slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
Pemikiran Muhammed Arkoun Tentang Dekonstruksi “Kritik Nalar Islam” - Metafor.id
Metafor.id

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

  • Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Sunday, 1 June, 2025
  • Login
  • Register
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Inspiratif Sosok

Pemikiran Muhammed Arkoun Tentang Dekonstruksi “Kritik Nalar Islam”

Ihwanun Nafi' by Ihwanun Nafi'
26 April 2021
in Sosok
0
Pemikiran Muhammed Arkoun Tentang Dekonstruksi “Kritik Nalar Islam”

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fsangpencerah.id%2F2020%2F05%2Fproblem-metodologi-mohammed-arkoun-dalam-pembacaan-turats%2F&psig=AOvVaw25-vwGr5vQGjNm0UN_3RZN&ust=1619274253627000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCLjY3ebIlPACFQAAAAAdAAAAABAJ

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Tuhan telah menciptakan makhluknya dengan menjadikan manusia di muka bumi ini menjadi khalifah. Yang mana dengan kata lain bahwa manusia itu manusia yang sempurna yang diberikan akal oleh Tuhan, beda dengan makhluk-makhluk lain. Jadi, manusia adalah makhluk yang cerdas yang bisa mengatasi problem kehidupan yang seperti ini sesuai dengan kadar kemampuannya yang menjadikan manusia tersebut menjadi manusia yang cerdas.

Biografi Muhammed Arkoun

Mohammed Arkoun lahir pada 1 Februari 1928 dari keluarga Berber yang sederhana. Yang mana dia lahir di desa perbukitan Tourirt Mimoun di Kabylia, yaitu sebuah wilayah persukuan di bagian timur Aljazair. Selain menguasai bahasa Berber sebagai bahasa ibunya, dia juga belajar bahasa Perancis sebagai bahasa keduanya, dan juga belajar bahasa Arab sebagai bahasa ketiganya. Pada tahun 1950-1954 dia belajar sastra Arab dan pemikiran Islam di Universitas Al-Jazair.

Masalah karya Muhammed Arkoun, itu sudah tidak asing bagi kalangan Islam di penjuru dunia. Muhammed Arkoun ini adalah tergolong seorang tokoh yang produktif, bahkan sangat produktif. Ia itu sudah menulis banyak buku penting, diantaranya belasan buku itu dia tulis dalam bahasa Perancis. Sebagaian lain ditulis dalam bahasa Inggris. Banyak artikel yang bertebaran di berbagai jurnal hasil karya dari Muhammed Arkoun dan juga di majalah ilmiah terkenal.

Berbicara masalah pemikiran Muhammed Arkoun sendiri itu dapat kita pelajari dari hasil karyanya (tulisan-tulisannya). Muhammed Arkoun ini terkenal dengan pemikir Islam modernitas. Dia ini mempunyai perhatian sangat tinggi terhadap permasalahan masyarakat, pemahaman terhadap kitab suci, dan pengertian etika, serta kaitannya antara Islam dan modernitas. Arkoun ini berupaya membangun pemikirannya yang mana berupaya mengatasi masalah penipuan, mitos, ideologisasi, dan sebuah penyaklaran, dalam ajaran Agama Islam, kemudian dia ini mengaktualisasikan pemikiran tersebut itu dengan mengacu pada sebuah ilmu-ilmu sosial, bahasa, dan filsafat, yakni itu pada filsafat Perancis abad ke 20.

Pemikiran Dekonstruksi Kritik Nalar Islam dari Muhammed Arkoun 

Sebagai mana dijelaskan bahwa Mohammed Arkoun ini mengambil rasionalitas dan juga mengambil sikap kritis pemikiran barat dalam memahami agama. Menurut Arkoun ini merupakan sebuah solusi untuk menciptakan pemikiran Islam yang mampu menjawab tantangan modernisasi. Saat itu sekitar abad ke 16, pemikiran Islam mengalami kemandekan. Maka berdasarkan kegundahan Arkoun ini dia mengajukan proyek “Kritik Nalar Islam”. Dalam kritik nalar Islam, Arkoun ini menggunakan metode kajian sejarah. Dengan historisme ini dimaksudkan untuk melihat sebuah fenomena sosial dan budaya melalui Perspektif historis, bahwa masa lampu harus dilihat menurut strata historikalnya.

Muhammed Arkoun menekankan bahwa teks Al-Qur’an ini, ada di tengah-tengah kita adalah sebuah hasil dari tindakan pengajaran, yakni teks yang berasal dari bahasa kemudian ditranskripsi kedalam bentuk sebuah teks. Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang diterima dan disampaikan Nabi Muhammad SAW kepada umat manusia. Selama tidak kurang dari dasawarsa, kemudian dibukukan setelah memasuki masa sahabat Utsman, sekitar itu satu setengah periode setelah Nabi Muhammad wafat.

Muhammed Arkoun menganggap bahwa Islam ini sebagai fakta yang berkembang secara historis (sejarah). Arkoun menegaskan bahwa semua yang memiliki otoritas keilmuan sebagai penentu sifat yang paling utama kebenaran, pemikiran, atau kebajikan semestinya ini bisa dikenai kritik intelektual, melontarkan kritik strukturalis. Dengan demikian, ia akan leluasa atau bebas melontarkan kritik struktuuralis multi disipliner terhadap dominasi serta kemapanan otoritas alim Ulama’ di setiap institusi-institusi maupun pemerintahan muslim, baik yang klasik atau yang modern.

Hubungan Pemikiran Muhammed Arkoun dengan Pendidikan di Indonesia

Masalah pemikiran Muhammed Arkoun ini tidak secara langsung menjuru ke pendidikan Islam. Pemikiran Arkoun ini lebih relevan dengan sebuah kajian-kajian ilmu-ilmu keislaman (Islamic Studies), kajian Al-Qur’an dan Tafsir. Tetapi, dalam pemikirannya Muhammed Arkoun ini dapat kita tarik relevansinaya atau hubungannya dengan konsep pendidikan Islam. Berdasarkan pemikiran Muhammed Arkoun, As-Shafi dalam artikelnya yang menganalisis pendidikan spiritual.

Pemikiran Arkoun ini menyimpulkan bahwa: tujuan pendidikan Islam adalah harus meliputi aspek Ilahiyah, fisik dan intelektual, kebebasan, mental, akhlak, profesional, dan berkarya dalam mewujudkan manusia yang berbudaya dan berperadaban. Pendidikan Islam yang ingin menanamkan spiritualitas harus dilakukan dengan kontinu. Pendidikan Islam harus menanamkan nilai Ilahiyah dan kebebasan yang bersifat humanis.

 

Sumber Rujukan

Meuleman, Johan. 2012. Membaca Al-Qur’an Bersama Mohammed Arkoun. Yogyakarta: LKiS.

Hajriana. 2018. Relevansi Pemikiran Mohammed Arkoun Dalam Pendidikan Islam di Indonesia. Jurnal Syamil, Vol 6 (1), IAIN Samarinda.

Tags: DekonstruksiKritik Nalar IslamMuhammed ArkounTokoh Islam
ShareTweetSendShare
Previous Post

Kenapa Bahasa Inggris untuk Anak SD Tidak Boleh Dianggap Enteng

Next Post

Anjing dan Kupu-kupu

Ihwanun Nafi'

Ihwanun Nafi'

Mahasiswa S1 Aqidah dan Filsafat Islam Uin Sunan Ampel Surabaya. Beralamat di Ima’an Dukun Gresik. Ig Ihwan2000, Fb Ihwanun Nafi. Motto: Sedikit tapi bermanfaat bagi orang lain itu lebih baik. Dari pada banyak tapi tidak sama sekali.

Artikel Terkait

Anthony Giddens: Agensi dan Strukturasi Sosial
Sosok

Anthony Giddens: Agensi dan Strukturasi Sosial

30 November 2022

Anthony Giddens adalah mantan Direktur London School of Economics (LSE) yang tercatat sebagai salah satu sosiolog penting dunia menjelang akhir...

Mengenal Thasykubro Zadah: Sejarawan Penulis Ensiklopedia Islam
Sosok

Mengenal Thasykubro Zadah: Sejarawan Penulis Ensiklopedia Islam

10 March 2022

Setelah meninggalnya Nabi saw., Islam dipimpin oleh Khulafa’ al-Rasyidun dan diikuti oleh beberapa dinasti selanjutnya mulai dari Umawiyyah, Abbasiyah, sampai...

Ali Syari’ati: Mempercayai Tuhan Sekaligus Menjaga Alam dan Hubungan Sesama Manusia
Sosok

Ali Syari’ati: Mempercayai Tuhan Sekaligus Menjaga Alam dan Hubungan Sesama Manusia

16 February 2022

Arsitek Revolusi Islam, begitulah kata M. Dawam Rahardjo untuk Ali Syari’ati dalam tulisan kecilnya berjudul Ali Syari’ati: Mujahid Intelektual di...

Menyikapi Pemikiran Barat Seperti Jamaluddin al-Afghani
Sosok

Menyikapi Pemikiran Barat Seperti Jamaluddin al-Afghani

31 January 2022

Modernisme Barat adalah masa yang sangat berbeda bagi masyarakat Islam, setelah pada masa sebelumnya selalu ada keterkaitan yang masih bisa...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Gambar Artikel Pak Soesilo Toer: Homo Alalu dan Doktor yang Memulung

Pak Soesilo Toer: “Homo Alalu” dan Doktor yang Memulung

9 November 2020
Tempat: Kenangan dan Seisinya

Tempat: Kenangan dan Seisinya

28 January 2021
Bentang dan Jet Lag Blues

Bentang dan Jet Lag Blues

31 August 2021
Puisi yang Mengantarkan Kematian

Puisi yang Mengantarkan Kematian

25 February 2021
Gambar Artikel Falsafah Dewa Ruci Sunan Kalijaga

Falsafah Dewa Ruci Sunan Kalijaga

12 November 2020
Gambar Artikel Puisi Selamanya Laut. Kumpulan Puisi Faris Al Faisal

Selamanya Laut

14 January 2021
Nirwana Khatulistiwa

Nirwana Khatulistiwa

3 August 2021
Gambar Artikel Sepasang Mata

Sepasang Mata

10 November 2020
Gambar Artikel Pengarang Feminis

Pengarang Feminis

9 January 2021
Menyuarakan Mereka yang Terbungkam

Menyuarakan Mereka yang Terbungkam

18 April 2022

Ikuti Kami di Instagram

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.
Facebook Twitter Instagram Youtube
Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya
  • Kenangan, Bahasa, dan Pengetahuan
  • Penjual Susu dan Puisi Lainnya
  • Peringati Hari Buku Nasional, Forum Buku Berjalan Adakan Temu Buku di Wisdom Park UGM Yogyakarta
  • Menyulut Api Literasi dari Kediri: Mahanani Book & Art Festival
  • Lelaki Tua yang Dipermainkan Nasib
  • Membangun Literasi Peduli Bumi: Festival Buku Berjalan
  • Kandang Menjangan Menggugat dan Puisi Lainnya
  • Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 2 (Selesai)
  • Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 1
  • Puasa Puisi: Perayaan Sastra Lintas Bahasa
  • Aku Merangkum Desember

Kategori

  • Event (10)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (8)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (63)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (50)
  • Metafor (206)
    • Cerpen (51)
    • Puisi (136)
    • Resensi (18)
  • Milenial (46)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (11)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In