• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Selasa, 26 Agustus 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Sambatologi Komentarium

Ada Apa dengan Pak Prabowo Subianto?

M. Iqbal Haqiqi by M. Iqbal Haqiqi
31 Desember 2020
in Komentarium
0
Gambar Artikel Ada Apa dengan Pak Prabowo Subianto?

Sumber Gambar: kompasiana.com

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Diam dalam keramaian itu perilaku yang anomali. Bahkan seseorang yang introvert sekalipun, pasti akan bersuara ketika berada dalam sebuah pesta yang ramai. Setidaknya itulah logika yang saya yakini.

Sama halnya dengan Prabowo Subianto. Saat suasana sedang gaduh, kadernya ada yang bikin ulah, pemuka agama yang mendukungnya saat pilpres sedang terkena masalah hukum, ormas pendukungnya menjadi korban pelanggaran HAM, Pak Prabowo Subianto tetap tidak bersuara.

Perilaku ini berbeda dengan beliau yang dulu. Prabowo yang dulu adalah sosok yang selalu terusik ketika ada distorsi dalam kebijakan, ada disfungsi dalam penegakan hukum, selalu ceriwis meski tetap tegas menanggapi problem yang dihadapi oleh bangsa. Bahkan Beliau dulu yang terdepan dalam membela seorang Ratna Surempaet ketika tersandung masalah penganiayaan. Meskipun pada akhirnya penganiayaan itu ternyata sebuah drama dan gimmick yang dibuat-buat.

Kalau masalah drama saja begitu membuatnya berapi-api, kenapa sekarang beliau hanya diam ketika ada pelanggaraan HAM yang menimpa Ormas yang mendukungnya dulu? Walaupun proses pencarian fakta tetap berlangsung, tapi ke-enam orang tersebut benar-benar meninggal.

Apakah fungsi Menteri pertahanan itu hanya seputar militer? Hanya seputar menjaga wilayah? Hanya persoalan persenjataan? Dan tidak memperhatikan ketahanan Hak Asasi Manusia seorang warga Negara? Saya pribadi sungguh bertanya-tanya soal itu.

Kenapa beliau hanya berbisik di telinga sang adik, ketika ada kader partainya yang melakukan korupsi? Bukannya dulu beliau begitu tegas ingin membrantas korupsi. Ingin menyeret pelaku korupsi dengan tangannya sendiri jika pelakunya dari kader partainya sendiri?

Ke mana suaranya saat Habib Rizieq yang dulu membela dan mendukungnya terkena kasus hukum? Masih bersemayam di dalam ingatan, bagaimana beliau begitu mesra dengan Habib Rizieq, sampai-sampai beliau berkata akan menjemputnya sendiri jika memenangkan pilpres, tapi ketika sang Habib telah tiba di Indonesia, kenapa tidak ada penyambutan dari beliau, walau hanya sekadar ucapan selamat datang. Semudah itukah beliau melupakan seorang Habib Rizieq?

Perilaku itu membuat banyak orang bertanya-tanya, beliau ini kenapa, kok jadi pendiam begini? Apa yang membuatnya terkesan acuh tak acuh dengan kondisi saat ini?

Beliau, dulu begitu mengkritik gaya pemerintahan yang nice guys, gaya pemerintahan yang lembek saat diplomasi, tapi kenapa saat ini beliau malah mempraktikan itu?

Apakah saat ini, tanggung jawab untuk menyinyiri pemerintah sudah dilimpahkan kepada seorang Fadli Zon saja? karena juru bicara beliau, Danhil Azhar pun begitu melempem akhir-akhir ini. Hanya seorang Fadli Zon yang ‘masih’ setia terus-terusan melakukan rong-rongan kritikan. Meskipun kadang kritikannya tidak subtansial. Kasihan betul dia, berjuang mengkritik sendirian.

Belakangan, muncul pembelaan atas diamnya Prabowo dari seorang Rizky Irmansyah yang seorang kader partai Gerinda. Dia memposting sebuah foto yang bergambar dirinya dengan Prabowo, sambil bertuliskan caption: “Diam bukan berarti tidak memperhatikan. Diam bukan pengkhianatan”. Statement seperti ini hanya dalih karena sejatinya Pak Prabowo memang tidak ingin berbicara.

Apapun itu, patut diyakini, bahwa perilaku seseorang bisa berubah, meski perubahan itu terkesan anomali dan terkesan dipaksa oleh lingkungan. Apalagi dalam dunia politik, semuanya begitu cair, begitu fleksibel.

Terlebih status Menteri yang disandang oleh Pak Prabowo menjadi segel yang mengawasi setiap gerak-gerik dan statement-nya terkait sebuah isu. Ancaman reshuffle bisa menghantui ketika beliau berusaha membela ataupun bersimpati dengan oposisi.

Diamnya Pak Prabowo memberikan kita selaku rakyat jelata tentang 3 hal penting. Pertama, bahwa macan yang ganas pun, giginya akan ompong juga jika berada dalam ekosistem oligarki. Gigi taringnya akan keropos oleh desakan lingkungan elite–elite pemerintah. Gigi gerahamnya akan berlubang oleh manisnya kursi kekuasaan.

Kedua, Diamnya Pak Prabowo adalah karena telah dijinakan oleh seorang ‘opung’ Luhut Binsar Panjaitan. Sisi intimidatif sosok Pak Luhut membuat seorang Pak Prabowo lebih memilih diam, daripada di-reshuffle dan posisinya nanti malah digantikan oleh Pak Luhut?

Serta yang ketiga, boleh jadi, rongrongan saat oposisi dulu cuma gimmick dan drama belaka. Cuma gertakan seseorang yang ingin mencicipi kekuasaan. Ketika mendapat kekuasaan, atau minimal menjadi bagian dari kekuasaan, idealisme tentang keadilan, kesejahteraan yang dahulu digaung-gaungkan telah larut ke dalam genangan kepentingan. Karena sejatinya, meski di masa lalu berada dalam barisan terdepan oposisi, beliau tetap soerang elite dari kalangan oligarkis juga.[]

Tags: Ada Apa dengan Pak Prabowo SubiantoIndonesiaoligarkipolitik
ShareTweetSendShare
Previous Post

Rasa Berbahan Sutera

Next Post

Kesetaraan atau Keadilan?

M. Iqbal Haqiqi

M. Iqbal Haqiqi

Pekerja lepas alumni UIN Walisongo Semarang (Perbankan Syariah) yang suka makan nasi goreng. Boleh disapa via Ig: @haqiqi_1997

Artikel Terkait

Dear Orang Tua: Tolong Jangan Perlakukan Anak Semena-mena!
Komentarium

Dear Orang Tua: Tolong Jangan Perlakukan Anak Semena-mena!

9 April 2022

Belum lama ini timeline media sosial saya sempat dilewati sebuah berita soal seorang ayah yang membanting laptop anaknya. Hal tersebut...

Kenapa Lagu Jawa Trending Terus Di Youtube? Ini Jawabannya
Komentarium

Kenapa Lagu Jawa Trending Terus Di Youtube? Ini Jawabannya

17 Maret 2022

Dalam kategori musik di Youtube, ada banyak sekali lagu Jawa, entah itu genrenya dangdut, pop, atau koplo. Mungkin lagunya baru...

Menerka Kiblat Dakwah Generasi Muda di Masa Depan
Komentarium

Menerka Kiblat Dakwah Generasi Muda di Masa Depan

16 Februari 2022

Fenomena ‘hijrah’ bukan hal yang asing lagi bagi kita. Saya sendiri kurang begitu paham kapan awal-mula munculnya fenomena hijrah ini....

Jenis-Jenis Garangan Paling Berbahaya bagi Kaum LDR
Komentarium

Jenis-Jenis Garangan Paling Berbahaya bagi Kaum LDR

9 Januari 2022

Istilah LDR tentu sudah tak asing lagi di telinga. Ada banyak alasan mengapa orang menjalani LDR, seperti pekerjaan atau pendidikan...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Transformasi Standar Berkat Gendurenan di Era Revolusi Industri 4.0

Transformasi Standar Berkat Gendurenan di Era Revolusi Industri 4.0

13 Januari 2022
Bintang Kecil Tetaplah Bernyanyi

Bintang Kecil Tetaplah Bernyanyi

17 Maret 2021
Gambar Artikel Kesetaraan atau Keadilan

Kesetaraan atau Keadilan?

31 Desember 2020
Gambar Artikel El Diego di Luar Lapangan Hijau

El Diego di Luar Lapangan Hijau

30 November 2020
Gambar Artikel Tut Wuri Golek Rai

Tut Wuri Golek Rai

25 November 2020
Gambar Artikel Berguru pada Sherlock Holmes

Berguru pada Sherlock Holmes

8 Desember 2020
Public Speaking Bukan Hanya Keterampilan Orang Terpelajar

Public Speaking Bukan Hanya Keterampilan Orang Terpelajar

4 April 2023
Alir-an

Alir-an

10 Februari 2021
Gambar Artikel Jangan Berharap! Teruslah Meratap

Jangan Berharap! Teruslah Meratap

10 November 2020
Gambar Artikel Bias Kegelisahan dan Kenangan

Bias Kegelisahan dan Kenangan

17 November 2020
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu
  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab
  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (213)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (140)
    • Resensi (19)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.