Aku Merangkum Desember
desember.
persis.
mendungnya langit
dengan matamu.
kilat-kilatan petir mengiringi
gerimis di matamu.
tersedu-sedan.
hujan mulai deras.
pun juga dengan matamu.
kuyup tubuhku dibuat oleh hujan,
kuyup hatiku dibuat olehmu.
tak ada payung untuk digenggam,
tanganmu pun jadi.
suaramu mulai parau;
suaramu mulai merendah;
tanganmu lemas lalu,
lepas.
sampai sini, ya
……
minggu kedua
Lantas,
salju mana lagi yang hendak
kamu tunggu?
biar ku kasih tau, sayang.
salju yang kamu tunggu itu
tidak (akan) ada di sini.
kamu tau kenapa, sayang?
salju itu sudah meleleh
sebelum ia turun di sini.
aku tahu sayang,
kamu merindukan salju itu:
yang putih;
yang bersih;
yang dingin.
tapi itu cerita dan barang lawas, sayang.
……
Baca juga: puisi-puisi Riska Widiana “Istirahat dan Pelukan Ibu”
Damai Natal Bersama-mu.
dan sementara tembang lagu natal masih mengalun di rumahmu,
kamu juga sekeluarga bernyanyi bersama dan melakukan doa bersama;
adapun tetangga kos tempatmu singgah di tempat perantauan
yang berdoa agar keluarganya tetap utuh;
yang tak tahu rumahnya di mana;
yang membuat air terjun di mata ketika melihat foto keluarga.
dan aku bertanya:
apakah kebahagiaan natal untuk semua orang?
……..
Waktu itu di Betlehem.
sambil menghindari hujan peluru
ketiga orang majus itu merayap-rayap.
mereka selalu melihat ke langit.
bukan mencari bintang,
namun mencari kapan rudal datang.
setelah menghindari peluru, bom dan rudal;
mereka pun tiba juga.
Bapak Yosep
–dengan kepala mengucurkan darah–
memeluk Ibu Maria istrinya yang
__________baru saja ia persunting kemarin.
Dalam pelukan Bapak Yosef, Ibu Maria memeluk anaknya.
rumah itu sudah menjadi puing-puing.
dan bayi kecil Yesus sudah mati bersama puing-puing.
…..
Syarat-syarat mengikuti natal.
(aku harap)
Senyum bapak, ibu, kakak dan kiranya bergelimang.
sehingga, ketika mata yang ada di foto keluarga
tidak membuatmu gamang.
(aku harap)
wajah Soekarno-Hatta yang berwarna merah
selalu mengisi ruang rapat di dompetmu.
sehingga, musik keroncong tidak hadir di perutmu.
(aku harap)
memasang pohon natal selalu jadi agenda,
bukan memasang pagar antar keluarga.
….
Baca juga: puisi-puisi Fajar Sedayu “Sedayu dalam Kurun Waktu”
Ingat, ini hanya mimpi.
aku pernah bermimpi
dan dalam mimpiku aku melihat:
perempuan Palestina dan laki-laki Israel
berciuman, menikah, bercinta, dan beranak.
kemudian aku terbangun
dan sadar bahwa semua itu hanya mimpi,
Sayang.