Puisi Aku (Telah) Bermimpi
Patut aku menjadi seorang permaisuri
Darimu: tunggu adalah sebagai seorang suami, yang.
Kepingin: menjadi-jadi
Batang air adalah tempat menambatkan beraneka rupa rabaan-
rabaan makhluk. Yang halus senggolannya daripada operasi
pesawat-pesawat BASARNAS yang mulus
melanglang bidang sungai yang mestinya berisi:
puing-puing pesawat yang terkatung-katung seperti kekandi bunga hati
Dalam kegalauan, dalam pula: semakin dalam
dorongan dalam tubuh, yang.
Dan aku memafhumi:
Dengan tidak serta-merta menelan
obat pengasih keteduhan kepada malam-malam
yang memuai:
Semakin dalam, aku merangkai harapan
Patut aku menjadi seorang permaisuri
Darimu kali ini dan bukan dalam.
Dan aku bermimpi:
“macam mana engkau boleh banting setir?”
Dari sungai – yang pasti:
Dan jadikan aku sebagai selir
: Darimu
Dan olehmu saat ini: ambisi-ambisi
terhadap nafsi-Nya yang semasih.
Bahwa aku tengah terjaga sampai
dan sesampainya di dini hari.
Madiun, Januari 2021
Puisi S3 K
Para incaran sudah pada konklusi
Seperti
usia-usia yang merubu-rubu air jernih
Seperti
semringah terlaksana pesona yang membakar
segara pasai terhadap fungsi
anak-anak pagi yang memelopori
Sunyi.
Sudah perasaanku mimpi di kasur
yang hangat ini. Aku telah mengutarakan
Betapa susah hati menerima-menyambut rinduku seorang diri.
Yang kemarin sore digagahi
Kehangatan.
Madiun, 18 Januari 2021