapuisi
ShareTweetSendShare
Previous Post

Fenomena #MacanTernak

Next Post

Haruskah Ulang Tahun Selalu Dirayakan?

Yohanes Mau

Yohanes Mau

Penulis Alumnus Stipar Atma Reksa Ende-Flores. Penikmat sastra yang kini sedang bertualang di Zimbabwe-Afrika.

Artikel Terkait

Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya
Puisi

Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya

7 September 2025

Ketika Kita Sama-Sama Telanjur Tinggal kau mengikat sepatumu di teras aku mengikat napas agar tidak membentur kalimatmu di antara kita...

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
Puisi

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya

14 Agustus 2025

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya setiap malam ia menyetrika tubuhnya di depan kaca mencari lipatan-lipatan yang membuat lelaki itu malas pulang...

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
Puisi

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya

3 Agustus 2025

Hisap Aku hingga Putih bulan merabun serbuk langit bebal pohon dan batu tak bergaris hitam coreng malam yang sumuk punggung...

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
Puisi

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya

20 Juli 2025

Status Baru Ibu Ia tidak menangis di depan siapa pun. Tapi aku tahu, ada yang basah tiap kali ia mencuci...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Cermin Peradaban

Cermin Peradaban

14 Februari 2021

Jalan Sunyi dengan Ribuan Bunyi

24 Oktober 2021
Perjalanan Wahyu Nirwaktu

Perjalanan Wahyu Nirwaktu

11 Januari 2022

Temu Buku dan Sesi Bincang Editor di Yogyakarta

10 Maret 2024
Anthony Giddens: Agensi dan Strukturasi Sosial

Anthony Giddens: Agensi dan Strukturasi Sosial

30 November 2022
Promothean

Promothean

1 Februari 2021
Tempat: Kenangan dan Seisinya

Tempat: Kenangan dan Seisinya

28 Januari 2021
Pentingnya Literasi Kepribadian pada Buku Cerita Anak

Pentingnya Literasi Kepribadian pada Buku Cerita Anak

2 Maret 2022
Gambar Artikel Kumpulan Lagu dan Playlist Musik di Warung Kopi

Warung Kopi dan Playlist Musiknya

11 Maret 2021
Gambar Cerpen Sertifikat Hak Milik

Sertifikat Hak Milik

4 Februari 2021
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya
  • Pemerintah Daerah Tidak Bisa Cari Uang, Rakyat yang Menanggung
  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu
  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (214)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (141)
    • Resensi (19)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (71)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.