• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Sabtu, 18 Oktober 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Inspiratif Sosok

Pemikiran Muhammed Arkoun Tentang Dekonstruksi “Kritik Nalar Islam”

Ihwanun Nafi' by Ihwanun Nafi'
26 April 2021
in Sosok
0
Pemikiran Muhammed Arkoun Tentang Dekonstruksi “Kritik Nalar Islam”

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fsangpencerah.id%2F2020%2F05%2Fproblem-metodologi-mohammed-arkoun-dalam-pembacaan-turats%2F&psig=AOvVaw25-vwGr5vQGjNm0UN_3RZN&ust=1619274253627000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCLjY3ebIlPACFQAAAAAdAAAAABAJ

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Tuhan telah menciptakan makhluknya dengan menjadikan manusia di muka bumi ini menjadi khalifah. Yang mana dengan kata lain bahwa manusia itu manusia yang sempurna yang diberikan akal oleh Tuhan, beda dengan makhluk-makhluk lain. Jadi, manusia adalah makhluk yang cerdas yang bisa mengatasi problem kehidupan yang seperti ini sesuai dengan kadar kemampuannya yang menjadikan manusia tersebut menjadi manusia yang cerdas.

Biografi Muhammed Arkoun

Mohammed Arkoun lahir pada 1 Februari 1928 dari keluarga Berber yang sederhana. Yang mana dia lahir di desa perbukitan Tourirt Mimoun di Kabylia, yaitu sebuah wilayah persukuan di bagian timur Aljazair. Selain menguasai bahasa Berber sebagai bahasa ibunya, dia juga belajar bahasa Perancis sebagai bahasa keduanya, dan juga belajar bahasa Arab sebagai bahasa ketiganya. Pada tahun 1950-1954 dia belajar sastra Arab dan pemikiran Islam di Universitas Al-Jazair.

Masalah karya Muhammed Arkoun, itu sudah tidak asing bagi kalangan Islam di penjuru dunia. Muhammed Arkoun ini adalah tergolong seorang tokoh yang produktif, bahkan sangat produktif. Ia itu sudah menulis banyak buku penting, diantaranya belasan buku itu dia tulis dalam bahasa Perancis. Sebagaian lain ditulis dalam bahasa Inggris. Banyak artikel yang bertebaran di berbagai jurnal hasil karya dari Muhammed Arkoun dan juga di majalah ilmiah terkenal.

Berbicara masalah pemikiran Muhammed Arkoun sendiri itu dapat kita pelajari dari hasil karyanya (tulisan-tulisannya). Muhammed Arkoun ini terkenal dengan pemikir Islam modernitas. Dia ini mempunyai perhatian sangat tinggi terhadap permasalahan masyarakat, pemahaman terhadap kitab suci, dan pengertian etika, serta kaitannya antara Islam dan modernitas. Arkoun ini berupaya membangun pemikirannya yang mana berupaya mengatasi masalah penipuan, mitos, ideologisasi, dan sebuah penyaklaran, dalam ajaran Agama Islam, kemudian dia ini mengaktualisasikan pemikiran tersebut itu dengan mengacu pada sebuah ilmu-ilmu sosial, bahasa, dan filsafat, yakni itu pada filsafat Perancis abad ke 20.

Pemikiran Dekonstruksi Kritik Nalar Islam dari Muhammed Arkoun 

Sebagai mana dijelaskan bahwa Mohammed Arkoun ini mengambil rasionalitas dan juga mengambil sikap kritis pemikiran barat dalam memahami agama. Menurut Arkoun ini merupakan sebuah solusi untuk menciptakan pemikiran Islam yang mampu menjawab tantangan modernisasi. Saat itu sekitar abad ke 16, pemikiran Islam mengalami kemandekan. Maka berdasarkan kegundahan Arkoun ini dia mengajukan proyek “Kritik Nalar Islam”. Dalam kritik nalar Islam, Arkoun ini menggunakan metode kajian sejarah. Dengan historisme ini dimaksudkan untuk melihat sebuah fenomena sosial dan budaya melalui Perspektif historis, bahwa masa lampu harus dilihat menurut strata historikalnya.

Muhammed Arkoun menekankan bahwa teks Al-Qur’an ini, ada di tengah-tengah kita adalah sebuah hasil dari tindakan pengajaran, yakni teks yang berasal dari bahasa kemudian ditranskripsi kedalam bentuk sebuah teks. Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang diterima dan disampaikan Nabi Muhammad SAW kepada umat manusia. Selama tidak kurang dari dasawarsa, kemudian dibukukan setelah memasuki masa sahabat Utsman, sekitar itu satu setengah periode setelah Nabi Muhammad wafat.

Muhammed Arkoun menganggap bahwa Islam ini sebagai fakta yang berkembang secara historis (sejarah). Arkoun menegaskan bahwa semua yang memiliki otoritas keilmuan sebagai penentu sifat yang paling utama kebenaran, pemikiran, atau kebajikan semestinya ini bisa dikenai kritik intelektual, melontarkan kritik strukturalis. Dengan demikian, ia akan leluasa atau bebas melontarkan kritik struktuuralis multi disipliner terhadap dominasi serta kemapanan otoritas alim Ulama’ di setiap institusi-institusi maupun pemerintahan muslim, baik yang klasik atau yang modern.

Hubungan Pemikiran Muhammed Arkoun dengan Pendidikan di Indonesia

Masalah pemikiran Muhammed Arkoun ini tidak secara langsung menjuru ke pendidikan Islam. Pemikiran Arkoun ini lebih relevan dengan sebuah kajian-kajian ilmu-ilmu keislaman (Islamic Studies), kajian Al-Qur’an dan Tafsir. Tetapi, dalam pemikirannya Muhammed Arkoun ini dapat kita tarik relevansinaya atau hubungannya dengan konsep pendidikan Islam. Berdasarkan pemikiran Muhammed Arkoun, As-Shafi dalam artikelnya yang menganalisis pendidikan spiritual.

Pemikiran Arkoun ini menyimpulkan bahwa: tujuan pendidikan Islam adalah harus meliputi aspek Ilahiyah, fisik dan intelektual, kebebasan, mental, akhlak, profesional, dan berkarya dalam mewujudkan manusia yang berbudaya dan berperadaban. Pendidikan Islam yang ingin menanamkan spiritualitas harus dilakukan dengan kontinu. Pendidikan Islam harus menanamkan nilai Ilahiyah dan kebebasan yang bersifat humanis.

 

Sumber Rujukan

Meuleman, Johan. 2012. Membaca Al-Qur’an Bersama Mohammed Arkoun. Yogyakarta: LKiS.

Hajriana. 2018. Relevansi Pemikiran Mohammed Arkoun Dalam Pendidikan Islam di Indonesia. Jurnal Syamil, Vol 6 (1), IAIN Samarinda.

Tags: DekonstruksiKritik Nalar IslamMuhammed ArkounTokoh Islam
ShareTweetSendShare
Previous Post

Kenapa Bahasa Inggris untuk Anak SD Tidak Boleh Dianggap Enteng

Next Post

Anjing dan Kupu-kupu

Ihwanun Nafi'

Ihwanun Nafi'

Mahasiswa S1 Aqidah dan Filsafat Islam Uin Sunan Ampel Surabaya. Beralamat di Ima’an Dukun Gresik. Ig Ihwan2000, Fb Ihwanun Nafi. Motto: Sedikit tapi bermanfaat bagi orang lain itu lebih baik. Dari pada banyak tapi tidak sama sekali.

Artikel Terkait

Anthony Giddens: Agensi dan Strukturasi Sosial
Sosok

Anthony Giddens: Agensi dan Strukturasi Sosial

30 November 2022

Anthony Giddens adalah mantan Direktur London School of Economics (LSE) yang tercatat sebagai salah satu sosiolog penting dunia menjelang akhir...

Mengenal Thasykubro Zadah: Sejarawan Penulis Ensiklopedia Islam
Sosok

Mengenal Thasykubro Zadah: Sejarawan Penulis Ensiklopedia Islam

10 Maret 2022

Setelah meninggalnya Nabi saw., Islam dipimpin oleh Khulafa’ al-Rasyidun dan diikuti oleh beberapa dinasti selanjutnya mulai dari Umawiyyah, Abbasiyah, sampai...

Ali Syari’ati: Mempercayai Tuhan Sekaligus Menjaga Alam dan Hubungan Sesama Manusia
Sosok

Ali Syari’ati: Mempercayai Tuhan Sekaligus Menjaga Alam dan Hubungan Sesama Manusia

16 Februari 2022

Arsitek Revolusi Islam, begitulah kata M. Dawam Rahardjo untuk Ali Syari’ati dalam tulisan kecilnya berjudul Ali Syari’ati: Mujahid Intelektual di...

Menyikapi Pemikiran Barat Seperti Jamaluddin al-Afghani
Sosok

Menyikapi Pemikiran Barat Seperti Jamaluddin al-Afghani

31 Januari 2022

Modernisme Barat adalah masa yang sangat berbeda bagi masyarakat Islam, setelah pada masa sebelumnya selalu ada keterkaitan yang masih bisa...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Gambar Artikel Jahm bin Shafwan: Sosok Ekstremis Klasik di Islam

Jahm bin Safwan: Sosok Ekstremis Klasik di Islam

28 Desember 2020
Gambar Artikel Seringai Pedih yang Ia Tulis

Seringai Pedih yang Ia Tulis

28 Desember 2020
Dari Rongsokan ke Cambridge dan Harvard

Dari Rongsokan ke Cambridge dan Harvard

4 September 2022
Gambar Artikel Romantisme Kopi Sachet Angkringan

Romantisme Kopi Sachet Angkringan

11 November 2020
Buron dan Segelas Es Teh

Buron dan Segelas Es Teh

26 Maret 2022
Seorang Indigo dan Suara-Suara Bertubuh Kupu-Kupu

Seorang Indigo dan Suara-Suara Bertubuh Kupu-Kupu

4 April 2022
Cengkraman Lelaki Idaman

Cengkraman Lelaki Idaman

18 Januari 2022
Pendidikan, Multiple Intelligences dan Persoalan Era Digital

Pendidikan, Multiple Intelligences dan Persoalan Era Digital

25 Juni 2021
Gambar Artikel Kemarin dan Rindu

Kemarin dan Rindu

31 Oktober 2020
Gambar Artikel Ketersinggungan, Resolusi Hidup dan Stoisisme

Ketersinggungan, Resolusi Hidup dan Stoisisme

7 Januari 2021
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Bersikap Maskulin dalam Gerakan Feminisme
  • Emas di Piring Elite dan Jualan Masa Depan Cerah yang Selalu Nanti
  • Dua Jam Sebelum Bekerja
  • Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya
  • Pemerintah Daerah Tidak Bisa Cari Uang, Rakyat yang Menanggung
  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu
  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (216)
    • Cerpen (54)
    • Puisi (141)
    • Resensi (20)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (72)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (33)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.