• Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Kru
  • Kerjasama
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
Monday, 01 December 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Sambatologi Surat

Kebanyakan Fafifu

Surat Balasan untuk Sobrun Jamil

Duljabbar by Duljabbar
3 May 2021
in Surat
0
Kebanyakan Fafifu

Sumber: http://www.curioos.com/

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

(Surat Balasan untuk Sobrun Jamil)

Pertama-tama, mbok dimaafkan saya ini. Menjelang dua bulan sudah surat dari sampeyan masih saya telantarkan. Konflik hati ini jiann ngrepotke. Alias, saya mencoba ambil jarak dulu dari kepenulisan dan beragam tetek-bengek yang berurusan dengan itu. Taman-taman literasi digital yang biasanya saya setori tulisan pun sekian lama belum juga saya setori.

Sampai pada suatu ketika Mas Helmi, redaktur sebuah website yang saya rutin baca (CakNun.com), mengospek saya sebagai penulis anyaran di Kadipiro—tempat saya bekerja saat ini. Itu gara-gara saya iseng mengirim tulisan atas ajakan Mbah Emha di rubrik Wisdom of Maiyah  di CakNun.com. Ndilalah Mas Helmi ngonangi kalau yang nulis itu saya. Setelah itu, dipaksalah saya buat nulis tulisan apa saja di web itu, yang agak panjang, bukan sependek di Wisdom of Maiyah, diberi tenggat waktu dua hari saja. Dan sejak saat itu pula agak tergugah diri saya buat bangun dari rehat nulis.

Cak Sobrun, meski kita masih kontakan di WhatsApp, rasanya kurang blues kalau belum saya balas surat anda sebelumnya. Nah, terkait konsep asbabun nuzul itu, saya ada maksud mengapa cuma menjelaskan sedikit keterangan perihal kita ketemu. Yakni supaya sampeyan juga ikut menjelaskan, agar lebih detail atau apalah itu. Padahal di zaman seperti ini kita ndak perlu-perlu amat buat mendetail dalam segala hal. Cukup ngomongin garis besarnya saja, entah yang dijelaskan itu paham atau malah tidak karu-karuan pemahamannya, tidak penting juga buat kita, toh?

***

Baru saja kemarin lusa, rekan kerja saya di Syini Kopi ada yang overthinking. Ia memikirkan, kalau saja Tuhan ini Maha Adil dan Maha Segalanya, lantas mengapa manusia diperbolehkan berbuat dosa kalau saja nanti dihukum sendiri oleh-Nya. Kalau saja kita ini ditakdirkan jadi orang jahat dan tempatnya di neraka, apa tidak ada kesempatan kalau kita ini bisa dicintai oleh-Nya?

Lantas saya teringat dengan salah satu nomor Emha Ainun Nadjib , Novia Kolopaking & KiaiKanjeng di album Sayang Padaku, judulnya “Semau-maumu”. Yang salah satu liriknya;

Kehidupan dan kematian
Keuntungan dan kerugian
Kau sendiri yang menentukan
Sesudah Tuhan

Dari potongan lirik itu, saya pahami kalau kita ini diberi kewenangan oleh-Nya untuk menentukan bagaimana kita menjalani kehidupan. Widih, kemaki ngomong kehidupan kayak sudah sip saja hidup saya ini. Mbel.

Maka, perihal kahanan Indonesia yang sudah kayak gini, ya memang sudah takdir-Nya. Tapi kita sebagai cah enom yang ndak cuma ngopa-ngopi dan asah-asah cucian di kedai kopi, kita terus menuliskan perjalanan hidup agar terus baik dan indah apa-apanya. Minimal, ya buat dan untuk diri kita sendiri. Lama-lama lak katut semuanya.

Begitulah sekiranya masa-masa saya libur menulis, Cak. Masih tetap berkomunikasi dan melekan dengan orang-orang di Kadipiro, ngomongin apa saja yang kebanyakan ya kurang fungsi-fungsi amat buat masa depan.

Oh ya, hampir saya lupa. Perihal The Beatles yang nyontek The Tielman Brothers, agaknya tidak perlu saya salahkan. Sebab The Tielman Brothers sendiri sudah lebih dulu terkenal di Eropa, sedangkan The Beatles terkenal di kotanya sendiri saja belum. Toh ya namanya inspirasi. Kalau tidak boleh terinspirasi, mbok itu kopisop-kopisop dengan cat dasar tokonya putih bersih silakan disenggaki. Kok mulai dari warna dan menunya ndak jauh beda sama J*nji J*wa, wqwq.

Dan kalau dikomparasikan antara Rolling Stones dan The Beatles, ya okelah kalau Rolling Stones lebih sip. Wong mereka tidak bubar, kok. Tetap konser sana-sini dari jaman 60-an sampai 2000-an ini. Sedangkan masa aktif The Beatles cuma sepuluh tahun. Dan The Beatles belum menangi jaman keemasan live concert, yang baru bermula di awal 70-an, Rolling Stones-lah yang menikmatinya.

Akar musik Rolling Stones setahu saya murni dari blues. Sedangkan The Beatles lebih berani membuka diri buat improvisasi. Coba bandingkan musik-musik The Beatles dari satu album ke album yang lain, sesuai urutan waktu. Transisinya sangar, tidak grusa-grusu dan tidak pula mencla-mencle seperti kebijakan wong nduwur di kahanan COVID-19 saat ini. Hesss yasudah lah, pokoknya The Beatles lebih sip buat saya. Mbok ndak usah bergumul menyinggung itu terus kalau tantangan saya dulu belum juga dilaksanakan: muter lagu Ummi Kultsum di Kapeo Kopi pas lagi rame-ramenya.

Eh, saya dengar Kapeo Corporation buka tempat lagi, Terakota, perpaduan kopi dan donat yang mungkin diadakan karena Cak Sobrun jenuh berhadapan dengan mesin espresso dan alat-alat seduh kopi di depan matanya. Maka donat mungkin bisa sedikit mencerahkan matanya.

Jangan lupa terangkan pada saya dan rakyat Metafor.id perihal klasifikasi customer Kapeo Kopi selain adanya ukhti-ukhti photogenic itu. Sehat-sehat Cak Sobrun dan keluarga Kapeo Corporation!

 

Kadipiro, April 2021

Tags: kopimusikRolling StonessambatologisuratThe Beatles
ShareTweetSendShare
Previous Post

Fenomena Narsisisme Religius Kaum Milenial

Next Post

Salam Forum dan Strategi Dakwah di Medsos

Duljabbar

Duljabbar

Tim Redaksi Metafor

Artikel Terkait

Rumit Melilit Silit
Surat

Rumit Melilit Silit

24 January 2022

Lagi-lagi begini lagi, Dul. Quotes, maqolah, atau kata-kata mutiara itu akhirnya ya cuma jadi pajangan di beranda media sosial. Entah...

Pencarian di Sudut Rindu
Surat

Pencarian di Sudut Rindu

1 December 2021

"Apa kabar?" "Sehat kan?" "Bagaimana keadaanmu?" "Apa kau masih ingat denganku?" Bernada sekali kalimat itu, intonasinya tepat saat saya mengucapkannya...

Sambatologi

Jalan Sunyi dengan Ribuan Bunyi

24 October 2021

Setelah perhelatan panjang bersama dengan soal-soal ujian fakultas yang entah kapan berhasil membuat saya sedikit berkualitas, saya sempatkan waktu untuk...

Hadir itu Bukan Kamu
Surat

Hadir itu Bukan Kamu

25 August 2021

Hai, aku tidak peduli jika tulisan ini dianggap bodoh oleh orang lain, juga tidak cemas kalau tulisan ini tak pernah...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya

Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya

26 May 2025
Dear Orang Tua: Tolong Jangan Perlakukan Anak Semena-mena!

Dear Orang Tua: Tolong Jangan Perlakukan Anak Semena-mena!

9 April 2022
Episodik: Depresi

Episodik: Depresi

5 April 2021
Resolusi Parmin

Resolusi Parmin

6 February 2021
Tips Memakai Kacamata Kehidupan

Tips Memakai Kacamata Kehidupan

20 February 2021
Hadir itu Bukan Kamu

Hadir itu Bukan Kamu

25 August 2021
Seorang Indigo dan Suara-Suara Bertubuh Kupu-Kupu

Seorang Indigo dan Suara-Suara Bertubuh Kupu-Kupu

4 April 2022
Gambar Artikel Sambatan Kuliah di Tengah Pandemi

Sambatan Kuliah di Tengah Pandemi

12 November 2020
Ayat-ayat Alam Raya

Ayat-ayat Alam Raya

19 June 2021
Gambart Artikel : Analisis Puisi Goenawan Muhammad Saya Cemaskan Sepotong Lumpur

Analisis Puisi Goenawan Mohamad “Saya Cemaskan Sepotong Lumpur”

23 April 2021
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Mempersenjatai Trauma: Strategi Jahat Israel terhadap Palestina
  • Antony Loewenstein: “Mendekati Israel adalah Kesalahan yang Memalukan bagi Indonesia”
  • Gelembung-Gelembung
  • Mengeja Karya Hanna Hirsch Pauli di Museum Stockholm
  • Di Balik Prokrastinasi: Naluri Purba Vs Tuntutan Zaman
  • Pulau Bajak Laut, Topi Jerami, dan Gen Z Madagaskar
  • Bersikap Maskulin dalam Gerakan Feminisme
  • Emas di Piring Elite dan Jualan Masa Depan Cerah yang Selalu Nanti
  • Dua Jam Sebelum Bekerja
  • Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya
  • Pemerintah Daerah Tidak Bisa Cari Uang, Rakyat yang Menanggung
  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu

Kategori

  • Event (14)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (12)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (66)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (53)
  • Metafor (217)
    • Cerpen (55)
    • Puisi (141)
    • Resensi (20)
  • Milenial (49)
    • Gaya Hidup (26)
    • Kelana (13)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (72)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (33)
    • Surat (21)
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Kirim Tulisan
  • Kru
  • Kontributor
  • Hubungi Kami

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Kami
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Hubungi Kami
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.