• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Kamis, 21 Agustus 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Milenial Kelana

Air Terjun Temburun dan Pulau Temawan

Abdir Rohman Al-Hamdany by Abdir Rohman Al-Hamdany
28 November 2020
in Kelana
2
Gambar Artikel Air Terjun Temburun dan Pulau Temawan

Sumber Gambar : dokumentasi pribadi kontributor

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Wisata di daerah kepulauan memang selalu menawan. Tak terkecuali di Kepulauan Anambas. Memang wisata di Kepulauan Anambas belum sepopuler di Bali, Labuan Bajo dan Pulau Komodo di Flores NTT, maupun Raja Ampat, Sorong Papua. Namun di Kepulauan Anambas ini seringkali dianggap Maldives-nya Indonesia.

Terdapat banyak pulau-pulau kecil tak berpenghuni, hamparan pasir pantai yang masih bersih, dan kondisi alamnya yang belum banyak tersentuh menjadi pesona tersendiri bagi traveller lokal maupun mancanegara.

Hampir sebulan saya di Anambas, tidak banyak wisata yang saya kunjungi. Karena saya hanya berkutat di Pulau Tarempa yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Anambas, dan sebagian besar wisata dan pantai-pantai yang bagus terletak di pulau-pulau kecil lain. Di Pulau Tarempa sendiri, hanya ada sedikit pantai. Pantai-pantai di pulau ini pun tidak bisa (kurang disarankan) untuk dipakai berenang-renang di tepi pantainya. Atas faktor itulah kami hanya dapat berswafoto di batu-batu pantai, ataupun jalan-jalan di tepi pantai saja.

Pantai di Pulau Tarempa

Setelah tugas utama penelitian kami selesai, akhirnya kami mengagendakan kunjungan wisata non-pantai di Pulau Tarempa ini. Air Terjun Temburun, air terjun bertingkat-tingkat yang langsung menghadap ke laut. Air terjun ini terletak di Desa Temburun, Kecamatan Siantan Selatan. Dari tempat kami tinggal berjarak sekitar 30 menit, alias hanya berbeda kecamatan saja dari tempat kami tinggal. Yaaa, walaupun memang di Pulau Tarempa ini hanya ada 2 Kecamatan, heheuheu.

Perjalanan ke Air Terjun Temburun melewati jalan yang cukup ekstrem, yakni tanjakan dan turunan karena melewati sebuah bukit. Meskipun rutenya cukup ekstrem, pemandangan selama perjalanan sangat niqmatable (bisa dinikmati). Selama perjalanan kami dapat melihat hamparan laut dan pulau-pulau kecil diseberang Pulau Tarempa ini. Setelah sampai di gapura air terjun, kami memarkir motor.

Tidak seperti wisata-wisata di Pulau Jawa, tidak ada petugas parkir maupun loket tiket masuk di sini. Usai memarkir motor, kami langsung berjalan melewati tangga-tangga menuju spot foto Air Terjun Temburun. Perjalanan kami memakan waktu sekitar 15 menit, karena jalan yang cukup terjal. Setelah sampai di spot foto, kami langsung ditampar dengan dua pemandangan yang membayar lunas lelahnya perjalanan tadi.

Jika menghadap atas, tampak air terjun bertingkat-tingkat disertai bebatuan yang membuat air mengalir berbelok-belok. Jika menghadap ke bawah, kami melihat laguna-laguna dan laut serta pulau-pulau kecil lain di seberang.

Air Terjun Temburun tampak dari bawah
air terjun tampak dari bawah
Air Terjun Temburun tampak dari atas
dari atas terlihat laguna

Setelah puas dengan Air Terjun Temburun, keesokan harinya kami berniat menyeberang menuju pulau kecil tak berpenghuni yang sering dikunjungi wisatawan lokal untuk renang di sekitar pantai. Yaps, setelah berkeliling Pulau Tarempa dan tidak mendapatkan pantai yang menarik untuk berenang-renang, akhirnya kita menyeberang ke Pulau Temawan.

Sebuah pulau kecil tak berpenghuni di sebelah timur Pulau Tarempa. Menurut informasi warga sekitar, pulau ini sering dikunjungi masyarakat Tarempa jika malam takbiran dan malam tahun baru. Perjalanan dari Pulau Tarempa ke Pulau Temawan menggunakan speedboat dengan jarak tempuh sekitar 30 menit. Kami menyewa speedboat berkapasitas 8 orang dengan biaya 500.000 rupiah.

Ada dua cerita lucu dan mengejutkan saya selama perjalanan ke Pulau Temawan.

Pertama, saat bersiap berangkat menaiki speedboat, sopir yang akan mengantarkan kami tidak kunjung datang. Usut punya usut, setelah kita tanya ke petugas pelabuhan, handphone milik supir speedboat kecemplung ke laut. Jadi bapaknya menyelam mengambil handphone-nya dahulu.

Serampung bapaknya siap di speedboat, kami konformasi ke bapaknya dan memang benar, beliau habis mengambil handphone-nya yang tenggelam. Dan hebatnya, handphone tersebut masih berfungsi dengan normal. Heheu.

Kedua, selama perjalanan supir speedboat ini bercerita, dia pernah mengantar wisatawan asing dari Tarempa ke Pulau Natuna dengan waktu tempuh 8 jam perjalanan. Saya terkejut, karena di peta pun, Kepulauan Anambas dan Natuna jauh sekali. Dengan perjalanan melewati laut-samudra (Laut China Selatan) dan hanya menggunakan speedboat, apa tidak setor nyawa itu namanya jika terkena ombak yang tinggi di tengah lautan lepas. Dalam benak saya, perjalanan tersebut akan jauh lebih aman dengan menggunakan kapal besar atau Kapal Feri, apalagi dengan wisatawan asing. Hihiii.

Peta Kepulauan Anambas dan Natuna
Peta Kepulauan Anambas dan Natuna

Tidak lama setelah terkejut dengan cerita pak supir speedboat, akhirnya kami sampai di Pulau Temawan. Hanya saja, kami satu-satunya pengunjung di pulau tersebut. Luas pulau ini kira-kira cuma sebesar satu RT. Bisa dikelilingi dengan jalan kaki. Akan tetapi, pesona lautnya wuuuh sekali, pulau-pulau lain tampak banyak sekali mengelilingi pulau ini.

Pesona Pulau Termawan

Kami berenang-renang menikmati air laut yang tenang yang tidak kami temukan di Pulau Tarempa. Lalu berjalan menuju ujung pulau, dan mencari spot untuk berswafoto. Setelah hampir 3 jam kami di pulau ini, dan hari sudah semakin sore, kami kembali ke Pulau Tarempa dan bergegas packing untuk pulang ke Jakarta keesokan harinya. Sekian perjalanan kami di Kepulauan Anambas. Sampai bertemu di pulau-pulau lainnya.[]

Baca Juga Artikelku tentang Pengalaman di Kepulauan Anambas : Pesona dan Kuliner Kepulauan Anambas dan Perjalanan Menuju Tarempa, Kepulauan Anambas

Juga artikelku tentang Kota Kupang : Serba-Serbi Kota Kupang dan Berkelana di Kota Kupang

 

Tags: air terjun temburunkelanapantaipulau temawantravellingtrip
ShareTweetSendShare
Previous Post

Mind Management

Next Post

Aku dan Impian Terbesarku: Pengalaman Tinggal di Jerman

Abdir Rohman Al-Hamdany

Abdir Rohman Al-Hamdany

dokter lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang kini sedang mengabdi di Ponpes Amanatul Ummah dan Internship di Puskesmas Pacet, Mojokerto. Fans Juventus sejak masih sperma.

Artikel Terkait

Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
Kelana

Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi

9 Agustus 2025

Narasi canggih soal kopi di coffee shop terdengar terputus dari asalnya: alas. Rasa yang belum menyatu itu menyembulkan sebuah ide...

Menjajaki Belanda: Dekapan Mimpi yang Jadi Nyata
Kelana

Menjajaki Belanda: Dekapan Mimpi yang Jadi Nyata

5 Juli 2022

Belanda, mungkin negeri ini tidak asing bagi orang Indonesia mulai dari yang tua sampai yang muda. Terlebih bagi saya. Dalam...

Perbedaan Sikap dan Budaya Orang Jerman dan Indonesia
Milenial

Perbedaan Sikap dan Budaya Orang Jerman dan Indonesia

24 Maret 2022

Sebelumnya saya pernah menulis tentang bagaimana proses panjang perjuangan menuju Jerman dan menjalani kehidupan di sana--teman saya juga pernah menuliskan...

Proses Menuju dan Lika-Liku Menjalani Hidup di Jerman
Kelana

Proses Menuju dan Lika-Liku Menjalani Hidup di Jerman

17 Desember 2021

The Law of Attraction atau mungkin juga berkat dari Tuhan. Ini adalah yang aku rasakan setelah aku bisa menginjakkan kaki...

Comments 2

  1. Ping-balik: Wisata di Tarempa - Perjalanan Menuju Tarempa, Kepulauan Anambas
  2. Ping-balik: Pesona dan Kuliner Kepulauan Anambas - Metafor.id

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Gambar Artikel Bahagia Menurut Aristoteles

Bahagia Menurut Aristoteles

28 Desember 2020
Ada Nafas Sahara di Hutan Amazon

Ada Nafas Sahara di Hutan Amazon

30 April 2023
Gambar Artikel Syafaat Rasul Menurut Abu Mansur al-Maturidi

Syafaat Rasul Menurut Abu Mansur al-Maturidi

3 Desember 2020
Latu

Latu

18 Maret 2021
Balada Mobile Legends

Balada Mobile Legends

22 Februari 2021
Pada Suatu Kangen dan Kontradiksi Interminus

Pada Suatu Kangen dan Kontradiksi Interminus

6 Agustus 2021

Jalan Sunyi dengan Ribuan Bunyi

24 Oktober 2021
Gambar Artikel Kumpulan Lagu dan Playlist Musik di Warung Kopi

Warung Kopi dan Playlist Musiknya

11 Maret 2021
Pembaharuan Pendidikan Muhammadiyah di Indonesia: Refleksi Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan

Pembaharuan Pendidikan Muhammadiyah di Indonesia: Refleksi Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan

11 Februari 2021
Gambar Artikel Air Terjun Temburun dan Pulau Temawan

Air Terjun Temburun dan Pulau Temawan

28 November 2020
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab
  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata
  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (212)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (140)
    • Resensi (18)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.