Bentang
masih setiaku menjaga
utas-pilinan tambang ihwal
yang telah Kau beri.
meski kerapkali jatuh
dan gontai
ketika beberapa ihwal
berpenampilan anggun
kerapkali buat langkah
menjadi ragu; kaku.
langkah-langkah yang
waktu, sebentar-sebentar
melambai dari kejauhan
yang hakikatnya dekat
dengan lajur anyir darah
di sekitar urat.
di pergelangan.
di setiap nafas
yang sebentar lagi karat.
masih setiaku menjaga
utas-pilinan tambang ihwal
yang masih Kau beri;
Aku cinta pada-Mu.
Tangerang, Agustus 2021
Rembulan
rembulan disandang semesta
malam berlalu yang ke-seribu
kembali menyembulkan air
menggelinang jatuh untuk dan kepada-Nya.
rembulan disanggul semesta
malam berlalu yang ke-sekian ribu
lanjut memantik kilat
menyambar beberapa kesadaran
untuk dan kepada-Nya.
rembulan-rembulan
kesadaran cahaya menyambar
dan jatuh
di malam ke-sekian ribu,
jadi cinta-agung kepunyaan-Nya.
Tangerang, 26 Ramadhan 1441
The Old
daun-daun yang tinggal
tersibak angin dalam
pangkuanmu
daun meranggas
yang kering
tidak menggigil
sunyi-setia pada rapuh.
Tangerang, 2020
Rose
beberapa tangkai mawar
yang sempat lari-hinggap
padamu merupakan
tanda & kemungkinan.
bahwa kemungkinan dan
tanda itu ialah sebuah
tanda-kemungkinan yang lain;
ketidaktahuan kita yang
masing-masing.
dan ketika tanda-kemungkinan
itu berdiri di hadapanmu;
kemudian, saat itu juga
kau layangkan padaku;
sebuah kegirangan yang khas anak-anak
tengah membuncah dan menampar
aku–yang tiada satu orang pun–
dapat menerimanya.
aku terkesiap dan kalah
dalam pelukanmu
bahwa kemungkinan dan
tanda itu ialah sebuah
tanda-kemungkinan yang lain;
ketidaktahuan kita yang
masing-masing.
Tangerang, 2020
Jet Lag Blues
:Teruntuk, SJ
Percayakah kau, aku yang
semula tidak suka musik
jenis “blues” kini memulai
memasukinnya secara diam-diam?
Terang aku kemarin
sempat bercerita pada Syah,
bahwa blues adalah musik
dengan ciptaan tangga nada
yang seratus-persen ngawur!
Kita semula dinina-bobokan
dengan intro yang cukup
memikat, nada halus bermain.
Tetapi barang siapa yang
tidak siap kan terjungkal,
terpelanting, dan goyoh-goyoh
mabuk dalam suasana nada-nada
yang khas blues.
Aku terang menyatakan
sikap terhadap blues,
jika itu musti bertarung
kuda-kuda kesadaran
telah kupancangkan
sedari pagi hingga
bertemu pagi.
Aku terang menyatakan
sikap terhadap blues,
jika itu musti memerlihatkan
keok dan babak-belur
sekalipun,
akan kuladeni seribu-satu
lagu blues dalam seharian
suntuk dalam kepungan
kemungkinan yang tak menentu.
Tanpa disadari dengan begitu,
blues jenis musik
telah merasuk, mencercap, dan kemudian
menyublim di dalam edar darahku;
“dalam rimba aorta-ku“, seperti
apa yang diungkapan oleh
Mbah Sutardji dalam sajak kucingnya.
Jika Syah seringkali berkata
dalam bahasa-ungkapanku;
“aku telah mendapatkan blues!”
Itu berarti Blues adalah upaya,
sekaligus api yang menyala;
Api yang bersumber
pada cahaya.
Jika ia tidak mampu
menyeimbangi api,
ia habis terbakar.
Jika api itu mati,
maka bersiap dirinya
akan ditikam sepi.
Bagiku,
blues kiranya jadi sebuah jalan;
bahwa manusia hidup
tidak hanya sebatas kerja,
menikah, kawin, punya anak,
memiliki harta dan tidak ingin
ditimpa derita.
Kini, percayakah kau,
aku yang semula tidak suka musik
jenis “blues” memulai
memasukinnya secara diam-diam?
Tangerang, 2020