• Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Kru
  • Kerjasama
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
Wednesday, 03 December 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Sambatologi Komentarium

Ada Apa dengan Pak Prabowo Subianto?

M. Iqbal Haqiqi by M. Iqbal Haqiqi
31 December 2020
in Komentarium
0
Gambar Artikel Ada Apa dengan Pak Prabowo Subianto?

Sumber Gambar: kompasiana.com

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Diam dalam keramaian itu perilaku yang anomali. Bahkan seseorang yang introvert sekalipun, pasti akan bersuara ketika berada dalam sebuah pesta yang ramai. Setidaknya itulah logika yang saya yakini.

Sama halnya dengan Prabowo Subianto. Saat suasana sedang gaduh, kadernya ada yang bikin ulah, pemuka agama yang mendukungnya saat pilpres sedang terkena masalah hukum, ormas pendukungnya menjadi korban pelanggaran HAM, Pak Prabowo Subianto tetap tidak bersuara.

Perilaku ini berbeda dengan beliau yang dulu. Prabowo yang dulu adalah sosok yang selalu terusik ketika ada distorsi dalam kebijakan, ada disfungsi dalam penegakan hukum, selalu ceriwis meski tetap tegas menanggapi problem yang dihadapi oleh bangsa. Bahkan Beliau dulu yang terdepan dalam membela seorang Ratna Surempaet ketika tersandung masalah penganiayaan. Meskipun pada akhirnya penganiayaan itu ternyata sebuah drama dan gimmick yang dibuat-buat.

Kalau masalah drama saja begitu membuatnya berapi-api, kenapa sekarang beliau hanya diam ketika ada pelanggaraan HAM yang menimpa Ormas yang mendukungnya dulu? Walaupun proses pencarian fakta tetap berlangsung, tapi ke-enam orang tersebut benar-benar meninggal.

Apakah fungsi Menteri pertahanan itu hanya seputar militer? Hanya seputar menjaga wilayah? Hanya persoalan persenjataan? Dan tidak memperhatikan ketahanan Hak Asasi Manusia seorang warga Negara? Saya pribadi sungguh bertanya-tanya soal itu.

Kenapa beliau hanya berbisik di telinga sang adik, ketika ada kader partainya yang melakukan korupsi? Bukannya dulu beliau begitu tegas ingin membrantas korupsi. Ingin menyeret pelaku korupsi dengan tangannya sendiri jika pelakunya dari kader partainya sendiri?

Ke mana suaranya saat Habib Rizieq yang dulu membela dan mendukungnya terkena kasus hukum? Masih bersemayam di dalam ingatan, bagaimana beliau begitu mesra dengan Habib Rizieq, sampai-sampai beliau berkata akan menjemputnya sendiri jika memenangkan pilpres, tapi ketika sang Habib telah tiba di Indonesia, kenapa tidak ada penyambutan dari beliau, walau hanya sekadar ucapan selamat datang. Semudah itukah beliau melupakan seorang Habib Rizieq?

Perilaku itu membuat banyak orang bertanya-tanya, beliau ini kenapa, kok jadi pendiam begini? Apa yang membuatnya terkesan acuh tak acuh dengan kondisi saat ini?

Beliau, dulu begitu mengkritik gaya pemerintahan yang nice guys, gaya pemerintahan yang lembek saat diplomasi, tapi kenapa saat ini beliau malah mempraktikan itu?

Apakah saat ini, tanggung jawab untuk menyinyiri pemerintah sudah dilimpahkan kepada seorang Fadli Zon saja? karena juru bicara beliau, Danhil Azhar pun begitu melempem akhir-akhir ini. Hanya seorang Fadli Zon yang ‘masih’ setia terus-terusan melakukan rong-rongan kritikan. Meskipun kadang kritikannya tidak subtansial. Kasihan betul dia, berjuang mengkritik sendirian.

Belakangan, muncul pembelaan atas diamnya Prabowo dari seorang Rizky Irmansyah yang seorang kader partai Gerinda. Dia memposting sebuah foto yang bergambar dirinya dengan Prabowo, sambil bertuliskan caption: “Diam bukan berarti tidak memperhatikan. Diam bukan pengkhianatan”. Statement seperti ini hanya dalih karena sejatinya Pak Prabowo memang tidak ingin berbicara.

Apapun itu, patut diyakini, bahwa perilaku seseorang bisa berubah, meski perubahan itu terkesan anomali dan terkesan dipaksa oleh lingkungan. Apalagi dalam dunia politik, semuanya begitu cair, begitu fleksibel.

Terlebih status Menteri yang disandang oleh Pak Prabowo menjadi segel yang mengawasi setiap gerak-gerik dan statement-nya terkait sebuah isu. Ancaman reshuffle bisa menghantui ketika beliau berusaha membela ataupun bersimpati dengan oposisi.

Diamnya Pak Prabowo memberikan kita selaku rakyat jelata tentang 3 hal penting. Pertama, bahwa macan yang ganas pun, giginya akan ompong juga jika berada dalam ekosistem oligarki. Gigi taringnya akan keropos oleh desakan lingkungan elite–elite pemerintah. Gigi gerahamnya akan berlubang oleh manisnya kursi kekuasaan.

Kedua, Diamnya Pak Prabowo adalah karena telah dijinakan oleh seorang ‘opung’ Luhut Binsar Panjaitan. Sisi intimidatif sosok Pak Luhut membuat seorang Pak Prabowo lebih memilih diam, daripada di-reshuffle dan posisinya nanti malah digantikan oleh Pak Luhut?

Serta yang ketiga, boleh jadi, rongrongan saat oposisi dulu cuma gimmick dan drama belaka. Cuma gertakan seseorang yang ingin mencicipi kekuasaan. Ketika mendapat kekuasaan, atau minimal menjadi bagian dari kekuasaan, idealisme tentang keadilan, kesejahteraan yang dahulu digaung-gaungkan telah larut ke dalam genangan kepentingan. Karena sejatinya, meski di masa lalu berada dalam barisan terdepan oposisi, beliau tetap soerang elite dari kalangan oligarkis juga.[]

Tags: Ada Apa dengan Pak Prabowo SubiantoIndonesiaoligarkipolitik
ShareTweetSendShare
Previous Post

Rasa Berbahan Sutera

Next Post

Kesetaraan atau Keadilan?

M. Iqbal Haqiqi

M. Iqbal Haqiqi

Pekerja lepas alumni UIN Walisongo Semarang (Perbankan Syariah) yang suka makan nasi goreng. Boleh disapa via Ig: @haqiqi_1997

Artikel Terkait

Emas di Piring Elite dan Jualan Masa Depan Cerah yang Selalu Nanti
Komentarium

Emas di Piring Elite dan Jualan Masa Depan Cerah yang Selalu Nanti

26 September 2025

Ada sebuah kawasan yang tampak biasa di peta, namun warganya hidup dalam kepungan janji palsu yang manis. Mereka mendapat iming-iming...

Dear Orang Tua: Tolong Jangan Perlakukan Anak Semena-mena!
Komentarium

Dear Orang Tua: Tolong Jangan Perlakukan Anak Semena-mena!

9 April 2022

Belum lama ini timeline media sosial saya sempat dilewati sebuah berita soal seorang ayah yang membanting laptop anaknya. Hal tersebut...

Kenapa Lagu Jawa Trending Terus Di Youtube? Ini Jawabannya
Komentarium

Kenapa Lagu Jawa Trending Terus Di Youtube? Ini Jawabannya

17 March 2022

Dalam kategori musik di Youtube, ada banyak sekali lagu Jawa, entah itu genrenya dangdut, pop, atau koplo. Mungkin lagunya baru...

Menerka Kiblat Dakwah Generasi Muda di Masa Depan
Komentarium

Menerka Kiblat Dakwah Generasi Muda di Masa Depan

16 February 2022

Fenomena ‘hijrah’ bukan hal yang asing lagi bagi kita. Saya sendiri kurang begitu paham kapan awal-mula munculnya fenomena hijrah ini....

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Belajar Menulis

Belajar Menulis

1 April 2021
Kelas Merindu

Kelas Merindu

4 January 2022
Gambar Artikel Flow di Era Sosmed Efek Dahsyat Mengikat Makna

Flow di Era Sosmed; Efek Dahsyat Mengikat Makna

6 November 2020
Gambar Artikel Filsuf yang Curhat dan Nasehat Seorang Jomblo

Filsuf yang Curhat dan Nasehat Seorang Jomblo

11 January 2021
Pentingnya Literasi Kepribadian pada Buku Cerita Anak

Pentingnya Literasi Kepribadian pada Buku Cerita Anak

2 March 2022
Pada Suatu Kangen dan Kontradiksi Interminus

Pada Suatu Kangen dan Kontradiksi Interminus

6 August 2021
Menjadi Perempuan Berparas Cantik, Prioritas-kah?

Menjadi Perempuan Berparas Cantik, Prioritas-kah?

11 September 2021

Jalan Sunyi dengan Ribuan Bunyi

24 October 2021
Kalaulah Sebab Langit Tergelar Kembali

Kalaulah Sebab Langit Tergelar Kembali

16 April 2021
Gambar Artikel Bias Kegelisahan dan Kenangan

Bias Kegelisahan dan Kenangan

17 November 2020
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Mempersenjatai Trauma: Strategi Jahat Israel terhadap Palestina
  • Antony Loewenstein: “Mendekati Israel adalah Kesalahan yang Memalukan bagi Indonesia”
  • Gelembung-Gelembung
  • Mengeja Karya Hanna Hirsch Pauli di Museum Stockholm
  • Di Balik Prokrastinasi: Naluri Purba Vs Tuntutan Zaman
  • Pulau Bajak Laut, Topi Jerami, dan Gen Z Madagaskar
  • Bersikap Maskulin dalam Gerakan Feminisme
  • Emas di Piring Elite dan Jualan Masa Depan Cerah yang Selalu Nanti
  • Dua Jam Sebelum Bekerja
  • Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya
  • Pemerintah Daerah Tidak Bisa Cari Uang, Rakyat yang Menanggung
  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu

Kategori

  • Event (14)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (12)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (66)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (53)
  • Metafor (217)
    • Cerpen (55)
    • Puisi (141)
    • Resensi (20)
  • Milenial (49)
    • Gaya Hidup (26)
    • Kelana (13)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (72)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (33)
    • Surat (21)
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Kirim Tulisan
  • Kru
  • Kontributor
  • Hubungi Kami

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Kami
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Hubungi Kami
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.