• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Sabtu, 18 Oktober 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Inspiratif Hikmah

Mendikte dan Menyombongi Tuhan

Chintya Amelya P. by Chintya Amelya P.
12 Februari 2021
in Hikmah
1
Mendikte dan Menyombongi Tuhan

https://unsplash.com/photos/YFhGIQhZsTU

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Kala senja menghadang

Muram pucat awan hitam datang

Menyeka kebisuan malam

Dengan pinta ingin didengar

Hati meronta pinta

Pula menyombong ria

Sehelai tiada batas

Air mata hanya jadi bekas

***

Tuhan memberikan kita kebebasan untuk meminta apapun yang ingin dipinta. Namun, tanpa sadar kadang kehilangan etika dalam meminta. Terkadang sikap sungkan tergantikan oleh ketamakan. Kesoktauan  akan segala hal tak jarang kita bawa dihadapan Tuhan.

Saat duduk di bangku SMA, tepatnya kelas 3, kita disibukkan dengan perencanaan ingin melanjutkan pendidikan atau memulai kerja dan menabung uang. Sepertinya masa depan kita akan ditentukan di masa itu. Kalau salah memilih jalur, maka harus siap menanggung rasa kehilangan masa depan.

Misalnya saja, teman yang memilih untuk tidak kuliah. Beberapa orang menghardiknya bahwa keputusannya salah. Masa depannya tidak jelas. Keputusannya egois untuk dirinya sendiri. Padahal mereka tidak tahu seberapa ramai isi kepalanya untuk mengambil keputusan tersebut. Seolah mereka menganggap bahwa tidak menjadi mahasiswa adalah pilihan yang goblok.

Pada saat itu saya memilih untuk melanjutkan kuliah karena tuntutan orang tua dan tuntutan egoisme saya yang tidak ingin kalah dengan teman-teman saya. Saya menyombong diri meski di luar saya tak pernah menampakkan itu.

Kepercayaan diri saya meningkat saat nilai saya tinggi dan peringkat saya baik. Saya masuk dalam daftar siswa yang boleh mengikuti SNMPTN. Jalur masuk kuliah yang paling diharapkan oleh banyak siswa karena tidak lagi pusing mengerjakan soal yang bikin meledak isi kepala.

Saya hitung persentase kemungkinan saya akan diterima di universitas tujuan saya. Saya makin percaya diri mengetahui saingan saya tidak ada di satu sekolah. Hingga betapa leha-lehanya saya tinggal menantikan masa di mana saya akan mendapat kabar kelolosan saya nanti.

Kala senja menghadang

Muram pucat awan hitam datang

Menyeka kebisuan malam

Dengan pinta ingin didengar

 

Dari matahari malu-malu terbit, senja datang, hingga waktu tahajud dengan langit hitam remang-remang penuh bintang, tiada henti kita mendoa dengan penuh kesungguhan. Seolah tiada hari tanpa berdoa. Berusaha merayu-Nya sekuat yang kita bisa. Memohon agar segala pinta didengar dan dikabulkan oleh-Nya.

Hati meronta pinta

Pula menyombong ria

Meski hati menuntun bibir mengucapkan segala pinta. Memohon seolah tak berdaya. Namun, tanpa sadar kita mendikte-Nya atas apa-apa yang terbaik menurut kita. Seolah Tuhan tak tahu apa yang terbaik. Sehingga kita perlu menuntun-Nya.

Jika Tuhan tak mengabulkan doa kita, maka kita pikir Tuhan tak mendengarkan doa. Saat Tuhan berikan pilihan yang lain, kita menuntut-Nya bahwa itu tak baik untuk kita. Apa perlahan kita ingin menggantikan posisi-Nya?

Sehelai tiada batas

Air mata hanya jadi bekas

Rentetan doa terlontar. Air mata bercucuran membuat kuyup wajah. Namun, sayang sungguh sayang air mata yang menetes ini hanya jadi alat untuk mencoba merayu-Nya. Ia tak berguna layaknya barang bekas saja.

Namun, wallahu ‘alimun bidzatis-sudur, Allah Maha mengetahui atas segala isi hati kita. Meski kesombongan itu bersemayam dalam hati walau sebesar titik pun, Ia akan mengetahuinya.

Ya, Tuhan membalas kesoktauan saya dengan balasan yang setimpal. Saya ditolak meski kalau berdasarkan perhitungan dan keyakinan guru-guru saya, saya akan diterima. Saya mencari penyebab ini semua. Dan yang saya temukan adalah kesombongan di balik ketidakberdayaan saya.

Pun dengan teman-teman saya. Mereka mulai menyadari dari apa yang saya ceritakan pada mereka. Mereka mulai memasrahkan diri untuk langkah selanjutnya. Dan betapa baiknya Tuhan, Ia memaafkan dan tetap menuntun menuju pilihan terbaik menurut-Nya.

Berbagai kegagalan saya alami. Tapi, tiada yang membuat saya sedih seperti dulu. Sebab saya tak lagi mendikte-Nya dalam berdoa. Segala hal yang saya usahakan, saya pasrahkan saja pada-Nya.

Ketika kepasrahan diri tertunjuk oleh-Nya, maka hanya ketentraman batin yang akan kita terima. Bahkan meski dalam usaha kita menemui gagal, diri selalu punya cara untuk kembali tegar. Mendikte bukan hanya perihal tidak punya sungkan, tapi itulah yang mendorong kita pada jurang kesengsaraan.

Tags: hikmah dari kesombonganmemintasnmptnsombong
ShareTweetSendShare
Previous Post

Suaka Rasa dan Derita

Next Post

Pengguna VPN Bukan Berarti Pecinta Bokep

Chintya Amelya P.

Chintya Amelya P.

Mahasiswa asal Tuban, Jawa Timur, yang merasa salah jurusan. Kuliah di Yogyakarta. Kesibukan sekarang kuliah dan menulis saja. Bisa disapa di Instagram @chintyaamelyaa.

Artikel Terkait

Tadabbur via Momentum Hujan
Hikmah

Tadabbur via Momentum Hujan

6 Maret 2022

Sebuah pepatah mengatakan bahwa barang siapa mengenal dirinya, maka dia akan mengenali Tuhannya. Namun, permasalahannya adalah tingkat kesadaran terhadap diri...

Meneladani Sufi Jenaka: Nashrudin Hoja & Keledainya
Hikmah

Meneladani Sufi Jenaka: Nashrudin Hoja & Keledainya

3 Januari 2022

Nashrudin Hoja adalah seorang tokoh sufi jenaka yang hampir sama tenarnya seperti Abu Nawas. Ia terkenal dengan kecerdasan, celetukan-celetukan dengan...

Ritual Pulang Kerja dan Manusia yang Terlupakan
Hikmah

Ritual Pulang Kerja dan Manusia yang Terlupakan

15 Juli 2021

Bagi orang orang yang bekerja from nine to five, momen pulang kerja tentu sangat ditunggu. Yang sudah hidup bersama pasangan...

Hikmah

Bahagia itu Sederhana

3 Juli 2021

Sore ini awan hitam menutupi langit yang semula cerah. Mendadak gelap dan seakan kelam. Sesekali terdengar suara guntur meski tidak...

Comments 1

  1. bahis says:
    3 tahun ago

    There is visibly a lot to know about this. I feel you made various good points in features also. Ward Wendeln

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Aku Pernah Melihatmu Tertidur

Aku Pernah Melihatmu Tertidur

17 Mei 2021
Monolog Rayap Terbang di Lantai 13

Monolog Rayap Terbang di Lantai 13

18 Mei 2021
Pasir Pantai

Pasir Pantai

16 Mei 2021
Selamat Bertugas Selamanya!

Selamat Bertugas Selamanya!

27 April 2021
Gambar Artikel Ketan Memang 'Keraketan'

Ketan Memang ‘Keraketan’

25 November 2020
Dari Nafas Malamku

Dari Nafas Malamku

11 Mei 2021
Menjadi Perempuan Berparas Cantik, Prioritas-kah?

Menjadi Perempuan Berparas Cantik, Prioritas-kah?

11 September 2021
Gambat Artikel Abbas Ibn Firnas : Manusia Terbang Pertama dari Andalusia

Abbas Ibn Firnas: ‘Manusia Terbang’ Pertama dari Andalusia

29 Juni 2021
Mudik dan Sambatan Rohani Tahun Ini

Mudik dan Sambatan Rohani Tahun Ini

25 Mei 2021
Gambar Artikel Metafora Mutualisme

Metafora Mutualisme

8 November 2020
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Bersikap Maskulin dalam Gerakan Feminisme
  • Emas di Piring Elite dan Jualan Masa Depan Cerah yang Selalu Nanti
  • Dua Jam Sebelum Bekerja
  • Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya
  • Pemerintah Daerah Tidak Bisa Cari Uang, Rakyat yang Menanggung
  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu
  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (216)
    • Cerpen (54)
    • Puisi (141)
    • Resensi (20)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (72)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (33)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.