• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Selasa, 26 Agustus 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Metafor Puisi

Narasi tentang Rahmah dan Gaza

Syukur Budiardjo by Syukur Budiardjo
30 Mei 2021
in Puisi
0
Narasi tentang Rahmah dan Gaza

Sumber: https://i.pinimg.com/originals/97/1d/d4/971dd4e45d01c43c35115c40cecfe56d.jpg

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Gaza

(1)
Gegar amarah zalim amunisi
Gegerkan anak-anak zaman abrasi
Gelegar angkara Zionis anggun
Gemetarkan aku zikirkan ampun

(2)
Gemuruh amuk Zionis angkuh
Gugurkan asa ziarahi aduh
Gebalau anarki zarah abadi
Guncang anak-anak zimat alibi

(3)
Gemparkan Arab Zionis amoral
Gempur anak-anak zigzaglah akal
Geriap ajalmu ziarahi amalmu
Gelegar amarah ziarahi ajalmu

(4)
Gelap angkasa zionisme angkara
Gencarkan ayat-ayat Zionis adidaya
Genangi alirkan zarah amarah
Gasak anak-anak zaman antah

(5)
Gegar ancaman Zionis ambisius
Gempuran ababil zona arus
Geriap angkara zindik agamanya
Ganyang anak-anak zonder ampunnya

Jakarta, 16 Juli 2014

 

Anak Itu …. Darah Itu

Anak-anak di tanah Gaza Palestina
Tergolek diam bersama darah merah jelaga
Karena roket dan bom Israel tunjukkan amarahnya
Melumat rumah seisinya juga manusia
Yang binasa seketika meski tak berdosa

Peluru Israel membungkam kehidupan
Musnahkan berjuta cita dan harapan
Bagi tumbuh kembangnya di hari kemudian
Wujudkan mimpi menjadi kenyataan
Membela tanah air dengan keperkasaan

Anak-anak Gaza Palestina lalu hidup abadi
Dibelai ranum senyum dan hikayat mimpi
Dicatat dalam buku sejarah yang tak pernah mati
Diperam jadi ilham bagi hidup hakiki
Disemai dalam kancah peradaban di bumi

Cibinong, 20 Juli 2014

 

Narasi tentang Rahmah

Rahmah gadis kecil menggigil getir di Jalur Gaza Palestina membara
tersenyum geram sambil tangannya mengepal diacungkan ke udara
gundah menghardik tentara Israel sambil memukulkan tangan kanannya
ke tubuh serdadu itu sambil berkata terbata meski menahan amarahnya.

Rahmah gadis kecil memandang langit dan rumahnya tinggal puing
tanah kelahirannya diguncang peluru kendali hingga berkeping-keping
tapi ia dengan berani hampiri tentara Israel karena melihat sekeliling
tersayat pedih melihat mayat ayah bunda dan adiknya tercinta bergeming.

“Dua adikku satunya balita berpulang karena ulah membabi buta
dengan mulut bungkam dan darah menoreh pedih di wajahnya
tubuhnya penuh luka menganga karena peluru dan puing menimpa
meski hatiku perih, wajah saudaraku semburatkan rona bahagia!”

“Wahai, angkara tentara Israel yang mengguncang negeri kami
roket dan peluru kendali kau hamburkan leluasa, jangan lagi
hingga gedung juga rumah rubuh rata dengan tanah seketika
debu mengepul jiwa bergumul bersenyawa dengan tekad baja!”

Rahmah gadis kecil memandang lara di Jalur Gaza Palestina membara
tersenyum pahit mengigit setelah ditinggal pergi kedua orang tuanya
yatim piatu disandangnya setelah terhayati nurani sebagai roda takdir
yang menggilasnya silih berganti hingga segala yang fana berakhir.

Rahmah gadis kecil memandang mega biru merindu berubah merah
ketika serdadu Israel mengoyak tawa bahagia hingga jadi gundah
hidup sendiri dalam dengki mengebiri dan ditelikung murung amarah
jalan panjang masih juga mendera, namun hanya bersikap pasrah.

Cibinong, 31 Juli 2014

 

Elegi bagi Palestina

Wahai, Palestina
Di dalam Al-Quran engkau tersua
meski Israel selalu memburu
demi TanahTerjanji kian membisu
demi nama kakek moyang yang sama
Abraham atau Ibrahim layaknya.

Wahai, Palestina
Derita tiada akhir selalu membara
meski Israel atau Yahudi tembakkan roket
aneksasi tanah dan darah yang lengket
korbankan manusia tak berdosa
yang engkau lakukan tanpa rasa.

Wahai, Palestina
Sejak Adam engkau menjelaga
karena Israel dikutuk sumpah
menjadi bangsa yang serakah
hingga harus enyah meski Musa
dengan susah payah menyelamatkannya.

Wahai, Palestina
Janganlah engkau merana
meski Israel tumpahkan bom bertubi-tubi
dengan darah mendidih ke ulu hati
karena nafsu membunuh kian membuncah
hingga Isa diselamatkan Allah.

Cibinong, 17 Juli 2014

Tags: GazaNarasi tentang RahmahPalestinapuisisajak
ShareTweetSendShare
Previous Post

Kisah Penjual Jamu dan Hukum yang Aneh

Next Post

Win-Win Corruption

Syukur Budiardjo

Syukur Budiardjo

Penulis dan Pensiunan Guru ASN di DKI Jakarta. Alumnus Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) Jurusan Bahasa Indonesia IKIP Jakarta. Menulis artikel, cerpen, dan puisi di media cetak dan daring. Menulis buku kumpulan puisi Mik Kita Mira Zaini dan Lisa yang Menunggu Lelaki Datang (2018), Demi Waktu (2019), Beda Pahlawan dan Koruptor (2019), buku kumpulan esai  Enak Zamanku, To! (2019), dan buku nonfiksi Strategi Menulis Artikel Ilmiah Populer di Bidang Pendidikan Sebagai Pengembangan Profesi Guru (2018). Akun Facebook, Instagram, dan Youtube menggunakan nama Sukur Budiharjo.

Artikel Terkait

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
Puisi

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya

14 Agustus 2025

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya setiap malam ia menyetrika tubuhnya di depan kaca mencari lipatan-lipatan yang membuat lelaki itu malas pulang...

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
Puisi

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya

3 Agustus 2025

Hisap Aku hingga Putih bulan merabun serbuk langit bebal pohon dan batu tak bergaris hitam coreng malam yang sumuk punggung...

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
Puisi

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya

20 Juli 2025

Status Baru Ibu Ia tidak menangis di depan siapa pun. Tapi aku tahu, ada yang basah tiap kali ia mencuci...

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
Puisi

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya

22 Juni 2025

Kiat Marah yang Payah  Malam hari yang dingin mencekam cepat menusuk pori-pori. Dan keniscayaan lupa mendekam di hati dan kantong...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya

3 Agustus 2025
Homo Digitalis dan Kebutuhan Kita pada Filsafat

Homo Digitalis dan Kebutuhan Kita pada Filsafat

17 Januari 2022
Ketipu Diri Sendiri Saat Bermedsos

Ketipu Diri Sendiri Saat Bermedsos

12 September 2021
Serba-serbi Kali

Serba-serbi Kali

1 Maret 2021
Anosmia Bukan Insomnia, Apalagi Amsenia

Anosmia Bukan Insomnia, Apalagi Amsenia

18 Februari 2021
Melepas Kasih dalam Balutan Sastra

Melepas Kasih dalam Balutan Sastra

23 Oktober 2021
Meneladani Sufi Jenaka: Nashrudin Hoja & Keledainya

Meneladani Sufi Jenaka: Nashrudin Hoja & Keledainya

3 Januari 2022
Gambar Artikel Pecel Lele Batas Kota

Pecel Lele Batas Kota

8 November 2020
Mata Cinta

Mata Cinta

27 November 2021
Nirwana Khatulistiwa

Nirwana Khatulistiwa

3 Agustus 2021
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu
  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab
  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (213)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (140)
    • Resensi (19)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.