Pada Desember 2021 lalu, Netflix merilis film Don’t Look Up. Sebuah film fiksi ilmiah yang berbumbu komedi. Beberapa nama yang tergabung dalam film ini di antaranya Leonardo DiCaprio, Jennifer Lawrence, Jonah Hill, Meryl Streep, Rob Morgan, Mark Rylance, Timothee Chalamet. Ada juga penampilan spesial dari Ariana Grande dan Kid Cudi.
Secara garis besar film Don’t Look Up bercerita tentang bumi yang sebentar lagi hancur. Saat itu, Dr. Randall Mindy yang merupakan seorang profesor astronomi bersama muridnya, Kate Dibiasky, menemukan sebuah komet besar yang sebentar lagi menabrak bumi.
Mereka berdua kemudian dibantu seorang kepala astronom, Dr. Teddy Oglethorpe, berusaha untuk melaporkan temuan soal komet tersebut ke pemerintah. Tujuan mereka tentu supaya pemerintah mengambil langkah yang tepat dan cepat untuk menyelamatkan bumi. Namun, realita kadang tak seindah harapan.
Alih-alih dihargai, temuan mengenai komet besar tersebut justru dianggap hal yang tidak penting oleh pemerintah. Padahal, perkiraan waktu komet tersebut menabrak bumi kurang-lebih 6 bulan lagi. Sikap pemerintah dalam film ini benar-benar berhasil bikin penonton geregetan.
Jika dicermati, film Don’t Look Up bukan hanya menyuguhkan fiksi ilmiah dan komedi. Film ini juga menyinggung beberapa realita kehidupan yang (tampaknya) sangat sering kita temui. Setidaknya, ada 4 hal yang saya temukan.
- Keruhnya Politik
Rasanya film Don’t Look Up memberi porsi yang besar dalam menyinggung pemerintah (politik). Misalnya, saat Dr. Mindy dan teman-temannya hendak melaporkan situasi yang genting ke pemerintah, mereka justru dipaksa menunggu 5 menit terlebih dahulu. 5 menit versi pemerintah ternyata punya standar tersendiri.
Ya! Dr. Mindy beserta dua temannya nyatanya harus menunggu hingga larut malam. Dan, ujungnya pertemuan mereka dengan presiden untuk melapor keadaan genting itu harus ditunda esok hari. Hal yang bikin penonton tambah geram adalah ternyata penundaan tersebut bukan sebab pemerintah tengah merapatkan hal yang penting, tapi karena mereka sedang merayakan ulang tahun salah seorang dari mereka. Kurang ajar tenan!
Tidak berhenti di situ, realitas politik lain yang ditampilkan adalah praktik bagi-bagi jabatan. Tentu saja kita sudah tak asing dengan hal tersebut. Selain itu, pemerintah juga melakukan pembungkaman pada Dr. Mindy dan kawan-kawannya. Ketika mereka bertiga membuka fakta di depan publik tentang bumi yang sebentar lagi hancur, mereka justru ditangkap oleh FBI. Kira-kira itulah kenyataan yang kita alami, hanya saja praktiknya di dunia digital. Serangan buzzerRp dan jerat UU ITE menjadi bukti dari hal tersebut.
- Keserakahan Kapitalis
Kapitalis dalam film Don’t Look Up bernama Peter Isherwell yang diperankan oleh Mark Rylance. Ia merupakan seorang founder BASH, sebuah perusahaan teknologi (atau mungkin lebih tepatnya ‘telekomunikasi’). Ketika mendapat informasi tentang komet yang hendak menabrak bumi, Peter tak menganggap hal tersebut sebagai sebuah ancaman.
Peter justru memandang bahwa komet tersebut adalah sumber kekayaan yang sangat potensial karena kandungan mineral berharga yang ada padanya. Peter berencana untuk menghancurkan (memecah) komet besar tersebut jadi lebih kecil dengan drone buatan perusahaannya. Selepas komet-komet kecil itu jatuh ke bumi, Peter akan menambangnya untuk membuat ponsel dan komputer.
Saat Dr. Mindy mencoba untuk memastikan bahwa sisi sains dalam proyek Peter tersebut, Peter justru tak terima dan malah semakin menyombongkan diri. Mungkin saat itu Dr. Mindy mbatin, “Kok yo angel tenan tuturanmu!”. Saat proyek tersebut dijalankan, ternyata berujung pada kegagalan.
Yah! Kira-kira seperti itulah sikap para kapitalis yang sering kita temui. Seperti biasa, dari luar mereka tampak memikirkan orang lain. Padahal, nyatanya semua yang mereka lakukan itu demi memperkaya diri mereka sendiri. Dan sekali lagi, pemerintah lebih percaya dan lebih berpihak pada pemilik modal ketimbang profesor astronomi.
- Pelakor yang Bangga dengan Perbuatannya
Pelakor dalam film Don’t Look Up adalah seorang presenter TV yang bernama Brie Evantee. Tokoh ini diperankan oleh Cate Blanchett. Di satu momen ia menggoda Dr. Mindy, dan hal tersebut berujung pada hubungan gelap mereka berdua. Namun, sayangnya mereka berdua lupa bahwa secerdik apa pun bangkai disembunyikan, lama-lama ia akan tercium dan ditemukan juga. Aksi mereka berdua akhirnya kepergok oleh istri Dr. Mindy, June.
Nah, yang mengejutkan adalah sikap sang pelakor (Brie Evantee) saat melihat istri Dr. Mindy mau marah. Ia justru berucap, “Bisa lewatkan bagian ini? Di mana kau merasa benar dan kami merasa malu. Itu sangat membosankan”. Lah, ini gimana sih?! Udah jelas-jelas salah tapi nggak tahu malu. Orang-orang seperti ini layak disebut bajingan kuadrat. Faktanya, kita banyak berjumpa dengan pelakor-pelakor seperti itu. Bukannya merasa malu, mereka malah jadi makin rajin posting hubungan gelapnya dengan laki orang di media sosial.
- Tempat Berpulang
Di babak akhir film ditunjukkan Dr. Mindy mengajak tiga rekannya pulang ke rumahnya. Ada adegan yang cukup emosional ketika istri Dr. Mindy membukakan pintu. Pada akhirnya ia dan anak-anaknya tetap mengakui Dr. Mindy sebagai bagian dari keluarga. Mereka pun mempersilakannya untuk masuk rumah.
Ini seolah memberi pesan bahwa seberat dan seburuk apa pun hari yang kita lalui, keluarga akan selalu menjadi tempat berpulang yang terbaik. Keluarga akan tetap menerima kita meski kita telah banyak luka dan cela. Ya, benar! “Harta yang paling berharga adalah keluarga”.[]