Diam
/1/
sudah sejak lama
aku diam-diam menunggumu
dan sialnya, secara diam-diam
kau juga menungguku
/2/
kini aku sudah bernyali,
tapi secara diam-diam,
Tuhan menakdirkanku
untuk tetetap diam
/3/
apa sudah sepantasnya
aku diam saja? Dan
apakah dengan diam,
aku sudah pantas?
/4/
aku hanya tak ingin
diam-diam mati
terkubur penantianku sendiri
/5/
kututup diamku
dengan semoga—
aku tak pernah bisa diam
mendo’akanmu
secara diam-diam
Merapal Hujan
hujan ialah cara merajut luka
dari prioritas notifikasi
yang terbalas lain kali;
barangkali hujan adalah aku
yang kau hindari pelan-pelan
dengan segala alasan
yang kau ucapkan.
Curhat
Hari tengah mempertemukan matanya
dengan senja
—pertanda malam belum matang.
Lampu-lampu jalanan menjadi
kunang-kunang
menemani langkahnya
di setiap rintik gerimis, terlihat
mulutnya yang layu
bergumam menggerutu. Katanya,
mencintaimu: bertahan sakit, pergi sulit.