• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Rabu, 27 Agustus 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Metafor Puisi

Selamanya Laut

Puisi-Puisi Faris Al Faisal

Faris Al Faisal by Faris Al Faisal
14 Januari 2021
in Puisi
0
Gambar Artikel Puisi Selamanya Laut. Kumpulan Puisi Faris Al Faisal

Sumber Gambar: https://web.500px.com/photo/

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Membaca Puisi

Baru saja sepucuk puisi jatuh dari langit
Bukan wahyu, bukan dibawa malaikat
Namun puisi turun dengan kemuliaan

Di tanganku ada kata-kata
Pucuk rumput dengan larik-larik daun
Di awal kalimat kutemukan bunga
Aku terus merambah rimbunnya
Bait demi bait
Menyala di halaman buku

Maka dengan berseru aku membaca
Mengeja sunyi pada rima
Membakar ranting-ranting rindu
Tak seorang pun tahu

Mengigau aku:

  • Puisi adalah puncak gunung penyair
  • Puisi adalah pohon-pohon berbuah
  • Puisi adalah darah daging

Kepada kau aku berpuisi:
Hatiku telah ada pada jurang kelam
Bersuara pada batu-batu
Memantulkan suaraku sendiri
Gema tak reda
Gaung membumbung
Dan aku menyaksikan puisiku mengalir
Ke muara sungaimu

 

Indramayu, 2019

–

 

Selamanya Laut  

Laut adalah bahasa kami
Bersuara dengan gejolak ombak
Mendorong perahu ke lautan
Menepi ke daratan
Membawa sisik ikan
Sajak-sajak kaum nelayan

Selamanya kami adalah laut
Menautkan tali ke ujung kail
Melempar umpan ke tengah samudera
Mengejar gerombolan ikan
Daging-daging puisi putih segar
Memasuki teluk dan pantai

Kami hidup,
Gelombang dan karang
Tinggal di rumah-rumah terumbu
Tanpa selimut
Tanpa gaun unggun
Di palung terdalam
Meneguk asin garam
Dengan riang dan senang

 

Indramayu, 2019

–

 

Landasan Pacu

Setelah berlari di landasan pacu
Puisiku terbang dengan dua sayap mekar
Bandar udaramu ditinggalkan
Rindu mengental di gumpal awan
Tak ada lagi yang bisa kulihat
Selain gerimis tangis di jendela

Dalam jarak langit biru:
Angin menggetarkan ekor puisiku
Burung-burung bingung
Termenung di ranting yang terlipat
Pilot-pilot tak memiliki pesawat
Penumpang tak memiliki tiket
Berkendara angin dan dingin

Di lain waktu puisiku tiba
Senja rebah di pangkuan malam
Bandar udaramu entah ke mana
Seorang perempuan menyambutku
Di tangannya tertulis ucapan
“Selamat Datang”

Namun aku merasa asing
Sebentar lagi mungkin salju turun
Membungkus percakapan
Menimbun kenangan

 

Indramayu, 2019

–

 

Sebuah Wabah                

Ini bukan akhir
Ketika kota-kota mati
Orang-orang mengunci pintu
Mandi uap disinfektan
Dan bumi memakai masker

Menegangkan, sebuah wabah bagi dunia
Jalanan lengang dan satu demi satu
Tubuh-tubuh terkapar
Dalam ratap merdu kesunyian

Yang tak terbayangkan
Pun belum pada abad-abad yang telah lewat
Pandemi itu
: covid 19

Jangan keluar pun masuk
Dari dan ke, suatu daerah wabah
: sabda nabi—suatu petunjuk

Maka berdiam di rumah
Itulah pemutus rantai dan epidemi
Mengakhiri
Perjalanan virus

 

Indramayu, 2020 

–

 

Sesudah Wabah                 

Sesudah wabah, akan ada hari bahagia itu
Bumi penuh bunga-bunga
Tangan memetik larik-larik warna
Menjabat lagi kehangatan dan cerita baru

Di langit, awan-awan berpuisi
Kata-kata turun jadi hujan
Basah segala kemarau, musim berganti gaun
Pucuknya hijau seperti daun

Telah berakhir, berakhir
Dan kehidupan yang baru terlahir

 

Indramayu, 2020

Tags: lautpuisisajaksastraSelamanya Lautwabah
ShareTweetSendShare
Previous Post

Jejak Akhir Tahun Menuju Tahun Baru Api

Next Post

Advaitam Tagore dan Anasir Subtil D. Zawawi Imron

Faris Al Faisal

Faris Al Faisal

Lahir dan berdikari d(ar)i Indramayu, Jawa Barat, Indonesia. Bergiat di Komite Sastra, Dewan Kesenian Indramayu (DKI) dan Lembaga Kebudayaan Indramayu (LKI). Namanya masuk buku “Apa dan Siapa Penyair Indonesia” Yayasan Hari Puisi. Puisinya mendapat Hadiah Penghargaan dalam Sayembara Menulis Puisi Islam ASEAN 2020 di Malaysia. Buku puisi keduanya berjudul “Dari Lubuk Cimanuk ke Muara Kerinduan ke Laut Impian” (Rumah Pustaka, 2018). Bisa disapa di IG @ffarisalffaisal.

Artikel Terkait

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
Puisi

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya

14 Agustus 2025

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya setiap malam ia menyetrika tubuhnya di depan kaca mencari lipatan-lipatan yang membuat lelaki itu malas pulang...

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
Puisi

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya

3 Agustus 2025

Hisap Aku hingga Putih bulan merabun serbuk langit bebal pohon dan batu tak bergaris hitam coreng malam yang sumuk punggung...

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
Puisi

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya

20 Juli 2025

Status Baru Ibu Ia tidak menangis di depan siapa pun. Tapi aku tahu, ada yang basah tiap kali ia mencuci...

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
Puisi

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya

22 Juni 2025

Kiat Marah yang Payah  Malam hari yang dingin mencekam cepat menusuk pori-pori. Dan keniscayaan lupa mendekam di hati dan kantong...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Gambar Artikel Puisi Hamba untuk Tuhan

Hamba untuk Tuhan

26 Januari 2021
Bias Kontol dan Efek Sampingnya yang Menyebalkan

Bias Kontol dan Efek Sampingnya yang Menyebalkan

21 Maret 2022
Pendidikan Psikosufistik dan Cara ‘Mengintip’ Kecerdasan Spiritual

Pendidikan Psikosufistik dan Cara ‘Mengintip’ Kecerdasan Spiritual

7 Juli 2021
Gambar Artikel Game yang lagi viral tahun 2021. Higgs Domino. Chip. Spin. Game yang menghasilkan Uang

Game yang Lagi Viral di Tahun 2021

23 April 2021
Heliofilia: Narasi Psikopat dan Kemuraman Berlapis

Heliofilia: Narasi Psikopat dan Kemuraman Berlapis

22 Juli 2021
Gambar Artikel Embun Asing Bagimu

Embun Asing Bagimu

15 November 2020
Gambar Artikel Tut Wuri Golek Rai

Tut Wuri Golek Rai

25 November 2020
Novel “Heaven”: Perundungan dan Pergulatan Hidup Penyintas

Novel “Heaven”: Perundungan dan Pergulatan Hidup Penyintas

28 Maret 2024
Gambar Artikel Puisi Tentang Nenek, Buku Buku Ompong dan Lainnya

Buku-buku Ompong

27 Januari 2021
Kriminalitas Jalan Pintas Keterdesakan

Kriminalitas Jalan Pintas Keterdesakan

7 Desember 2021
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu
  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab
  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (213)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (140)
    • Resensi (19)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.