• Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Kru
  • Kerjasama
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
Tuesday, 02 December 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Milenial Kelana

Aku dan Impian Terbesarku: Pengalaman Tinggal di Jerman

Rizki Dian Wulandari by Rizki Dian Wulandari
29 November 2020
in Kelana
2
Gambar Artikel Aku dan Impian Terbesarku: Pengalaman Tinggal di Jerman

Dokumentasi pribadi kontributor (pemandangan alam di Jerman)

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa sudah 2 tahun aku berada di Benua Biru ini. Pertama kali aku menginjakkan kaki di negara ini kebetulan sedang musim gugur. Masih kuingat jelas betapa dinginnya udara saat itu. Aku belum mengerti apapun kala itu, terlebih soal bahasa Jerman dan budaya Jerman. Kecuali hanya “Guten Morgen“.

Tinggal di luar negeri adalah cita-citaku sejak kecil. Entah kenapa aku selalu terkesima mendengar cerita orang-orang yang pernah tinggal di negeri orang. Bagiku, itu keren sekali.

Aku melakukan riset di internet dan buku-buku bagaimana cara agar bisa keluar negeri dengan biaya terjangkau. Aku bahkan mengikuti seminar-seminar yang berhubungan dengan luar negeri. Aku selalu mengingatkan diriku sendiri agar jangan sekali-sekali menyerah akan impian. Aku tak pernah menyangka kalau sekarang aku berada di tempat yang benar-benar aku impikan.

Pemandangan Alam di Jerman
Menikmati Pemandangan Alam di Benua Biru

***

Kisah berawal dari program Au Pair. Program ini menawarkan anak-anak muda dari seluruh negara untuk tinggal bersama keluarga Jerman selama 1 tahun. Fasilitas dari program ini, aku mendapatkan uang saku 260€ per bulan dan 50€ untuk uang kursus. Sedangkan untuk makan dan tempat tinggal, semua ditanggung oleh Gast Familie (keluarga angkat).

Foto ketika di Jerman
Dokumentasi pribadi kontributor

Selain itu, aku diperbolehkan mengikuti kursus bahasa Jerman untuk meningkatkan kemampuan bahasaku sekaligus bekal adaptasi lebih lanjut. Sebagai timbal balik atas fasilitas yang diberikan oleh mereka, aku mempunyai tugas yaitu membantu keluarga angkatku ini untuk mengasuh anak-anaknya.

Aku bertugas menyiapkan sarapan dan bekal untuk anak-anak mereka. Beruntungnya, bekalnya bukan bekal yang susah. Aku hanya memotong buah sebagai bekal mereka ke sekolah. Begitu mereka pergi ke sekolah atau ke TK, pada momen itulah aku mempunyai waktu luang sampai jam 14.00. Usai itu, aku harus menjemput mereka dari TK. Ketika semua sudah berada di rumah, aku mengajak mereka bermain hingga jadwal makan malam tiba. Program ini bagus karena kita dapat mempelajari budaya Jerman dari lingkup terkecil, yaitu: keluarga.

***

Satu tahun berlalu, aku mengikuti program lain agar bisa tetap tinggal di Jerman. Program ini disebut Freiwilligendienst Soziales Jahr (FSJ). Program ini adalah program di mana kita bisa menjadi relawan di instansi pendidikan, panti jompo, lembaga orang berkebutuhan khusus, museum, dll. Tapi jangan salah ya, di sini kita tidak bekerja dengan gratis—meskipun namanya relawan—kita juga tetap mendapatkan uang saku dan tentunya lebih banyak daripada uang saku saat Au Pair.

Tugasku di program ini tidak sulit. Aku diminta membantu orang-orang berkebutuhan khusus dalam berpakaian, mandi, makan, dan sejenisnya. Aku memilih bekerja di bidang ini karena aku berpikir itu adalah pekerjaan mulia. Banyak hal yang aku pelajari dari program ini, salah satunya soal bersyukur. Di luar sana, ada banyak orang mempunyai banyak impian namun fisik menjadi keterbatasan dan mereka tidak pernah putus semangat.

***

Sementara kini, program yang kujalani adalah Ausbildung. Sebuah program yang hampir sama seperti SMK kalau di Indonesia. Di sini, aku bersekolah dan aku tidak membayar sekolahnya sama sekali—alias gratis. Fasilitas sekolahnya begitu lengkap dan guru-gurunya sangat perduli dengan perkembangan murid-murid. Aku mengambil jurusan Hotelfachfrau (Spesialis Perhotelan). Sebagai prakteknya, aku bekerja di sebuah hotel milik keluarga.

Selama 2 tahun ini aku belajar banyak hal yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Dan yang paling berharga, aku menemukan jati diriku yang sesungguhnya sehingga aku berhasil membentuk karakter diriku. Tak pernah sedetik pun aku berhenti mengucap syukur atas kesempatan ini.

Pengalaman Tinggal di Jerman : Musim Salju di Jerman
Musim Salju di Jerman

Kerja keras telah membuahkan sebuah jalan yang kuimpi-impikan. Melihat salju, menjelajahi alam yang ditawarkan Jerman, menikmati makanan-makanan baru, kesemuanya merupakan serangkum pengalaman hidup yang tak terbayarkan.

Namun aku tersadar, pindah ke Jerman bukanlah sebuah akhir dan tujuan, melainkan sebuah langkah baru untuk kehidupan yang lebih baik. Semua yang kualami dan kujalani di sini adalah sebuah proses pembentukan kemandirian dan mentalku agar menjadi pribadi yang lebih tahan banting. So, pesanku untuk kalian semua: jangan pernah berhenti berusaha untuk mendapatkan apa yang kalian cita-citakan. Fighting! 😊

Tags: Au PairAusbildungFSJinspiratifJermantravelling
ShareTweetSendShare
Previous Post

Air Terjun Temburun dan Pulau Temawan

Next Post

El Diego di Luar Lapangan Hijau

Rizki Dian Wulandari

Rizki Dian Wulandari

Perempuan asal Yogyakarta yang kini tinggal di Jerman. Hobi berkelana, juga ingin bermanfaat bagi sesama. Jika ada pembaca yang ingin tanya-tanya soal apapun tentang proses, cara, dan kehidupan Jerman, boleh kontak langsung ke Instagram @rdwlndr

Artikel Terkait

Mengeja Karya Hanna Hirsch Pauli di Museum Stockholm
Kelana

Mengeja Karya Hanna Hirsch Pauli di Museum Stockholm

15 November 2025

Nama Hanna Hirsch Pauli mungkin terasa asing. Itu wajar. Bahkan, di negara asalnya, Swedia, banyak juga yang belum mengenalnya. Justru...

Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
Kelana

Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi

9 August 2025

Narasi canggih soal kopi di coffee shop terdengar terputus dari asalnya: alas. Rasa yang belum menyatu itu menyembulkan sebuah ide...

Menjajaki Belanda: Dekapan Mimpi yang Jadi Nyata
Kelana

Menjajaki Belanda: Dekapan Mimpi yang Jadi Nyata

5 July 2022

Belanda, mungkin negeri ini tidak asing bagi orang Indonesia mulai dari yang tua sampai yang muda. Terlebih bagi saya. Dalam...

Perbedaan Sikap dan Budaya Orang Jerman dan Indonesia
Milenial

Perbedaan Sikap dan Budaya Orang Jerman dan Indonesia

24 March 2022

Sebelumnya saya pernah menulis tentang bagaimana proses panjang perjuangan menuju Jerman dan menjalani kehidupan di sana--teman saya juga pernah menuliskan...

Comments 2

  1. Pingback: Perbedaan Sikap dan Budaya Orang Jerman dan Indonesia - Metafor.id
  2. Pingback: Fafifu John Mayer - Metafor.id

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Gambar Artikel Komunikasi Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Ala Habermas

Komunikasi Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Ala Habermas

13 November 2020
Mempersenjatai Trauma: Strategi Jahat Israel terhadap Palestina

Mempersenjatai Trauma: Strategi Jahat Israel terhadap Palestina

27 November 2025
Gambar Artikel Kenapa Bahasa Inggris untuk Anak SD tidak boleh Dianggap enteng

Kenapa Bahasa Inggris untuk Anak SD Tidak Boleh Dianggap Enteng

25 April 2021
Apakah Koruptor Layak di Dor?

Apakah Koruptor Layak di Dor?

7 February 2021
Bersetubuh dengan Kata

Bersetubuh dengan Kata

24 March 2021
Bebatuan dan Anyir Air

Bebatuan dan Anyir Air

23 March 2021
Tentang Kita di Laman Koran Pagi

Tentang Kita di Laman Koran Pagi

21 March 2021
Pergi

Pergi

25 March 2021
Gambar Artikel Sedekah Berbalas dan Kepamrihan

Sedekah Berbalas dan Kepamrihan

1 December 2020
Menjajaki Belanda: Dekapan Mimpi yang Jadi Nyata

Menjajaki Belanda: Dekapan Mimpi yang Jadi Nyata

5 July 2022
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Mempersenjatai Trauma: Strategi Jahat Israel terhadap Palestina
  • Antony Loewenstein: “Mendekati Israel adalah Kesalahan yang Memalukan bagi Indonesia”
  • Gelembung-Gelembung
  • Mengeja Karya Hanna Hirsch Pauli di Museum Stockholm
  • Di Balik Prokrastinasi: Naluri Purba Vs Tuntutan Zaman
  • Pulau Bajak Laut, Topi Jerami, dan Gen Z Madagaskar
  • Bersikap Maskulin dalam Gerakan Feminisme
  • Emas di Piring Elite dan Jualan Masa Depan Cerah yang Selalu Nanti
  • Dua Jam Sebelum Bekerja
  • Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya
  • Pemerintah Daerah Tidak Bisa Cari Uang, Rakyat yang Menanggung
  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu

Kategori

  • Event (14)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (12)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (66)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (53)
  • Metafor (217)
    • Cerpen (55)
    • Puisi (141)
    • Resensi (20)
  • Milenial (49)
    • Gaya Hidup (26)
    • Kelana (13)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (72)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (33)
    • Surat (21)
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Kirim Tulisan
  • Kru
  • Kontributor
  • Hubungi Kami

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Kami
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Hubungi Kami
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.