Membaca Puisi
Baru saja sepucuk puisi jatuh dari langit
Bukan wahyu, bukan dibawa malaikat
Namun puisi turun dengan kemuliaan
Di tanganku ada kata-kata
Pucuk rumput dengan larik-larik daun
Di awal kalimat kutemukan bunga
Aku terus merambah rimbunnya
Bait demi bait
Menyala di halaman buku
Maka dengan berseru aku membaca
Mengeja sunyi pada rima
Membakar ranting-ranting rindu
Tak seorang pun tahu
Mengigau aku:
Kepada kau aku berpuisi:
Hatiku telah ada pada jurang kelam
Bersuara pada batu-batu
Memantulkan suaraku sendiri
Gema tak reda
Gaung membumbung
Dan aku menyaksikan puisiku mengalir
Ke muara sungaimu
Indramayu, 2019
–
Selamanya Laut
Laut adalah bahasa kami
Bersuara dengan gejolak ombak
Mendorong perahu ke lautan
Menepi ke daratan
Membawa sisik ikan
Sajak-sajak kaum nelayan
Selamanya kami adalah laut
Menautkan tali ke ujung kail
Melempar umpan ke tengah samudera
Mengejar gerombolan ikan
Daging-daging puisi putih segar
Memasuki teluk dan pantai
Kami hidup,
Gelombang dan karang
Tinggal di rumah-rumah terumbu
Tanpa selimut
Tanpa gaun unggun
Di palung terdalam
Meneguk asin garam
Dengan riang dan senang
Indramayu, 2019
–
Landasan Pacu
Setelah berlari di landasan pacu
Puisiku terbang dengan dua sayap mekar
Bandar udaramu ditinggalkan
Rindu mengental di gumpal awan
Tak ada lagi yang bisa kulihat
Selain gerimis tangis di jendela
Dalam jarak langit biru:
Angin menggetarkan ekor puisiku
Burung-burung bingung
Termenung di ranting yang terlipat
Pilot-pilot tak memiliki pesawat
Penumpang tak memiliki tiket
Berkendara angin dan dingin
Di lain waktu puisiku tiba
Senja rebah di pangkuan malam
Bandar udaramu entah ke mana
Seorang perempuan menyambutku
Di tangannya tertulis ucapan
“Selamat Datang”
Namun aku merasa asing
Sebentar lagi mungkin salju turun
Membungkus percakapan
Menimbun kenangan
Indramayu, 2019
–
Sebuah Wabah
Ini bukan akhir
Ketika kota-kota mati
Orang-orang mengunci pintu
Mandi uap disinfektan
Dan bumi memakai masker
Menegangkan, sebuah wabah bagi dunia
Jalanan lengang dan satu demi satu
Tubuh-tubuh terkapar
Dalam ratap merdu kesunyian
Yang tak terbayangkan
Pun belum pada abad-abad yang telah lewat
Pandemi itu
: covid 19
Jangan keluar pun masuk
Dari dan ke, suatu daerah wabah
: sabda nabi—suatu petunjuk
Maka berdiam di rumah
Itulah pemutus rantai dan epidemi
Mengakhiri
Perjalanan virus
Indramayu, 2020
–
Sesudah Wabah
Sesudah wabah, akan ada hari bahagia itu
Bumi penuh bunga-bunga
Tangan memetik larik-larik warna
Menjabat lagi kehangatan dan cerita baru
Di langit, awan-awan berpuisi
Kata-kata turun jadi hujan
Basah segala kemarau, musim berganti gaun
Pucuknya hijau seperti daun
Telah berakhir, berakhir
Dan kehidupan yang baru terlahir
Indramayu, 2020