• Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Kru
  • Kerjasama
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
Tuesday, 02 December 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Milenial Gaya Hidup

4 Suguhan Apik yang Ditawarkan Film “Don’t Look Up”

Mohammad Azharudin by Mohammad Azharudin
27 March 2022
in Gaya Hidup
0
4 Suguhan Apik yang Ditawarkan Film “Don’t Look Up”

Sumber gambar: Khabar Non Stop

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Pada Desember 2021 lalu, Netflix merilis film Don’t Look Up. Sebuah film fiksi ilmiah yang berbumbu komedi. Beberapa nama yang tergabung dalam film ini di antaranya Leonardo DiCaprio, Jennifer Lawrence, Jonah Hill, Meryl Streep, Rob Morgan, Mark Rylance, Timothee Chalamet. Ada juga penampilan spesial dari Ariana Grande dan Kid Cudi.

Secara garis besar film Don’t Look Up bercerita tentang bumi yang sebentar lagi hancur. Saat itu, Dr. Randall Mindy yang merupakan seorang profesor astronomi bersama muridnya, Kate Dibiasky, menemukan sebuah komet besar yang sebentar lagi menabrak bumi.

Mereka berdua kemudian dibantu seorang kepala astronom, Dr. Teddy Oglethorpe, berusaha untuk melaporkan temuan soal komet tersebut ke pemerintah. Tujuan mereka tentu supaya pemerintah mengambil langkah yang tepat dan cepat untuk menyelamatkan bumi. Namun, realita kadang tak seindah harapan.

Alih-alih dihargai, temuan mengenai komet besar tersebut justru dianggap hal yang tidak penting oleh pemerintah. Padahal, perkiraan waktu komet tersebut menabrak bumi kurang-lebih 6 bulan lagi. Sikap pemerintah dalam film ini benar-benar berhasil bikin penonton geregetan.

Jika dicermati, film Don’t Look Up bukan hanya menyuguhkan fiksi ilmiah dan komedi. Film ini juga menyinggung beberapa realita kehidupan yang (tampaknya) sangat sering kita temui. Setidaknya, ada 4 hal yang saya temukan.

  1. Keruhnya Politik

Rasanya film Don’t Look Up memberi porsi yang besar dalam menyinggung pemerintah (politik). Misalnya, saat Dr. Mindy dan teman-temannya hendak melaporkan situasi yang genting ke pemerintah, mereka justru dipaksa menunggu 5 menit terlebih dahulu. 5 menit versi pemerintah ternyata punya standar tersendiri.

Ya! Dr. Mindy beserta dua temannya nyatanya harus menunggu hingga larut malam. Dan, ujungnya pertemuan mereka dengan presiden untuk melapor keadaan genting itu harus ditunda esok hari. Hal yang bikin penonton tambah geram adalah ternyata penundaan tersebut bukan sebab pemerintah tengah merapatkan hal yang penting, tapi karena mereka sedang merayakan ulang tahun salah seorang dari mereka. Kurang ajar tenan!

Tidak berhenti di situ, realitas politik lain yang ditampilkan adalah praktik bagi-bagi jabatan. Tentu saja kita sudah tak asing dengan hal tersebut. Selain itu, pemerintah juga melakukan pembungkaman pada Dr. Mindy dan kawan-kawannya. Ketika mereka bertiga membuka fakta di depan publik tentang bumi yang sebentar lagi hancur, mereka justru ditangkap oleh FBI. Kira-kira itulah kenyataan yang kita alami, hanya saja praktiknya di dunia digital. Serangan buzzerRp dan jerat UU ITE menjadi bukti dari hal tersebut.

 

  1. Keserakahan Kapitalis

Kapitalis dalam film Don’t Look Up bernama Peter Isherwell yang diperankan oleh Mark Rylance. Ia merupakan seorang founder BASH, sebuah perusahaan teknologi (atau mungkin lebih tepatnya ‘telekomunikasi’). Ketika mendapat informasi tentang komet yang hendak menabrak bumi, Peter tak menganggap hal tersebut sebagai sebuah ancaman.

Peter justru memandang bahwa komet tersebut adalah sumber kekayaan yang sangat potensial karena kandungan mineral berharga yang ada padanya. Peter berencana untuk menghancurkan (memecah) komet besar tersebut jadi lebih kecil dengan drone buatan perusahaannya. Selepas komet-komet kecil itu jatuh ke bumi, Peter akan menambangnya untuk membuat ponsel dan komputer.

Saat Dr. Mindy mencoba untuk memastikan bahwa sisi sains dalam proyek Peter tersebut, Peter justru tak terima dan malah semakin menyombongkan diri. Mungkin saat itu Dr. Mindy mbatin, “Kok yo angel tenan tuturanmu!”. Saat proyek tersebut dijalankan, ternyata berujung pada kegagalan.

Yah! Kira-kira seperti itulah sikap para kapitalis yang sering kita temui. Seperti biasa, dari luar mereka tampak memikirkan orang lain. Padahal, nyatanya semua yang mereka lakukan itu demi memperkaya diri mereka sendiri. Dan sekali lagi, pemerintah lebih percaya dan lebih berpihak pada pemilik modal ketimbang profesor astronomi.

 

  1. Pelakor yang Bangga dengan Perbuatannya

Pelakor dalam film Don’t Look Up adalah seorang presenter TV yang bernama Brie Evantee. Tokoh ini diperankan oleh Cate Blanchett. Di satu momen ia menggoda Dr. Mindy, dan hal tersebut berujung pada hubungan gelap mereka berdua. Namun, sayangnya mereka berdua lupa bahwa secerdik apa pun bangkai disembunyikan, lama-lama ia akan tercium dan ditemukan juga. Aksi mereka berdua akhirnya kepergok oleh istri Dr. Mindy, June.

Nah, yang mengejutkan adalah sikap sang pelakor (Brie Evantee) saat melihat istri Dr. Mindy mau marah. Ia justru berucap, “Bisa lewatkan bagian ini? Di mana kau merasa benar dan kami merasa malu. Itu sangat membosankan”. Lah, ini gimana sih?! Udah jelas-jelas salah tapi nggak tahu malu. Orang-orang seperti ini layak disebut bajingan kuadrat. Faktanya, kita banyak berjumpa dengan pelakor-pelakor seperti itu. Bukannya merasa malu, mereka malah jadi makin rajin posting hubungan gelapnya dengan laki orang di media sosial.

 

  1. Tempat Berpulang

Di babak akhir film ditunjukkan Dr. Mindy mengajak tiga rekannya pulang ke rumahnya. Ada adegan yang cukup emosional ketika istri Dr. Mindy membukakan pintu. Pada akhirnya ia dan anak-anaknya tetap mengakui Dr. Mindy sebagai bagian dari keluarga. Mereka pun mempersilakannya untuk masuk rumah.

Ini seolah memberi pesan bahwa seberat dan seburuk apa pun hari yang kita lalui, keluarga akan selalu menjadi tempat berpulang yang terbaik. Keluarga akan tetap menerima kita meski kita telah banyak luka dan cela. Ya, benar! “Harta yang paling berharga adalah keluarga”.[]

Tags: don't look upfilmgaya hidupulasan
ShareTweetSendShare
Previous Post

Buron dan Segelas Es Teh

Next Post

Sedih yang Diam

Mohammad Azharudin

Mohammad Azharudin

Asal Banyuwangi, Jawa Timur. Anak muda biasa yang suka belajar. Bisa disapa di Instagram @mas_azhar.27

Artikel Terkait

Di Balik Prokrastinasi: Naluri Purba Vs Tuntutan Zaman
Gaya Hidup

Di Balik Prokrastinasi: Naluri Purba Vs Tuntutan Zaman

31 October 2025

Menunda-nunda, atau prokrastinasi, adalah fenomena yang tampaknya sepele tetapi sesungguhnya sangat kompleks. Data menunjukkan bahwa 95% orang melakukannya pada tingkat...

Film “Like & Share”, Ketidaksengajaan dan Trauma Kekerasan Seksual
Milenial

Film “Like & Share”, Ketidaksengajaan dan Trauma Kekerasan Seksual

8 May 2023

Peringatan: tulisan ini mengandung konten sensitif yang barangkali dapat mengganggu dan memicu trauma Anda. _ Pada tahun 2022 kemarin, Netflix...

Ada Nafas Sahara di Hutan Amazon
Gaya Hidup

Ada Nafas Sahara di Hutan Amazon

30 April 2023

Pernahkah kita terbesit secara sadar kalau udara yang kita hirup, air yang kita minum, makanan yang kita telan itu berasal...

Pilih Masjid yang Tarawih 8 atau 20? Ada yang Dua-duanya lo!
Gaya Hidup

Pilih Masjid yang Tarawih 8 atau 20? Ada yang Dua-duanya lo!

13 April 2022

Perdebatan tentang jumlah rakaat tarawih yang mewarnai jagat maya tampaknya tak berlaku di Masjid Al-Hikmah Kampung Islam Lebah, Klungkung. Pasalnya...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Upaya Menemukan Kepastian Hidup Ala Spinoza

Upaya Menemukan Kepastian Hidup Ala Spinoza

25 November 2021
Homo Digitalis dan Kebutuhan Kita pada Filsafat

Homo Digitalis dan Kebutuhan Kita pada Filsafat

17 January 2022
Facebook, Penyair, dan Lunatisme

Facebook, Penyair, dan Lunatisme

17 February 2021
Pop Culture Buat Isti

Pop Culture Buat Isti

3 April 2021
Berteman dengan Kegagalan

Berteman dengan Kegagalan

7 May 2022
Mengenal Thasykubro Zadah: Sejarawan Penulis Ensiklopedia Islam

Mengenal Thasykubro Zadah: Sejarawan Penulis Ensiklopedia Islam

10 March 2022
Keangkuhan Ombak

Keangkuhan Ombak

3 June 2021
Gambar Artikel Puisi Hamba untuk Tuhan

Hamba untuk Tuhan

26 January 2021
Gambar Artikel Membersihkan Luka dengan Alkohol Vs Air Bersih

Membersihkan Luka dengan Alkohol Vs Air Bersih

23 November 2020
Menulis Puisi

Menulis Puisi

31 March 2021
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Mempersenjatai Trauma: Strategi Jahat Israel terhadap Palestina
  • Antony Loewenstein: “Mendekati Israel adalah Kesalahan yang Memalukan bagi Indonesia”
  • Gelembung-Gelembung
  • Mengeja Karya Hanna Hirsch Pauli di Museum Stockholm
  • Di Balik Prokrastinasi: Naluri Purba Vs Tuntutan Zaman
  • Pulau Bajak Laut, Topi Jerami, dan Gen Z Madagaskar
  • Bersikap Maskulin dalam Gerakan Feminisme
  • Emas di Piring Elite dan Jualan Masa Depan Cerah yang Selalu Nanti
  • Dua Jam Sebelum Bekerja
  • Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya
  • Pemerintah Daerah Tidak Bisa Cari Uang, Rakyat yang Menanggung
  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu

Kategori

  • Event (14)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (12)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (66)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (53)
  • Metafor (217)
    • Cerpen (55)
    • Puisi (141)
    • Resensi (20)
  • Milenial (49)
    • Gaya Hidup (26)
    • Kelana (13)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (72)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (33)
    • Surat (21)
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Kirim Tulisan
  • Kru
  • Kontributor
  • Hubungi Kami

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Kami
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Hubungi Kami
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.