slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
Ya Afu, Ya Jingan! - Metafor.id
Metafor.id

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

  • Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Sunday, 1 June, 2025
  • Login
  • Register
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Sambatologi Komentarium

Ya Afu, Ya Jingan!

Duljabbar by Duljabbar
12 July 2021
in Komentarium
0
Ya Afu, Ya Jingan!

https://www.saatchiart.com/art/Painting-Coffee-station/

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Ternyata betul kata orang-orang, bahwa setelah kematian akan terus ada kehidupan. Bahkan kematian saya, yang tempo hari tersuratkan dengan judul “Akhirnya Aku Mati!”, seolah-olah membikin saya tersadar. Membikin perenungan yang kurang lebih menyimpulkan bahwa bila saja saya—wadah dari kebodohan saya sendiri—telah mati, bukan berarti kebodohan-kebodohan itu tak ada kembali.

Nilai-nilai tidak akan pernah mati. Entah baik atau buruk, keduanya punya potensi untuk terus ada atau sekadar pudar. Atau bisa juga terus-menerus ada dengan kemasifan jumlah pelakunya. Kemunafikan akan terus berlanjut, cacat nalar tidak kunjung memudar, namun mufakat untuk kebaikan semakin mbulak warnanya.

Dengan semakin berkembangnya dunia per-packaging-an utawa perbungkusan produk, agaknya berbanding lurus dengan cara manusia membungkus maksud-maksud bajingannya. Tléthong dibungkus dengan lembaran emas, untuk menarik mata-mata kedonyan dalam busuknya tipudaya. Sedangkan air zam-zam dibungkus dengan plastik bening ukuran 1kg, yang justru tidak memunculkan keyakinan orang untuk mempercayai air di dalam plastik itu zam-zam atau air PDAM.

Mbok ayo laahh, kita main fair saja. Kalau memang mau mbajing, ya jalan saja dengan pethentang-pethenteng, sirahé didhangakno, dan segeralah membajingi semua orang. Ndak perlu kepalanya nunduk-nunduk, berlagak sopan, membaik-baikkan orang lain di depannya, tapi menebar virus-virus benci di dalamnya. Buat apa? Kurang enak makananmu? Kurang cocok rokokmu?

Ya tapi mau bagaimana lagi, selain sambat dan misuh-misuh qouliyah maupun bathiniyah. Setidaknya masih ada harapan untuk tidak buru-buru menceburkan diri dalam fenomena bungkusan itu tadi. Masih ada niatan untuk plas-plos dalam bermaksud, entah baik atau buruk. Dengan terus berusaha meminimalisir keburukan itu, tentunya.

Kembali ke babagan pasca-kematian saya tadi, sepertinya saya menemukan pijakan-pijakan reborn untuk kehidupan saya selanjutnya. Dengan bekal buku-buku yang sedikit berdebu, saya me-restart apa saja yang harus saya restart. Software yang bermukim di jasad saya ini agaknya sudah versi lawas, teramat lawas. Belum kunjung ter-update.

Sementara buku-buku itu sedang saya eja pelan-pelan, dengan software yang masih belum karuan, saya lengkapi dengan kehadiran pemusik-pemusik andalan saya. Saya membuka lebar-lebar pintu software untuk memilih dan memilah mana saja apa-apa yang harus diambil atau disimpan dulu. Dan yak, John Mayer kini jadi pijakan baru saya. Bersamaan dengan terdengarnya Dewa 19 dan Pamungkas, yang belum lama ini saya telusuri secara intensif nilai-nilai karyanya.

Di kenduri cinta yang diwadahi metafor.id kali ini, saya ingin fokus dan membatasi jarak pandang ke salah satu lagu dari si John Mayer. Bukan Gravity atau Slow Dancing in A Burning Room yang memang saya sendiri memasukkannya dalam daily playlist. Bukan pula New Light yang membikin para pendengar lagu itu merasa paling “Mayerism” atau penganut John Mayer, atau sebut saja fans berat John Mayer. Bukan. Melainkan I Guess I Just Feel Like, lagu dengan runtime 285 detik yang dirilis di tahun 2019 silam.

Meski I Guess I Just Feel Like  awalnya dirilis single, di 16 Juli nanti bakal di-sewadah-kan dalam album “Sob Rock”, album yang akhirnya rilis setelah 4 tahun dari album terakhirnya, The Search of Everything (2017). Meski di lagu ini chord-chord-nya tidak begitu rumit, buat saya John Mayer tetap nggathéli. Dengan Martin D-45 dan Epiphone Casino, dibikinlah kedua gitar itu untuk meratap sambil berharap. Meratap sambil berharap? Ya memang, bagi saya. Coba dengar saja lagunya dengan headphone, dan akrabilah kesunyianmu.

***

“I guess I just feel like
I guess I just feel like
Nobody’s honest
Nobody’s true
Everyone’s lying
To make it on through
I guess I just feel like
I’m the same way too”

Tiada orang yang sepenuhnya mendedikasikan kejujuran dalam tindak-tanduknya. Pun dengan kemunafikan, selalu terbawa-serta dan menjadi polusi dari segarnya udara Subuh. Semua pembohong dengan kelicikan, keberanian dan kebodohannya sendiri. Ah, untuk mencapai apa-apa sepertinya harus bersedia menjalankan apa-apa saja. Tak perlu payah-payah memikirkan birokrasi dan tata cara berkebaikan, kalau jadi bajingan saja bisa dengan mudah dijalankan.

“Hei, berbohong itu butuh usaha, tidak mudah!” Katanya. Jalan pintas mana yang kamu ambil itu, Dul, hingga kanan-kiri disasak, dibabat, dan dihancurkan tanpa peduli kerusakan orang lain? Sebelum ke orang lain, bagaimana dengan dirimu sendiri? Puas dengan segala penghancuran dan pengrusakan itu?

Menyalah-nyalahkan sepertinya tak cocok buatku, sebab aku bukan orang yang punya kuasa atas gerak-gerik kewajiban orang lain. Maka, aku juga mengakui bahwa menghindari agar tak munafik itu lebih sukar kulakukan daripada melakukannya.

“I guess I just feel like
Good things are gone
And the weight of my worries
Is too much to take on”

Sepertinya kita ini menjemur kebaikan terlalu lama. Begitu lama. Hingga kebaikan itu memudar warnanya. Mbulak mangkak karena kesengajaan kita yang keterlaluan lama menanggalkannya. Atau mungkin kebaikan itu lari tunggang-langgang dari diri kita, sebab kita lebih nyaman menunggangi kendaraan dengan onderdil dan kecanggihan yang luar biasa keburukannya.

Dan berat beban dari kekhawatiran itu menumpuk, menggunung tinggi, sampai-sampai kita wegah atau merasa tak mampu untuk memikulnya. Wis jan tenan, cek nemen e awak dewe iki rek.

“I think I remember
The dream that I had
This love’s gonna save us
From a world that’s gone mad
I guess I just feel like
What happened to that”

Setitik ingatan muncul kembali di kesadaranku. Ini tentang mimpi, yang memang kusebut mimpi karena tampaknya amat sulit untuk mewujudkannya. Mungkinkah cinta akan menyelamatkan kita dari tabir-tabir kepalsuan ini? Dari keangkuhan kita yang dengan bangganya lebih memilih menjilati tléthong ketimbang menyesap zam-zam? Dari bungkus-bungkus yang seolah-olah mewah tapi isinya bubrah?

Kebengisan dunia dan seisinya bisa hilang dengan hadirnya cinta? Mimpi! Mbél! Telék! Orasi besar-besaran tentang cinta tapi penyampaian dan kelakuannya nol puthul. Kosong blong. Babar blas tidak merepresentasikan cinta itu sendiri. Sekali lagi, telék!

“I guess I just feel like
The joke’s getting old
The future is fading
And the past is on hold”

Keseriusan kita menggarap dunia kok nampaknya cuma lelucon. Konyol bahkan tolol. Mungkin memang kita terlalu banyak nonton konten komedian di medsos, hingga gumedhé bahwa kita ini penikmat lelucon yang tak sama sekali disadari sedang melakukan lelucon.

Ah, andai saja aku kenal para malaikat penghuni langit, segeralah ku-japri, “Sugeng sonten, Malaikat, ada lelucon apa hari ini yang njenengan saksikan?” Mungkin saja beliau hanya menjawab hal yang terkonyol dan tertolol. Mungkin juga menjawab agak panjang via voice note WhatsApp. Atau paling parah, bisa saja beliau memblokir kontak saya karena tak perlu naik ke langit untuk melihat kekonyolan manusia di bumi. Wong di sekitar juga sak mbrek banyaknya.

Dengan lelucon yang terlakukan tanpa sadar dan kebaikan yang memudar seiring waktu, maka pudarlah pula masa depan yang indah-indah itu. Yang dijanjikan para pemimpin dan para pemilik kuasa atas kewajiban kita. Masa lalu yang baik-baik juga tertahan nilai-nilainya. Digantung dalam kesukaran kita untuk terlihat apa adanya.

“But I know that I’m open
And I know that I’m free
And I’ll always let hope in
Wherever I’ll be
And if I go blind I’ll still find my way
I guess I just felt like
Giving up today”

Tapi setidaknya aku tahu, aku bebas dan selalu membuka nilai-nilai apa saja yang pantas untuk dipijaki. Begitu pula dengan kalian. Kalau saja tidak bisa menyudahi kekonyolan itu, ya kuharap kita ini selalu terbuka akan harapan-harapan. Dengan tetap menyandarkan harapan pada sepantas-pantasnya tempat untuk berharap. Setidaknya jika sudah buta mata kita dari melihat harapan, masih ada yang menuntun kita menemukan jalan.

****

Kurang mesra kah cara John Mayer me-lullaby-kan kita dalam hidup yang begini-begini saja? Dengan rintihan dan teriakan Epiphone Casino-nya di sepanjang bagian coda?

Nggathéli memang, not-not yang bunyi via jemari John Mayer semakin memberi saya harapan dari segala kematian. Afu kowe, John! Jingan!!

 

Yogya – Tuban, Juli 2021

Tags: dilemmahidupkeluhanKematiankemunafikankomentariummusikonlinesosmed
ShareTweetSendShare
Previous Post

Pendidikan Psikosufistik dan Cara ‘Mengintip’ Kecerdasan Spiritual

Next Post

Di Sepanjang Jarak antara Sepasang Kekasih

Duljabbar

Duljabbar

Tim Redaksi Metafor

Artikel Terkait

Dear Orang Tua: Tolong Jangan Perlakukan Anak Semena-mena!
Komentarium

Dear Orang Tua: Tolong Jangan Perlakukan Anak Semena-mena!

9 April 2022

Belum lama ini timeline media sosial saya sempat dilewati sebuah berita soal seorang ayah yang membanting laptop anaknya. Hal tersebut...

Kenapa Lagu Jawa Trending Terus Di Youtube? Ini Jawabannya
Komentarium

Kenapa Lagu Jawa Trending Terus Di Youtube? Ini Jawabannya

17 March 2022

Dalam kategori musik di Youtube, ada banyak sekali lagu Jawa, entah itu genrenya dangdut, pop, atau koplo. Mungkin lagunya baru...

Menerka Kiblat Dakwah Generasi Muda di Masa Depan
Komentarium

Menerka Kiblat Dakwah Generasi Muda di Masa Depan

16 February 2022

Fenomena ‘hijrah’ bukan hal yang asing lagi bagi kita. Saya sendiri kurang begitu paham kapan awal-mula munculnya fenomena hijrah ini....

Jenis-Jenis Garangan Paling Berbahaya bagi Kaum LDR
Komentarium

Jenis-Jenis Garangan Paling Berbahaya bagi Kaum LDR

9 January 2022

Istilah LDR tentu sudah tak asing lagi di telinga. Ada banyak alasan mengapa orang menjalani LDR, seperti pekerjaan atau pendidikan...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Gambar Artikel Serat Badar Lunar

Serat Badar Lunar

21 November 2020
Telur, Susu, dan Viagra di Cafe Puisi Mbeling

Telur, Susu, dan Viagra di Cafe Puisi Mbeling

27 January 2021
Seorang Indigo dan Suara-Suara Bertubuh Kupu-Kupu

Seorang Indigo dan Suara-Suara Bertubuh Kupu-Kupu

4 April 2022
Gambar Artikel Puisi Semua Semau

Semua Semau

7 January 2021
8 Film Dokumenter yang Akan Membuatmu Lebih Sadar Isu Lingkungan

8 Film Dokumenter yang Akan Membuatmu Lebih Sadar Isu Lingkungan

23 March 2022
Aku Merangkum Desember

Aku Merangkum Desember

30 March 2024
Doa Pengembara

Doa Pengembara

1 July 2022
Gambar Artikel Kritik dan Karya adalah Sebuah Niscaya

Kritik dan Karya adalah Sebuah Niscaya

1 December 2020
Ada Apa dengan “Manusia Indonesia”?

Ada Apa dengan “Manusia Indonesia”?

22 March 2023
Gambar Artikel Sepasang Mata

Sepasang Mata

10 November 2020

Ikuti Kami di Instagram

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.
Facebook Twitter Instagram Youtube
Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya
  • Kenangan, Bahasa, dan Pengetahuan
  • Penjual Susu dan Puisi Lainnya
  • Peringati Hari Buku Nasional, Forum Buku Berjalan Adakan Temu Buku di Wisdom Park UGM Yogyakarta
  • Menyulut Api Literasi dari Kediri: Mahanani Book & Art Festival
  • Lelaki Tua yang Dipermainkan Nasib
  • Membangun Literasi Peduli Bumi: Festival Buku Berjalan
  • Kandang Menjangan Menggugat dan Puisi Lainnya
  • Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 2 (Selesai)
  • Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 1
  • Puasa Puisi: Perayaan Sastra Lintas Bahasa
  • Aku Merangkum Desember

Kategori

  • Event (10)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (8)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (63)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (50)
  • Metafor (206)
    • Cerpen (51)
    • Puisi (136)
    • Resensi (18)
  • Milenial (46)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (11)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In