Yogyakarta – Sabtu 9 Maret 2024 telah berlangsung kegiatan Temu Buku yang dihelat di Kantor Bentang Pustaka, tepatnya di daerah Wedomartani, Kabupaten Sleman. Acara ini merupakan kolaborasi antara Forum Buku Berjalan, Forum Lingkar Pena (FLP) Yogyakarta dan Penerbit Bentang Pustaka.
Isi kegiatan ini meliputi perkenalan, diskusi interaktif dengan editor Bentang Pustaka, dan saling tukar buku bacaan. Di sela-sela itu, terdapat satu sesi khusus untuk membaca sekitar 10 menit untuk lalu sebagian dari peserta yang hadir membagikan hasil bacaannya kepada yang lain.

Meski terselenggara saat gerimis di sore hari, belasan peserta tetap berdatangan dari berbagai tempat. Selain dari area Yogyakarta sendiri, ada yang datang dari Klaten, Magelang, hingga Bekasi. Visya sendiri, penyelenggara Forum Buku Berjalan, berasal dari Bogor dan hadir membawa serta kedua anaknya untuk ikut berkumpul berjumpa “orang-orang buku” di sini.
Visya menjelaskan kalau Forum Buku Berjalan ini rutin mengampanyekan aktivitas membaca kepada masyarakat di media daring, sekurang-kurangnya 1 judul selama sebulan. “Nggak perlu banyak-banyak, yang penting rutin,” ujarnya. Kegiatan tukar buku sendiri sudah berlangsung sejak 2021. Karena kondisi pandemi Covid-19 melanda, pertukaran buku pun hanya ditempuh secara daring via jejaring WhatsApp dengan mengunggah foto sampul di grup.

Menariknya, pada aca kali ini, mayoritas yang hadir adalah perempuan. Momentum yang berdekatan dengan Hari Perempuan Internasional ini menyingkapkan isyarat kecil bahwa kaum perempuan memiliki semangat dan peran besar dalam perkembangan literasi di tanah air. Dari belasan peserta, hanya ada tiga laki-laki dan sisanya perempuan dari latar belakang variatif. Sebagian mereka mengaku suka menulis, ada juga yang berprofesi sebagai penerjemah, mahasiswa, hingga pendongeng. Motivasi mereka beraneka: ada yang hadir karena ingin mengetahui proses dapur redaksi penerbitan buku, mencari teman, hingga mengisi akhir pekan dengan agenda produktif.

Kemudian diskusi bersama Nokavia Adya, editor Bentang Pustaka divisi naskah fiksi, berlangsung dinamis. Beberapa menanyakan langsung berapa lama proses kurasi naskah, kategori apa saja yang diterima Bentang Pustaka, hal-hal seperti apa yang perlu diperhatikan dan dihindari seorang penulis agar naskahnya lolos, hingga peluang penerbitan naskah terjemahan dari bahasa asing.
Kegiatan semacam ini diharapkan bisa terlaksana di beberapa kota dan menjangkau ruang kolaborasi yang lebih luas untuk menyemaikan minat baca dan kesadaran literasi di masyarakat.[MnW/metafor.id]