• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Kamis, 31 Juli 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Metafor Puisi

Bumi Rantau dan Hilangnya Pengharapan

Puisi-Puisi Nadia Rahmatika

Nadia Rahmatika by Nadia Rahmatika
8 Desember 2021
in Puisi
1
Bumi Rantau dan Hilangnya Pengharapan

https://www.behance.net/xuanlocxuan

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Bumi Rantau

Seperti ada yang menyerah
Menghadapi bau parfum kota
Terbiasa melihat hamparan sawah
Kini memandang jalanan ibu kota

Senja yang kelam
Tak menampakkan puteri malam
Lonceng pagi pun tak terdengar
Membuat buncah seisi kamar

Manusia terkadang lupa
Untuk tangguh berkelana
Terasing dari griya
Energi harus membara

2021

 

Hilangnya Pengharapan

Terpecah belah karena pagebluk datang
Tak sedikitpun diberi persiapan
Anak Adam berebut disinfektan
Bertumpah ruah di balai pengobatan

Masker-masker tak melindungi
Suhu badan tak kami peduli
Mencari nafkah ke sana kemari
Tak diizinkan oleh sang punya negeri
Di rumah saja katanya
Rumah yang seperti apa?
yang berpenghuni dan hampir mati?
dan Anda tenang menonton televisi?
Kami lelah
Hidup di bumi sendiri tapi selalu dihakimi

2021

 

Jemu

Puluhan purnama bertahan
Menjaga jiwa raga tak berkesudahan
Harus isolasi mandiri

Terperangkap di balik ruang sepi
Membelakangi panas matahari
Jauh dari jangkauan bumi

Kita tersihir diam
Sulit untuk keluar
Sulit untuk tersadar
Hanya mampu menadah tangan
Demi kewarasan

2021

 

Semoga Kita Tak Mengalah pada Jarak

Lonceng kapal telah terdengar
Membawamu jauh dari dermaga
Langit menangis beri pertanda
Hati merindu segera melanda

Ombak-ombak yang bergoyang
Menjadi saksi perpisahan kita

Kau berjanji akan setia
Pulang kembali dengan suka cita
Walau jarak memisahkan kita
Kau dan aku akan tetap sama

2021

Diri yang Berbeda

Ini kisah si putri malu
Selalu diam membisu
Tak berbahana
Tak mau menyapa

Sang putri merasa hidup akan bahagia
Bagai Cinderella bertemu pangerannya
Tapi kenyataannya berbeda
Ia terjerembap oleh angan tak nyata

Tak terima dengan realita
Ia pergi membawa luka
Rasa takut mengepungnya
Dan amarah yang tak meredam
Membuat ia kehilangan dirinya

2021

Tags: Bumi Rantau dan Hilangnya Pengharapannadia rahmatikapuisi
ShareTweetSendShare
Previous Post

Kriminalitas Jalan Pintas Keterdesakan

Next Post

Metropolis Berduli

Nadia Rahmatika

Nadia Rahmatika

Lahir di Tegal, 20 November 2000. Mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Berdomisili di Tegal dan dapat dihubungi melalui ig: nrahmatika

Artikel Terkait

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
Puisi

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya

20 Juli 2025

Status Baru Ibu Ia tidak menangis di depan siapa pun. Tapi aku tahu, ada yang basah tiap kali ia mencuci...

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
Puisi

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya

22 Juni 2025

Kiat Marah yang Payah  Malam hari yang dingin mencekam cepat menusuk pori-pori. Dan keniscayaan lupa mendekam di hati dan kantong...

Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya
Puisi

Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya

26 Mei 2025

belum genap pagi belum genap pagi, belum genap jajanan cuma ganjil-ganjil di hati dan lubang-lubang memenuhi sanubari menjadi tak sampai,...

Penjual Susu dan Puisi Lainnya
Puisi

Penjual Susu dan Puisi Lainnya

2 Juni 2024

Hikayat Junjungan Kita; Husain ini seruan bergema di dinding padam Terowongan Husain adalah sejarah peradaban jin, manusia, malaikat, dan Tuhan....

Comments 1

  1. Ade Nurmansyah says:
    3 tahun ago

    Keren bgt kak nadia puisinya🫶

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Gambar Artikel Puisi Pilu Sajak-Sajak Larasati Onna Roufsita

Sajak-Sajak Larasati Onna Roufista

2 November 2020
Gambar Artikel El Diego di Luar Lapangan Hijau

El Diego di Luar Lapangan Hijau

30 November 2020
Balapan yang Dibudayakan

Balapan yang Dibudayakan

20 Oktober 2021
Kebanyakan Fafifu

Kebanyakan Fafifu

3 Mei 2021
Gambar Artikel Filsuf yang Curhat dan Nasehat Seorang Jomblo

Filsuf yang Curhat dan Nasehat Seorang Jomblo

11 Januari 2021
Mengotak-atik Singkatan Merk Rokok

Mengotak-atik Singkatan Merk Rokok

5 Maret 2021
Gambar Artikel Tuntunan atau Tips Merayakan Valentine untuk Jomblo

Tuntunan Merayakan Bulan Asmara ala Jomblo

17 Februari 2021
4 Suguhan Apik yang Ditawarkan Film “Don’t Look Up”

4 Suguhan Apik yang Ditawarkan Film “Don’t Look Up”

27 Maret 2022
Latu

Latu

18 Maret 2021
Drama Korea Yumi’s Cell dan Mencintai Diri

Drama Korea Yumi’s Cell dan Mencintai Diri

3 November 2021
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab
  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata
  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya
  • Kenangan, Bahasa, dan Pengetahuan
  • Penjual Susu dan Puisi Lainnya
  • Peringati Hari Buku Nasional, Forum Buku Berjalan Adakan Temu Buku di Wisdom Park UGM Yogyakarta
  • Menyulut Api Literasi dari Kediri: Mahanani Book & Art Festival

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (64)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (51)
  • Metafor (210)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (138)
    • Resensi (18)
  • Milenial (46)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (11)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.