• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Sabtu, 13 September 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Metafor Puisi

Buku-buku Ompong

Ardhi Ridwansyah by Ardhi Ridwansyah
27 Januari 2021
in Puisi
0
Gambar Artikel Puisi Tentang Nenek, Buku Buku Ompong dan Lainnya

Sumber Gambar : https://unsplash.com/photos/bmvLnHMQVWg

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

PUISI BUKU BUKU OMPONG

Buku-buku ompong, 

Kehilangan giginya dan menua, 

Tak ada kata yang lahir dari kepala, 

Yang penuh luka. 

 

Ia merintih, lalu mengaduh, 

Pada puisi yang terserak di mejanya; 

Kusam, lunglai, mati gairah. 

O, ke mana jiwaku pergi? 

 

Terjebak, terpenjara dalam alunan, 

Orkestra begitu rumit. Pening di dahi, 

Segumpal rindu yang menumpuk seperti sampah, 

Buat diri semakin hampa. 

Jakarta, 2020 

 

PUISI SEBUAH PESTA 

sayang, raga kita adalah sebuah pesta, 

di mana orang-orang ramai di lantai dansa, 

saling menari, saling bercumbu dalam ingar-bingar, 

musik yang jauh dari kata sendu. 

 

namun, ada di sudut ruang, 

para tubuh layu dan mata sayu, 

mabuk kepayang setelah menikam malam, 

dengan minum lima gelas air matanya sendiri. 

lalu merapal doa agar bising lekas pergi. 

Jakarta, 2020 

 

PUISI TENTANG NENEK 

duduk termenung, 

di sebuah bangku usang, 

hitam warnanya bagai seisi dunia 

penuh misteri. 

 

dan nenek ada di sana, 

menyapa kembang kemboja, 

yang menua dan layu.

 

sedang anak cucu gembira, 

bermain dengan kata-kata yang dipersembahkan, 

untuk nenek, untuk kasihnya yang dulu, 

kerap membuat dada seorang bocah, 

meronta minta dipeluk, 

nenek tersenyum malu. 

Jakarta, 2020 

 

PUISI CAPUNG DAN KITA YANG TERTAWA 

Kita pergi ke ladang sepi,

Disambut udara sore, langit biru,

Seperti matamu adalah kesejukan 

Yang buatku tenteram. 

 

Ilalang tumbuh, bersuka cita, 

Saat kita berlari, liar. 

Memburu capung yang merenung, 

Di tubuh dedaunan. 

 

Kepak sayap lincah, serta, 

Nyalang matanya memantau gerak, 

Lekas minggat, tak sisakan bekas. 

Kita tertawa. 

 

Kembali langkah pelan. 

“Satu, dua, tiga, hap!” 

Kita terkam angin, sedang capung, 

Terlalu pintar untuk dijebak, 

Kita terbahak. 

Jakarta, 2020 

 

PUISI MONDAR-MANDIR SANG TIKUS

Sampah-sampah berserakan, 

Baunya menyengat ketika, 

Masing-masing dari kita bicara, 

Tentang tikus yang mondar-mandir, 

Di bawah meja para pejabat negeri. 

 

Menggigit uang dari kantong rakyat, 

Yang sebagiannya masih melarat, 

Sedang tikus tetap keren dengan necis, 

Rambut klimis, dan jabatan strategis. 

Bergumul cipta siasat dari senyum bengis, 

Kebijakan sekadar retoris. 

Jakarta, 2020 

 

PUISI PARAS CITRA 

Aku tertular oleh flu, 

Selepas kau unggah gaya,  

Dengan mentega yang dioleskan ke rambutmu, 

Dan jaket maskulin kau gantungkan, 

Di tubuh kekar membakar mata kaum hawa. pamp

 

Beandai-andai diri selepas tonton televisi, 

Sebagai sandiwara paripurna penuh emosi, 

Di mana tukang cendol berparas tampan, 

Dan kernet metromini begitu seksi. 

 

Jakarta, 2020 

 

PUISI MALAM PANJANG 

Ranjang mesra, 

Malam terasa panjang, 

Kau dekap keluhku ke lengan kukuh, 

Usap gelisah dengan keringat yang luruh, 

Dari tubuh yang menyimpan ragu. 

 

Tebar janji terserak dari bibir yang melumat waktu, 

Pejamkan mata kala jemari bermain liar di pangkal rindu, 

Rasamu bersua rasaku, rahasiamu melebur di rahasiaku, 

Tangis sirna terbilas tawa, segala gundah termaktub, 

Dalam legam yang tewas di tangan sang fajar. 

Jakarta, 2020 

Tags: bukucapungmalamnenekrindu
ShareTweetSendShare
Previous Post

Aku (Telah) Bermimpi

Next Post

Telur, Susu, dan Viagra di Cafe Puisi Mbeling

Ardhi Ridwansyah

Ardhi Ridwansyah

Kelahiran Jakarta, 4 Juli 1998. Tulisan esainya dimuat di islami.co. terminalmojok.co, tatkala.co, nyimpang.com, nusantaranews.co, pucukmera.id, ibtimes.id., dan cerano.id. Puisinya “Memoar dari Takisung” dimuat di buku antologi puisi “Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival 2019” dan lain-lain. Instagram: @ardhigidaw.

Artikel Terkait

Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya
Puisi

Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya

7 September 2025

Ketika Kita Sama-Sama Telanjur Tinggal kau mengikat sepatumu di teras aku mengikat napas agar tidak membentur kalimatmu di antara kita...

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
Puisi

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya

14 Agustus 2025

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya setiap malam ia menyetrika tubuhnya di depan kaca mencari lipatan-lipatan yang membuat lelaki itu malas pulang...

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
Puisi

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya

3 Agustus 2025

Hisap Aku hingga Putih bulan merabun serbuk langit bebal pohon dan batu tak bergaris hitam coreng malam yang sumuk punggung...

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
Puisi

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya

20 Juli 2025

Status Baru Ibu Ia tidak menangis di depan siapa pun. Tapi aku tahu, ada yang basah tiap kali ia mencuci...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Melepas Kasih dalam Balutan Sastra

Melepas Kasih dalam Balutan Sastra

23 Oktober 2021
Perempuan di Mata Asghar Ali Engineer

Perempuan di Mata Asghar Ali Engineer

29 Juni 2021
Di Balik Bilik Kamar

Di Balik Bilik Kamar

12 Maret 2021
Kalporina

Kalporina

18 Juni 2021
Seni Memahami (Diri)

Seni Memahami (Diri)

11 April 2022
Surat dari Sekar

Surat dari Sekar

10 November 2021
Pemikiran Muhammed Arkoun Tentang Dekonstruksi “Kritik Nalar Islam”

Pemikiran Muhammed Arkoun Tentang Dekonstruksi “Kritik Nalar Islam”

26 April 2021
Ihwal Mawat

Ihwal Mawat

7 Februari 2021
Yang Mengelucak dari Lembar-Lembar Buku Pepak

Yang Mengelucak dari Lembar-Lembar Buku Pepak

18 Februari 2021
Puasa dalam Pandangan Budaya Pop dan Gejala Pseudo-Spiritualisme

Puasa dalam Pandangan Budaya Pop dan Gejala Pseudo-Spiritualisme

6 April 2022
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya
  • Pemerintah Daerah Tidak Bisa Cari Uang, Rakyat yang Menanggung
  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu
  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (214)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (141)
    • Resensi (19)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (71)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.