slot gacor slot gacor slot gacor slot gacor
Public Speaking Bukan Hanya Keterampilan Orang Terpelajar - Metafor.id

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
Monday, 07 July 2025
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Kolom Esai

Public Speaking Bukan Hanya Keterampilan Orang Terpelajar

Naufal Zaidan Aryunsah by Naufal Zaidan Aryunsah
4 April 2023
in Esai
0
Public Speaking Bukan Hanya Keterampilan Orang Terpelajar

Sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin/25262447901694859/

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Berbicara, sebagai kebutuhan primer dalam berinteraksi, dapat membuat sebuah pertemuan menjadi lebih hidup. Bagi kebanyakan orang, sering atau banyak bicara pada saat pertemuan adalah tanda keakraban.

Dalam circle yang kita anggap mempunyai kedekatan, kita sering kali merasa leluasa dan tak ragu untuk mengungkapkan banyak hal. Topik yang kita bahas dengan sekumpulan teman pun beragam, mulai dari peristiwa terkini, tentang orang lain, perencanaan sesuatu, dan lain sebagainya.

Kalau dirasakan, ternyata saat kita berbicara dengan suatu kelompok rupanya punya perbedaan yang cukup signifikan bergantung kondisi dan kedekatan. Kita merasa biasa saja, rileks dan lancar ketika ngobrol bersama teman sebaya, tapi jika berbicara di depan banyak orang pada situasi tertentu, seperti menyampaikan tanggapan di dalam forum, mendefinisikan suatu hal, hingga membuat topik obrolan di tengah kerumunan orang justru mendadak grogi. Gugup. Mendadak terjadi guncangan mental dalam berkomunikasi.

Berbicara di hadapan massa atau sekelompok orang merupakan istilah yang disebut public speaking. baik yang dibicarakan itu berupa cerita, pertanyaan, pemaparan, tanggapan, pidato, nasihat, maupun dakwah. Tetapi dalam keadaan tertentu kita bisa merasakan hal berbeda saat situasi dan orang di luar kehendak kita menjadi lawan bicara pada sebuah pertemuan–yang terencana maupun yang tak terduga.

Karena tidak akrab atau tidak terbiasa bertemu secara berkala, dalam berbicara di depan umum sebagian besar orang merasa gugup, ragu, malu, hingga terbata-bata. Individu merasa tidak siap maupun panik ketika dirinya menjadi pusat perhatian banyak orang saat berbicara, padahal orang-orang di sekitar hanya ingin melihat dan mendengar apa yang disampaikan.

Untuk mengatasi hal tersebut, ada poin penting yang perlu disampaikan. Bahwa ada tiga modal yang dibutuhkan untuk menunjang public speaking. Ketiga modal itu adalah mental, materi, dan lingkungan sekitar.

Aspek mental, itu berarti public speaking berhubungan dengan kepercayaan diri dan keberanian. Menyampaikan gagasan atau realitas saat ini di tengah kerumunan massa dengan suara lantang, sehingga orang di sekeliling mendengar dengan jelas serta menggugah minat mereka untuk memperhatikan pesan yang disampaikan.

Sialnya, tidak semua orang punya mental yang mumpuni untuk berbicara di depan umum. Bahkan golongan terdidik maupun terpelajar saja masih sering mengalami kesalahan dalam mengucap. Tak jarang dari kalangan mereka juga enggan mencoba berbicara di depan umum secara spontan. Kesiapan mental merupakan salah satu hal yang perlu dikelola dengan bijak, karena public speaking berarti menghadapi orang dan timbal baliknya akan kita rasakan.

Kemudian aspek materi. Ini bukan berarti tentang kepemilikan harta benda, lho. Materi yang dimaksud berupa sumber atau konten-konten yang kita pelajari, fenomena yang kita terima, serta opini yang kita buat sesuai kaidah. Materi dalam public speaking tentunya berawal dari persiapan atau perencanaan yang matang.

Dengan adanya persiapan materi, individu yang akan menyampaikan pesan kepada khalayak umum akan lebih tersusun dan menunjang efisiensi dalam berbicara. Selain itu mempersiapkan materi juga menjadi pertimbangan penting untuk orang-orang yang masih pada tahap permulaan dalam keterampilan public speaking. Itu karena materi bisa membuat seseorang tidak lagi bingung menyusun kata maupun kalimat ketika hendak menyampaikan pembicaraan.

Terakhir, lingkungan sekitar. Ini adalah faktor yang punya pengaruh besar dalam hal memantik kemauan seseorang untuk berbicara dan menjadikannya mahir. Lingkungan sekitar yang mendukung untuk public speaking contohnya seperti perkumpulan di organisasi, pelatihan soft skill, pembekalan peningkatan diri, hingga pemberian kesempatan sesi diskusi di ruang belajar.

Secara general, orang-orang yang pernah dan sedang berada di lembaga pendidikan tentu kerap terlibat dalam aktivitas public speaking, bisa karena minat diri sendiri yang ingin mencoba atau karena adanya pengaruh dari orang lain yang membuat seseorang itu harus melakukan public speaking.

Persoalannya, apakah public speaking adalah kemampuan milik mereka yang terpelajar saja?

Tentu saja bukan. Public speaking, dalam konteks personal, itu menyangkut “hak”. Ia juga disertai alasan yang menggiring individu untuk melakukannya. Di luar sana ada banyak orang awam yang bukan dari golongan terdidik, umumnya mereka melakukan aktivitas di tempat ramai dan terbuka, seperti pasar, terminal, jalanan dan lain sebagainya. Meski mereka bukan dari golongan terdidik tapi mereka punya kemampuan lain yang tak diajarkan oleh lembaga formal, salah satunya adalah kemampuan berbicara.

Contohnya: seorang pengamen dari terminal yang masuk ke bus ketika berhenti tidak hanya membawakan nyanyian atau iringan musik. Tak jarang pengamen di terminal juga melontarkan kata-kata nasihat, pesan yang mengandung religi. Pembawaannya dalam berbicara juga bisa runtut, seperti adanya salam pembuka, isi berupa informasi, sampai pesan akhir atau penutup.

Adapun seorang pedagang di pasar, sales, maupun makelar yang lihai mempromosikan barang. Bila pedagang melihat ada pengunjung berhenti di depan tokonya, dia akan menawarkan produk yang dijual dengan spontanitas serta antusiasme yang tinggi agar pengunjung tergiur untuk membeli barang tersebut.

Kebanyakan mereka berasal dari golongan kaum elite jebolan pendidikan tinggi, tapi mereka punya keterampilan yang bisa dikatakan mumpuni. Terutama dalam hal memberi pengaruh pada orang lain dengan cara berbicara. Jika diperhatikan, mereka juga dapat memilah ragam bahasa, pilihan kata untuk digunakan serta menyampaikan pesan secara runtut dan jelas dengan menyesuaikan kapan, di mana, dan siapa yang melihatnya ketika dia bicara.

Sedangkan golongan yang berada di lembaga pendidikan formal masih cukup banyak yang enggan menyampaikan aspirasi maupun informasi ke lingkungan masyarakat dengan menarik. Barangkali itu karena mereka menuruti rasa kecanggungan serta kurangnya sikap kepercayaan diri dalam ranah sosial. Bisa disebabkan pula minimnya manajemen waktu dan minat pelajar atau mahasiswa atau dosen untuk mengembangkan potensi diri sendiri.

Antara golongan terdidik dan kaum awam, rupanya memiliki kesenjangan dalam hal public speaking. Salah satu pembeda yang menonjol adalah mentalitas. Kalau dikomparasikan dengan orang yang punya pengalaman di luar lembaga pendidikan, golongan terdidik masih punya keterampilan public speaking yang lemah.

Ini, lag-lagi, berhubungan dengan mentalitas. Seperti ada keraguan yang tak ingin diatasi atau bisa juga dari salahnya cara memanfaatkan pergaulan. Padahal dari segi materi yang diperoleh serta lingkungan mereka yang tersedia fasilitas serta ruang belajar, harusnya kemampuan berbicara dari golongan terdidik lebih unggul dibanding golongan luar yang mengandalkan keterampilan otodidak. Sisanya, bagaimana pendapatmu?[]

__________________

Penyunting: M.N.W.

Tags: esaikolom
ShareTweetSendShare
Previous Post

Menguak Kebodohanmu Melalui Rekomendasi Netflix-ku

Next Post

Belajar Mengitari Israel

Naufal Zaidan Aryunsah

Naufal Zaidan Aryunsah

Asal Sidoarjo, Jawa Timur. Instagram @naufalzaa

Artikel Terkait

Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 2 (Selesai)
Esai

Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 2 (Selesai)

2 April 2024

Sepuluh menit setelah tanggal berganti menjadi 29...

Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 1
Esai

Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 1

1 April 2024

28 Maret 2024 Masehi. Malam 18 Ramadhan 1445 Hijriah. Saya tiba di Ladaya, Tenggarong, setelah menempuh lebih dari satu setengah...

Maraknya Perundungan Tanda Rendahnya Budaya Literasi
Esai

Maraknya Perundungan Tanda Rendahnya Budaya Literasi

17 March 2024

Belakang ini isu perundungan bagai bom waktu. Setiap hari bisa meledak di mana-mana, baik di sekolah hingga pesantren elite sekalipun....

Mengenali Karakter Orang Lewat Tulisan Tangan
Esai

Mengenali Karakter Orang Lewat Tulisan Tangan

27 February 2023

Tahu, gak? Ternyata tulisan tanganmu dapat mencerminkan kepribadianmu, lho. Meskipun kemajuan teknologi zaman kini begitu pesat, namun ternyata masih banyak...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Kiat Merawat Dendam ala Seneca

Kiat Merawat Dendam ala Seneca

3 November 2021
Panjang Sama Panjang

Panjang Sama Panjang

17 February 2021
Fenomena ‘Ngapak’

Fenomena ‘Ngapak’

26 November 2021
Mendikte dan Menyombongi Tuhan

Mendikte dan Menyombongi Tuhan

12 February 2021
Gambar Artikel Belajar Mencintai Allah Secara Merdeka

Belajar Mencintai Allah Secara Merdeka

19 December 2020
Apa Tidak Eman-eman?

Apa Tidak Eman-eman?

1 March 2021
Istirahat dan Pelukan Ibu

Istirahat dan Pelukan Ibu

29 June 2022
Gambar Artikel Bukan Cuma Positive Thinking, Negative Thinking Juga Perlu Cuks

Bukan Cuma Positive Thinking, Negative Thinking Juga Perlu, Cuks!

10 November 2020
Gambar Artikel Falsafah Dewa Ruci Sunan Kalijaga

Falsafah Dewa Ruci Sunan Kalijaga

12 November 2020
Nyala Lilin dan Puisi Lainnya

Nyala Lilin dan Puisi Lainnya

14 March 2022
Facebook Twitter Instagram Youtube
Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata
  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya
  • Kenangan, Bahasa, dan Pengetahuan
  • Penjual Susu dan Puisi Lainnya
  • Peringati Hari Buku Nasional, Forum Buku Berjalan Adakan Temu Buku di Wisdom Park UGM Yogyakarta
  • Menyulut Api Literasi dari Kediri: Mahanani Book & Art Festival
  • Lelaki Tua yang Dipermainkan Nasib
  • Membangun Literasi Peduli Bumi: Festival Buku Berjalan
  • Kandang Menjangan Menggugat dan Puisi Lainnya
  • Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 2 (Selesai)
  • Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 1

Kategori

  • Event (11)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (9)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (63)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (50)
  • Metafor (207)
    • Cerpen (51)
    • Puisi (137)
    • Resensi (18)
  • Milenial (46)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (11)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In