Pushrank sampai pagi, sampai lupa daring lagi. Sial sekali, hari ini aku merasa sangat murka sekaligus tak berguna. Kelas daring yang dimulai pukul 07.30 tepat, terasa begitu ringan kutinggalkan. Kenapa lagi kalau bukan ketiduran. Rasanya begitu sulit untuk tetap terjaga setelah semalaman pushrank demi menjaga harga diri dan martabat sesama teman karib satu kamar. Siapa lagi kalau bukan Galang, Tank Player yang hobinya ngobok-obok jangan dan tidak suka makan pisang. “Aku sudah punya pisang,” katanya sambil mengernyit saat aku tanya, “kenapa kamu tidak cari pacar?” Huh, “jangan-jangan pisang kamu masih ada kulitnya, xixixixi.”
Mobile Legends adalah jenis permainan peranti bergerak berjenis MOBA yang dikembangkan oleh Moonton pada pertengahan tahun 2016 lalu. Permainan ini terdiri dari dua tim, dan masing-masing tim terdiri dari lima orang player. Dua tim ini bertarung memperebutkan prestise dengan menghancurkan tower base lawan sekaligus menjaga tower base masing-masing tim.
Kembali ke pushrank. Tempo hari, aku memang sedang antusias menyibukkan diri dengan mabar Mobile Legends lantaran getir mendengar cuitan Galang yang mengejek gaya permainanku yang gitu-gitu aja. Hero-hero itu aja. Tak pengin malu, perlahan aku mulai serius nge-push dan tak acuh akan cuitan Galang yang bikin kupingku semakin meradang. Hari demi hari kulewati, pahit getir dan sejuta prasangka atas cuitan Galang yang aku khawatirkan terlontar jika aku malah semakin turun tire.
Astaga, saking mangkel-nya, aku lupa ngasih klu. Mabar bisa diartikan Main Bareng, sedangkan tire berarti “roda” literally ya. Namun dalam bahasa per-pushrank-an, arti ini bermakna sebuah kasta di mana kasta/tire paling tinggi yaitu “Mythic Glory” kalau tidak salah, hehe. Dalam permainan Mobile Legends, ada setidaknya 8 tire. Dimulai dari Elite – Warior – Master – Grand Master – Epic – Legend – Mythic – Mythic Glory. FYI, jika sudah berada di kasta Mythic Glory, sangat mungkin sekali jika nanti bertemu pro-player nasional maupun internasional seperti Lemon dari tim RRQ Indonesia dan masih banyak lagi.
Terasa begitu menyenangkan bilamana mabar bareng teman yang memang tidak egois dan mau bekerjasama. Tidak mukil dan tidak buta map adalah salah dua kunci yang wajib hukumnya diterapkan saat match berlangsung. Saat aku menyadari, kemungkinan dua hal ini yang selama ini belum aku tekuni dan abai gitu aja. Ujungnya, ya, aku tetap di kasta/tire Grand Master atau paling mentok Epic. Di situlah Galang sering sebal dan gregetan melihat gaya permainanku yang monoton dan terkesan nub.
Terasa begitu nelangsa. Feeling so blue, sorrowful saat mendapati tim yang nge-troll dan membuat teman satu tim ancur-ancuran mainnya. Temanku Genuk sampai getun gonta-ganti LCD ponsel lantaran dia merasa paling GG dan rekan satu timnya GG juga. Alias goblok-goblok (hehe, sabar ya, Nuk).
“Asu, bajingan, kontol, jembut,” kata-kata putus asa sontak terlontar dari rongga mulut Genuk sembari membanting HP. Dan saat aku menyaksikan hal itu, seketika aku merasa hina, berdosa dan masuk neraka tanpa hisab jika menertawakan kekalahan Genuk itu.
***
Jabbar, best player Mobile Legends di seantero Kadipiro saat ini. Sebenarnya ada beberapa pemain di sini yang patut kuacungi jempol, seperti Diyon fighter player, Mas Arul mage player, Genuk assasin player, Fiqri marksmen player, Faisol support player dan aku si-nub player yang sekarang sedang bertengger di kasta Legend. Ya, aku mengacungi jempol untukku sendiri berkat kegigihanku yang belum sirna sampai detik ini.
Kenapa Jabbar? Menurutku dia player berkualitas. Mampu mengatur laju permainan dan cerdik memilih hero. Jari-jarinya yang mungil seakan penuh perhitungan beberapa detik sebelum menekan tombol skill satu, dua dan atau tiga. Secara keseluruhan, karakter permainannya sangat khas dan tidak riweuh. Tidak seperti Galang yang bar-bar dan sering memengaruhiku untuk cepat-cepat ulti. Puncaknya, aku mati, dianya masih tetap hidup. Tim kalah, dianya MVP. Tradisi seperti ini yang bikin broken mood untuk pushrank. Apalagi mabar, ampun deh.
Akhirnya, setelah sekian hari sekarang aku sudah berada di tire Legend. Cukup mengesankan jika sekarang Galang terdiam sebal mendengar cuitanku untuk mengajaknya mabar Mobile Legends, bukan mabar Mobile Epic! Jelas sudah dia sekarang di bawahku dan aku bahagia melihat kerja kerasnya berusaha menyusulku ke Legend. Tapi, Lang, kau tak akan mampu. Hihihi. Akulah yang sedari dulu kau maki-maki dan kau hina-hina, kini kau hanya mengernyit dan akan selalu di bawahku. Camkan itu, Galang, hahaha.
Untuk Mas Arul, tetaplah jadi bapak yang ideal. Konsiten menjadi konten kreator handal dan sesekali mabar. Fiqri, kau pun bahagia sekarang aku sudah mencapai Legend dan Galang berada di bawahku (hihii…). Lain waktu jika kau sedang selo, telpon Galang, ajak dia “mabar Mobile Epic kuy!”.
Sementara Genuk, aku rindu pisuhan-pisuhan khas Jawa Timur-mu. Faisol, wani ngalah luhur wekasane, jangan sering-sering ngalah Is, atau kau akan selamanya kalah. Diyon, sorry Yon, permainan Gord-mu tidak semumpuni permainan Gord-ku. Galang, “Ayo mabar Mobile Legends, eh Mobile Epic ding.” Terakhir Master Novan, selain kualitas hidupmu yang gitu-gitu aja, kau juga akan aku kenang dan memfosil di kepalaku berkat ketololanmu bermain Mobile Legends. Bang-bang![]